Destroyed.

632 74 48
                                    

Hinata terbangun dengan mata sembab, ia terdiam sejenak menatap langit-langit kamar, lalu menarik napas dalam dan membuangnya perlahan "sial" umpat nya kesal seraya meremas baju di dada.

Sungguh dada nya terasa sesak dan seperti di remas kuat-kuat, sakit sekali.

Ia lalu meringkuk ke samping dengan jemari yang semakin mencengkram erat dada nya yang masih saja terasa sesak.

Air mata kesedihan pun menetes, dan dengan perlahan mulai membasahi bantal di ikuti suara isak tangis yang tak dapat di tahan nya lagi.

Hubungan yang telah di jaga nya selama empat tahun belakangan kandas sudah akibat orang ketiga.

"Ting!"

Suara dentingan dari pesan masuk pun mengalihkan atensi Hinata, ia mengusap kasar air mata nya, lalu mencari keberadaan benda pipih tersebut.

Hinata membuka pesan yang berasal dari teman satu fakultas nya, yang mana teman tersebut mengirimkan satu buah foto yang memperlihatkan sang mantan kekasih sedang tertawa sumringah bersama teman-teman nya.

-Gaara-
Lihat bahkan senyum nya cerah sekali!

Hinata mengernyit, lagi-lagi Gaara mengirimkan foto Naruto, selama satu minggu penuh lelaki itu selalu mengirimkan foto sang mantan kekasih, namun Hinata tak menggubris dan menganggap bahwa Gaara hanya sedang bersikap peduli pada nya.

Gadis itu pun tersenyum sendu melihat setiap foto yang menampilkan potret lelaki itu sedang tertawa. Dada Hinata kembali sesak, pria itu sangat mudah melupakannya sementara disini dirinya nyaris gila merindukan dan menangisi kenangan-kenangan mereka.

"Ddrrt ddrrt"

Hinata menatap sendu layar ponsel nya yang kini menampilkan nama Sakura, sahabat terbaik nya yang selalu mencecar nya dengan ratusan pesan serta ratusan panggilan yang selama seminggu ini di abaikan nya.

"Hinata!" Diseberang sana, Sakura begitu lega sebab akhirnya Hinata mengangkat telpon nya.

"Hmm?" Gumam Hinata dengan suara serak.

"Astaga kau menangis!?" Tanya Sakura dengan sedikit berteriak dari seberang sana.

"Hmm" jawab Hinata lagi, begitu malas berbicara banyak.

"Sialan! Kau dimana? Kenapa tak pernah mengangkat telpon ku ha! Kenapa menghilang dan tak memberi kabar!" Cecar Sakura begitu geram dengan tingkah kekanakan Hinata.

"Sudah ku bilang di rumah teman" jawab Hinata sekena nya.

Minggu lalu, ia telah memberitahu pada Sakura bahwa ia akan pergi menginap ke rumah teman yang Sakura tidak kenali, ia juga enggan memberitahu alamat teman tersebut sebab sebetulnya ia tak kemana-mana, ia hanya ingin menenangkan diri sendirian tanpa di ganggu siapa pun.

"Sudah cukup satu minggu kau bolos kelas, jangan bodoh dan bersikap kekanakan seperti ini Hinata!" Omel Sakura masih sangat kesal, tak tahu kah Hinata setiap hari ia selalu merasa cemas dan khawatir sebab tak mengerahui kabar Hinata.

Di sisi lain, hal itu lah yang menjadi alasan Hinata mengasingkan diri, sang sahabat yang terlalu peduli sering kali membuat nya pusing setengah mati lantaran mendapat omelan panjang yang terkadang pedas menusuk ke ulu hati nya.

Bukan nya menjadi tenang, Hinata malah merasa semakin kalut mendengar omelan sang sahabat, dan Hinata juga muak mendengar Sakura yang terus membela sang mantan kekasih dan berkata betapa putus asa nya lelaki itu, namun ia lebih mempercayai apa yang di lihatnya, yaitu foto-foto lelaki itu yang tampak bahagia setelah lepas dari dirinya.

Can I Stay With You? -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang