Seluruh ruangan hening tak bersuara. Degub jantung para siswa seirama menyaingi hening pagi kelas Pertahanan Ilmu Hitam pada pertemuan pertama.
"Buka halaman 394!"
Seluruh siswa membuka buku tersebut dengan herannya. Bukankah kelas pada pertemuan pertama semestinya mereka mendapatkan ilmu mengetahuan yang sangatlah mendasar dari apa itu sihir hitam? dan ilmu ilmu awalnya? Minimal sekali adalah pengertian dan definisi definisi itu. Barangkali pengajar kelas itu muak sudah dengan profesinya selama ini.
"Professor Severus Snape!" ucap lantang suara seorang wanita yang tanpa aba aba memasuki ruang kelas pertahanan ilmu hitam tanpa izin dan aba aba sebelumnya. "Professor Joplin!"
Wanita itu hanya tersenyum lembut dengan tatapan sarkas tajamnya mengimbangi lawan bicaranya itu. "Apakah kau hendak memberikan contoh mengajar sebagai Professor Pertahanan Ilmu Hitam kepadaku, Professor Snape? bukankah begitu?"
Snape hanya menyeringai tipis, "Kau boleh duduk dikursi guru itu, Professor Joplin"
Wanita itu hanya mengikuti arahan dan memperhatikan lelaki itu membaur dengan kelasnya. "Apakah kalian ada yang bisa menjelaskan padaku daripada apa halaman yang sudah kalian buka?"
Tak ada satupun siswa yang menjawab. Snape benci siswa siswa bodoh seperti kelas yang diajarnya saat ini. "Ya! Tugas kalian adalah membuat resume sebanyak 3 lembar perkamen untuk pertemuan berikutnya. Tentang isi halaman tersebut, sampai dengan akhir. Werewolf!"
Para siswa mencatatkan tugasnya pada buku catatan mereka, tangan mereka bergerak dengan sendirinya menuliskan sesuatu yang tidak mereka kehendaki. "Tugas itu tidak perlu dikerjakan! kalian cukup baca halaman 1-100. Pahami! buat pertanyaan masing masing 1 soal diantara kalian semua, pertemuan depan kita saling berdiskusi!
Jangan kalian beritahu Professor Snape! ini rahasia diantara kita semua dan aku"
Seluruh siswa terbelalak dengan tulisan tersebut pada halaman buku mereka. "Kalian sudah tulis tugasnya?"
"S-sudah Professor Snape"
"Kelas dibubarkan!" Snape menutup kelas tersebut. Joplin mengedipkan satu matanya kearah siswa yang menyadari bahwa apa tindakan yang baru saja mereka saksikan adalah perbuatannya. Seluruh siswa meninggalkan ruang kelas tersebut.
Snape melangkahkan kakinya mendekati wanita itu. "Tidak semestinya kau terlambat didalam kelasmu sendiri, Ms. Joplin"
"Saya tersesat sebelu-" jawabnya yang belum usai dipatahkan dengan..
"Membaurlah dengan lingkungan barumu, jangan apatis!" Snape berlenggang pergi dengan langkahnya yang panjang.
"Idih apatis! situ kali yang apatis, dasar tua!"
Ucapnya geram tanpa memerdulikan pria itu mendengarkannya atau tidak. Lagipula memang salahnya Kastil Hogwarts itu yang sangatlah besar dengan banyaknya ruang yang berlabirin, tentu saja untuk seorang pemula yang baru menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baru itu wajar bila tersesat.
Minerva Mcgonnagal mengetahui potensi dan kepandaian wanita yang baru direkrut nya untuk mengisi posisi pengajar yang kosong dan selalu di isi oleh Snape. Ia tidak ingin membuat kawan sekaligus anak didiknya itu kewalahan terlebih selepas perang sihir usai dengan dirinya yang terluka parah meskipun waktu telah menyembuhkannya.
Sebagai seorang kepala sekolah, Minerva Mcgonnagal memerintahkan seluruh Proffessor untuk mengajar dengan metode yang mereka masing masing percaya dapat memberikan keilmuan yang terbaik untuk para siswa. Berlaku pula untuk Joplin sebagai pengajar baru. Hasil diskusi sengit dan panjang diantara pengajar sebelumnya, Severus Snape dengan Kepala sekolah menemukan hasil yang dimana Lorretha Joplin harus melewati tahapan uji coba dalam 3 bulan pertama mengajarnya didampingi oleh Severus Snape untuk meminimalisir adanya perbuatan berlawanan dengan ketentuan sihir yang semestinya dan membahayakan siswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINE WINE | SEVERUS SNAPE
Random"Severus! kau menciumku?" seruan itu menggema, gelengan kepala lelaki berparas pasi menerangkan jelasnya. Sebenarnya alasan apa yang menjadikannya seaneh itu, sampai kecup singkat melesat pada sisi wajah lembut dengan binar sayu itu? . . start : 15...