'Dia' masih duduk disana. Duduk diatas lemari pakaian sambil menopang dagunya dengan tangan yang bertumpu diatas paha.
Baju yang robek, dan celana yang juga robek, sebelah wajahnya terdapat beberapa luka dan darah, kedua matanya menatap langsung ke arah Dara yang masih terus berusaha tidur dibawah selimutnya.
'Dia' terus mengawasi Dara.
Dara berusaha mati-matian untuk kembali tidur meskipun aroma parfum Yuji masih terus tercium indera penciumannya. Tubuhnya bergetar dibarengi jantung yang berdegup kencang.Jujur saja Dara memang ketakutan saat ini karena mengingat Yuji yang sudah empat puluh hari telah tiada. Namun tak seperti biasanya, malam ini tiba-tiba saja dia merasakan kehadirannya.
Dara terus memanjatkan doa. Diulanginya berkali-kali hingga mulut itu lelah dan kedua mata yang kembali mengantuk dan akhirnya Dara pun tertidur dengan sendirinya.
Sementara itu 'dia' masih terus duduk diatas sana, kini sambil tersenyum dan menguncang-uncang kakinya. Sepersekian detik kemudian 'dia' pun melompat dari atas lemari. 'Dia' berdiri tepat di depan ranjang Dara.
'Dia' berjalan menuju saklar lampu dan langsung mematikannya. 'Dia' masih ingat jika perempuan itu tak bisa tidur dalam keadaan lampu menyala, makanya 'dia' pun langsung mematikannya. Setelah itu 'dia' pun kembali menghampiri Dara.
'Dia' menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh perempuan itu, lalu mendekatinya. 'Dia' mengamati wajah pulas itu sambil sedikit membelainya.
'Dia' pun tersenyum.
"Aku kangen sama kamu" Bisiknya tepat di telinga Dara.
"Hah!!!" Dara spontan membuka kedua matanya.
Suara bisikan itu terasa begitu nyata di telinganya. Dara makin kaget lagi ketika keadaan kamarnya sudah kembali gelap karena seingatnya dia memang sengaja tak mematikan lampu kamarnya. Ditambah lagi hujan diluar sana masih begitu deras.
Pandangan Dara pun menjelajah.
Kamar yang gelap, juga selimut yang sudah turun hingga ke pinggangnya membuatnya mencoba menelan ludahnya susah payah."Kok kamu bangun sih, sayang?" Bisiknya lagi tepat di telinga Dara yang membuat bulu kuduk Dara meremang.
Dara menolehkan kepalanya perlahan, tak ada siapapun disana. Namun parfum itu masih terus tercium, bahkan terasa begitu dekat. Dara kembali mencoba menelan salivanya sambil menggosok-gosok lengannya ketika bulu kuduk itu masih terus meremang.
Sementara di samping Dara memang ada sesosok lelaki yang sedari tadi memperhatikannya. 'Dia' yang sedari tadi duduk memperhatikan di atas lemari, kini 'dia' duduk tepat di samping Dara sambil memandangi perempuan itu.
Sadar dengan rasa takut yang tak kunjung hilang. Dara pun menarik tubuhnya ke tepi ranjang dan meraih tongkatnya. Dia beranjak, lalu berjalan tertatih dengan bantuan tongkat menghampiri saklar lampu dan kembali menghidupkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEHIDUP [TAK] SEMATI [ON GOING]
HorrorSaat tujuh hari menjelang pernikahan, Dara dan Yuji yang sudah merasa bahwa persiapan pernikahan mereka sudah sampai di 95%, mereka pun nekat pergi ke Pulo Cinta yang berada di Gorontalo untuk survey tempat honeymoon tanpa sepengetahuan orang tua me...