Bayangan yang Retak

3 0 0
                                    

Dalam senyum yang tak lagi utuh,
Kau merajut mimpi dari serpih asa,
Namun, langit tak selalu biru,
Hujan datang tanpa suara.

Janji terucap, manis di bibir,
Tapi nyatanya, berdebu di hati.
Kau menanti matahari terbit,
Hanya mendapati malam tak kunjung pergi.

Apa salahmu, kau bertanya,
Saat angin membawa pergi harapan?
Bukankah kau sudah memberi seluruh hatimu,
Mengorbankan luka yang tertahan?

Namun, cinta tak selalu adil,
Terkadang ia pergi tanpa alasan,
Meninggalkan jejak yang tak terbaca,
Di dalam hati yang tak lagi sama.

Tapi janganlah kau tunduk dalam kecewa,
Sebab dari retak, cahaya bisa masuk.
Dan suatu hari nanti, kau akan temukan,
Bahwa hatimu lebih kuat dari segala luka.


Surakarta, Periode September 2024

Namaku PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang