[ KAVIN 43. ❥ UJIAN AKHIR, KETAHUAN? ]

321 27 29
                                    

HAI SEMUA AKU KEMBALI LAGI MAAF MINGU KEMARIN NGK UP 🥹 SEMOGA KALIAN NGK MARAH YAA 🙃

JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMEN DAN VOTE 🥰

✨ SELAMAT MEMBACA ✨

43. UJIAN AKHIR, KETAHUAN?

Hari dimana semua siswa siswi akan bergulat hebat dengan tekanan nilai dan juga menguji kemampuan mereka di setiap mata pelajaran yang sudah mereka pelajari selama satu tahun ini, juga kegiatan yang bisa mengubah posisi status mereka dengan menaiki satu tangga lagi atau lepas dari area sekolah untuk selamanya akhirnya tiba.

Papan pengumuman yang ada di lantai satu dekat dengan ruang guru menjadi sorotan setiap murid saat ini, mereka sedang melihat lembar kertas di mana posisi ruang berapa yang akan mereka tempati untuk ujian akhir hari ini yang berlaku untuk setiap siswa siswi kelas X dan XI, dan ruang lab komputer yang akan di tempati untuk ujian akhir sekolah bagi kelas XII.

"Kita ruang dua puluh Jia, ih jauh banget di gedung belakang," gerutu Elise menggoyangkan lengan Jia.

"Duh, iya lagi kenapa harus ruang dua puluh sih ...," timpal Jia ikut kesal.

"Kita ruang mana Putri?" tanya Tasya menoleh Putri yang ada di sampingnya.

Belum sempat Putri menjawab suara seseorang yang baru saja datang menyahut lebih dulu sambil menerobos masuk ke dalam gerombolan siswa siswi yang masih melihat papan pengumuman itu.

"WOY MINGGIR WOY... YANG UDAH SELESAI LIHAT MUNDUR GANTIAN!" suara teriakan dari Putra membuat siswa siswi seketika memberi jalan kepada segerombolan cowok itu ada juga yang langsung menjauh pergi dari tempatnya.

Keduabelas cowok itu menerobos hingga berada di bagian depan papan pengumuman.

"Selamat pagi buketua," sapa Putra ke Tasya. "Pagi Bu wakil, udah sembuh nih?" beralih menoleh Putri.

"Pagi, udah Kak," jawab Putri singkat.

"Pagi Kak Utara," balas Tasya. "Kak Kavin!" berjalan mendekati Kavin dan memeluk tubuh cowok itu dari samping.

Kavin tersenyum sambil mengusap puncak kepala perempuan kecilnya dengan lembut. "Sorry gak anterin kamu,"

"Gak pa pa kan ada Putri," Tasya tersenyum hangat kepada Kavin.

Tadi waktu di parkiran Kavin di panggil Pak Bambang ke ruang guru untuk mengatur anak junior team futsal menentukan ketua team karena sebentar lagi team senior yang di pimpin oleh Kavin dan Galen akan lulus.

"Vin, Gal, Sal, Cak, Dit, Kris lo ber-enam di lab komputer IPA kelas X," ujar Putra membaca kertas pengumuman posisi kelas.

"Sisanya, di lab komputer Bahasa kelas XI," sahut Yogi setelah ikut membaca tulisan kertas itu.

"Njir! gila jauh banget jaraknya posisi lab kita," celetuk Krisna terkejut.

"Jauh dari mana, cuman ke pisah belokan doang, suara lo juga masih bisa kedengeran dari tempat gue, lebay banget lo," balas Marvel meraup wajah Krisna kasar.

"Bangsat lo! hidung gue ilang njir," kesal Krisna memegangi hidungnya.

Marvel hanya menggedikan bahunya tidak peduli.

"Ruang mana?" Tanya Kavin menoleh Tasya yang masih memeluknya dengan erat.

"Ruang dua puluh satu di kelas X bahasa 2," jawab Tasya mendongak menatap Kavin. "Jauh ya dari ruangan Kak Kavin?" tanyanya nada sedikit lirih.

Kavin menggelengkan kepalanya, "Gak ada yang jauh buat aku bisa ketemu kamu terus," tuturnya serius.

Tasya semakin melebarkan senyumnya sambil mengangguk antusias.

KAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang