Nia pov
Nama ku nia, aku sudah menikah dengan suami ku selama dua bulan ini. Kami masih tinggal dengan mertua ku, bukan tak punya uang tapi ibu mertua ku lah yang tak ingin kami pisah. Suami ku yang sangat berbakti pada orang tua hanya menurut saja tak perduli walau aku tak suka. Ia berkerja dipelayaran.
Ibu mertua ku baik, tapi sebaik-baik nya mertua pasti akan cerewet juga. Sementara ayah mertua, adalah orang yang irit bicara dia jarang berbicara dengan ku kecuali ada hal penting. Hal ini lah yang membuat ku segan untuk memulai pembicaran dengan nya. Dan jangan lupakan mata nya yang selalu menatap tajam diriku.
Usia ku dan suami ku hanya terpaut satu tahun, ia lebih tua. Aku 20 tahun dan ia 21 tahun. Kami menjalin hubungan cukup lama.
Pekerjaannya membuat ku yang baru ia nikahi dua bulan ini harus ditinggal, ia tidak bisa membawa ku.
Sore ini adalah hari keberangkatannya, aku tidak bisa ikut mengangantar nya karna di rumah ibu sedang mengadakan acara arisan dengan teman-teman. Sebagai menantu yang baik aku ikut membantu-bantu.
"nia" panggil ibu dari ruang tamu, tempat nya mengadakan arisan.
Dengan cepat aku menghampiri ibu, aku memasang senyum seanggun mungkin saat melihat teman-teman ibu.
"iya buuu?" jawab ku saat sampai di hadapan ibu.
"sini duduk nak" ajak ibu menepuk tempat di samping nya.
Dengan perlahan ku darat kan bokong ku di sisi nya.
"ini loh ibu-ibu mantu saya" perkenalkan ibu pada mereka. Dengan senyum ramah aku mengangguk kan kepala.
"oh ini cantik yah, pinter aldi cari istri" sahut ibu rt—teman ibu.
Aldi nama suami ku.
"cantikan juga lastri"sahut ibuk berpakain glamor. Mereka hanya mengabaikan saja ucapan nya.
"iyah sopan lagi, tadi di belakang ikut bantu-bantu" sahut ibu-ibu yang lain.
"oh iyah udah berapa lama kamu sama aldi?" tanya ibu yang pakaiannya paling gelamor dari yang lain nya.
" dua bulan tante" balas ku.
"belum hami-hamil juga yah. Padahal anak saya lastri udah hamil. Kan lebih dulu kamu yang nikah sama aldi" ucap nya. Dari nada bicara nya ia meledek diri ku yang belum mengandung. Hei! Kami baru menikah dua bulan bukan dua tahun.
"anak lo hamidun kali"ucap ku dalam hati.
" belom rejeki mungkin tante" balas ku ramah, walau aku ingin menarik kalung besar imitasi yang ia pakai.
"eh tapi, bukan nya lastri hamil duluan yah mbak" tanya ibuk satu nya.
Skmat. Dalam hati aku tertawa kencang. Wajah nya langsung berubah pias.
" udah-udah ibuk-ibuk, kita lanjut aja lagi. Habis ini mau di rumah siapa?" buk rt menengahi.
"bu nia kekamar yah" pamitku.
Ibu mengangguk.
••••••
Malam ini rumah begitu sepi, sudah hampir tiga minggu aku ditiggal kerja oleh aldi.
Ibu dan ayah juga sedang pergi ke acara nikahan sepupu aldi. Aku sendirian. Jam sudah menunjuk kan pukul sembilan malam. Saat akan mengunci pintu kamar aku mendengar suara ketukan pintu.
Menjawab rasa penasaran ku, ku putuskan membuka pintu utama.
Saat membuka pintu aku benar-benar terkejut sosok ayah menjulang tinggi di hadapan ku aku seperti berhadapan dengan raksasa entah badan ku yang terlalu kecil atau badan ayah yang terlalu besar.