02. Drunk

683 19 11
                                        

"Serius? Kalian putus?"

"Hm."

"Kapan?"

"Sebulan yang lalu."

"Oh, wow!"

Antara terkejut tetapi juga sulit dipercaya, dua rekan kerja Baekhyun yang membantunya mengelola Perusahaan, Kim Jong Dae dan Kim Minseok. Pasangan kekasih yang mereka kira bisa bertahan sehidup semati itu, kini kisah percintaan mereka kandas dengan alasan yang belum mereka ketahui.

Malam ini, ketiga pria perjaka tersebut tengah berkumpul di kediaman Baekhyun, mereka memilih lokasi di belakang rumah yang tersedia kolam renang dengan minuman berwarna ungu serta beberapa camilan juga buah-buahan. Perkumpulan ini tak jarang mereka adakan guna merelaksasikan otak dengan sedikit bersantai setelah sepanjang hari dipusingkan oleh aktivitas yang begitu padat.

Percayalah, meski telah berusia kepala tiga, namun satu pun dari laki-laki berwajah remaja tersebut belum ada yang melepas masa lajang. Meksipun Jong Dae telah memiliki seorang tunangan, namun rencana pernikahan masih belum terdengar kapan dipastikan. Andai Baekhyun memiliki kekasih yang sepaham seperti kekasih Jong Dae. Hubungan mereka pasti akan baik-baik saja hingga detik ini.

Ah, sudah lah.

Tak ada gunanya berandai-andai.

"Omong-omong, apa yang membuat kalian putus?" Kali ini, Minseok yang bertanya.

Masalah tidak cocok, mustahil mereka percaya. Minseok dan Jong Dae lebih tahu, perasaan Baekhyun teramat tulus untuk Kara. Begitupun Kara yang mereka tahu, gadis itu bisa dibilang cinta mati padanya. Namun, begitulah takdir. Tak ada yang mampu menerka apalagi menentangnya.

Tidak peduli suasana hati Baekhyun masih dilanda kegalauan, namun laki-laki itu sangat bisa menguasai keadaan seolah dirinya baik-baik saja, termasuk bagaimana ia menanggapi kerabat-kerabatnya yang telah dianggap seperti saudara. Kini, ia menghisap rokok elektroniknya sebentar, dan menghembuskan asapnya.

"Dia menginginkan sesuatu yang tidak bisa ku berikan. Yeah, kalian tahu lah, perempuan. Mereka cemburuan, walau tidak semua. Ajaibnya, mereka lebih menyiksa diri dengan menyimpan perasaan itu rapat-rapat dan dalam jangka waktu yang begitu panjang. Lalu akan mereka lampiaskan pada kita para lelaki, yang sama sekali kita tidak akan bisa siap menerimanya. Wah, luar biasa sekali 'kan, para perempuan ini?" Baekhyun berdecak berturut-turut.

Jong Dae tampak tertawa. "Percayalah, Minji juga begitu. Apalagi jika sudah mengomel, bisa berjam-jam. Tapi, tidak pernah ada pertengkaran yang akan menjurus pada kata perpisahan."

"Karena Kara bukan Minji. Andai Kara begitu." Baekhyun mendengus sebentar dan menghisap rokok elektroniknya lagi. Suatu kebiasaan yang hanya orang-orang tertentu yang mengetahuinya. Katakanlah, ia perokok aktif, namun hanya sesekali jika menggunakan tembakau.

Di saat yang bersamaan, ponsel yang ia letakkan terbalik di atas meja, tanpa permisi membunyikan deringnya yang nyaring.

Terpampang sebuah nama yang masih Baekhyun koleksi di ponselnya, memanggil. Jantung Baekhyun sontak berdegup tidak karuan.

Baekhyun tidak mau kepedean. Bagaimanapun, Kara juga salah satu staff yang mengabdi di Perusahaannya. Walau pun jarang gadis itu menghubunginya untuk urusan pekerjaan. Kecuali sekarang, setelah mereka sudah menjadi mantan.

Baekhyun lekas menjawab panggilan masuk dari mantan kekasihnya. Sedangkan Jong Dae dan Minseok tampak belum menyadari temannya itu sedang menerima telepon dari siapa.

"Hallo?"

"Maaf, apa kau kenal dengan gadis pemilik ponsel ini?"

Tentu saja suara seorang laki-laki di seberang sana tidak segera menyebutkan nama Baekhyun, sebab Kara memberi nama Baekhyun di ponselnya dengan sebutan My Boy.

AFTER WE BROKE UP | BBH [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang