Surrender or Persevere?

419 62 53
                                    

Dada Naruto naik turun, kekesalan nya pada Shion sudah di ujung tanduk, ia pun melepas pelukan itu dengan satu kali hentakan hingga gadis itu terdorong dan tersungkur ke tanah, gadis itu pun meringis kesakitan.

"APA YANG KAU LAKUKAN BRENGSEK!!!" Hardik Naruto penuh amarah membuat Shion membeku ketakutan melihat Naruto yang tampak begitu menyeramkan, ia menunduk takut dengan tubuh yang gemetar sambil mencengkram lutut nya yang berdarah.

Sementara makian menggelegar itu membuat para mahasiswa yang berada di dekat sana ikut terkejut hingga semua mata memandang takut kearah Naruto, tak terkecuali Hinata yang berhenti sejenak lalu kembali melangkah, ia tak dapat mencerna dengan baik lagi keadaan, yang ia tahu kini dirinya hanya ingin cepat-cepat menjauh.

Tak ingin hubungan mereka semakin runyam, pun Naruto berlari menghampiri Hinata.

"Hinata" Naruto menghadang langkah Hinata hingga gadis itu terhenti, tak ingin ambil pusing, "permisi" ucap Hinata cepat dan kembali melangkah tergesa, sebisa mungkin menjauh dari Naruto.

Tak tinggal diam, Naruto pun meraih dan menarik tangan Hinata.

"Ikut dengan ku" ucap lelaki itu begitu dingin.

Tak terima, Hinata pun meronta, ia marah di tarik paksa seperti ini "Hey! Kau— lepaas! Naruto!" Teriak nya kesal sambil berusaha melepaskan tangan lelaki itu dari tangan nya.

Naruto menghela napas dengan berontakan gadis itu, tak ingin membuat tangan Hinata cidera, ia pun beralih menggendong Hinata dengan mudah. Membuat suasana seketika menjadi riuh, semua mata yang memandang mereka pun heboh menyoraki keduanya.

"Apa yang kau lakukan!" Pekik Hinata terus meronta dan memukul-mukul dada Naruto.

Wajah Naruto masih mengetat dan memerah tampak menahan amarah, sungguh Hinata melihat aura kemarahan yang sangat besar dari pancaran mata Naruto, membuat nya meneguk ludah dan berhenti memberontak.
.
.
"Aku tidak berselingkuh" ucap Naruto membela diri, sungguh ia sadar bahwa ini sangat terlambat namun ia tak peduli.

Kening Hinata pun mengernyit mendengar pembelaan yang telah terlambat tersebut "tidak penting" ucapnya dengan suara dan wajah dingin.

Keduanya kini telah berada di taman belakang gedung yang sepi, hanya ada mereka berdua disana.

"Aku bersalah karena saat itu pergi begitu saja, dan aku juga minta maaf karena selama ini abai pada perempuan-perempuan itu, aku berjanji tidak akan membiarkan gadis mana pun nenyentuh ku selain dirimu" Naruto meraih satu tangan Hinata dan langsung di tepis kasar oleh gadis itu.

Hinata mendengus "Kita sudah selesai dua minggu lalu, ini sangat terlambat" ucap nya masih dingin tak ingin menatap Naruto.

"Aku tidak pernah menyetujui permintaan konyol mu itu Hinata"

"..."

Diam nya Hinata membuat Naruto begitu frustasi, lalu ia teringat akan sesuatu "Ini semua rencana teman mu" ucap Naruto dengan mata yang terus menatap lekat Hinata.

"Teman?" Ulang Hinata tak mengerti.

"Teman tanpa alis mu, saat itu kau memberi tahu nya kan bahwa kita akan bertemu disana?" Tanya Naruto kali ini dengan nada lembut, ia tak ingin Hinata merasa di sudutkan dan nanti malah semakin marah pada nya.

Hinata pun menatap Naruto dengan wajah bertanya-tanya, satu orang pun terlintas di benak nya "Gaara?" Tanya Hinata yang akhirnya membalas tatapan nya.

Naruto mendengus mendengar nama itu, wajah nya pun berubah masam. Hinata selalu cemburu pada gadis yang mendekati dirinya, tapi dia malah membiarkan lelaki lain mendekat, apa Hinata tidak sadar bahwa ia juga cemburu?

Can I Stay With You? -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang