Gemuruh hebat yang tersimpan dalam kepalaku, telah menghancurkan seluruh taman-taman indah yang sudah kujaga selama ini
Kisah kita telah terjadi tanpa kata selesai, bermulanya pun dengan sebuah perasaan yang sangat seadanya. Pada akhirnya kisah kita tanpa arti, bahkan kisah aku dan kau tidak dapat dimaknai dengan sempurna. Hingga pada akhirnya kau menemukan aku dalam keadaan kalah, pada banyak juang yang kukira; aku tidak akan pernah mengenal kata menyerah. Gores tawa yang kau bawa pada awalnya, kini sudah berubah menjadi sebuah perasaan kecewa.
"Rasaku ada, namun ternyata rasamu yang tanda tanya"
Haruskah cerita aku dan kau ini diberi judul "tanda tanya" ? Kini aku dan kau telah saling menjauhi, berpaling, seakan sebelumnya kita berdua adalah dua orang asing yang tak pernah bertemu di bumi ini. Kamu ciptakan alur cerita yang dimana berisi sengaja aku menjadi manusia yang satu-satunya kamu hindari dalam hidupmu.
Tetapi percayalah, jauh dari kenyataan; kamu masih tersimpan pada bagian doa-doa malamku yang masih aku semogakan. Kau masih nyata dalam kehilangan, bahkan kau tetap akan menjadi satu insan yang termaknai sebuah tanya dalam hidupku tanpa pernah mendapatkan jawaban hingga sekarang. Terbiarkan menggantung dan sengaja dibuat tanpa penjelasan.
Dapatkah kau memberikan sebuah kejelasan untuk akhir dari kisah ini? Agar setidaknya pengharapan yang telah tercipta, tak mengharap sebuah balasan yang tak sesuai pada realitanya. Sebuah kata akhir yang terucap dari mulutmu, sudah dapat membuat badai dalam kepalaku reda. Gemuruh yang aku cipta, telah tenggelam bersamaan dengan kasih yang tak berujung menjadi kisah.
Sebuah cinta yang telah aku cipta, tak diserahkan oleh metra dan aksara, bahkan sangat sulit untuk dapat ditemukan alasannya. Namun satu hal yang pasti, janitra; Kalbu dalam diriku ini selalu bergelora acap kali aku dan kau saling berbincang walau hanya sebatas lewat perantara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Terakhir Untuk Helena
Short StorySebuah catatan perihal bagaimana akhir yang memeluk lara. Helena kau yang telah bersemi sedari dulu dalam hatiku, justru kau tumbuh menjadi duri yang tajam yang menusuk segala rongga dalam hatiku. Kau ciptakan mawar yang teramat tajam dalam dadaku...