Bab 1

8 1 0
                                    

"Ya ampun, karena aku mau pindah ke Jakarta aku harus berurusan dengan ayahku."
Nathan mendesah, mengenakan seragamnya. Lalu ke ruang makan. Di sana sudah tersedia makanan yang ia buat sendiri.
"Untung saja aku jago masak." Nathan tersenyum.

"Aku mau jadi penyanyi, ayahku memberiku syarat." Nathan cemberut mengingat perkataan ayahnya.

Nathan segera berangkat ke sekolah menengah barunya menggunakan mobilnya, ia terkesima melihat gerbang masuk sekolahnya. Gerbang berwarna hitam bertuliskan "SMA GOLD SYMPHONY NUSANTARA" dengan warna emas serta partitur dan alat musik dalam huruf nama sekolahnya.

"Wah...keren banget nih." Nathan tersenyum melihat gerbang sekolahnya. Lalu masuk ke dalam sekolah dan memarkirkan mobilnya.

"Aku harus segera masuk." Nathan berlari dengan riang. Bel tanda masuk kelas pun berbunyi.

"Hai, namaku Nathan, senang bertemu denganmu." Semua orang, termasuk perempuan, terpesona melihat wajah Nathan.  Nathan memang tampan dan lucu saat tersenyum. Banyak orang memuji wajahnya di mana pun ia berada. Senyum dan tatapan yang jarang dimiliki orang lain itulah yang diucapkan orang-orang saat bertemu.

"Baiklah, Nathan, kamu duduk di dekat jendela," kata Bu Mina. Nathan mengangguk. Nathan pun duduk

Saat istirahat, semua orang menghampiri Nathan.

"namaku Clara, dan ini temanku Mira." Mereka berdua memperkenalkan diri terlebih dahulu, yang pertama berambut pendek bergelombang, yang kedua berambut panjang dan gayanya sangat feminin.

"Menurutmu Matematika sulit nggal?"

"Tidak juga, menurutku Matematika adalah pelajaran yang sangat menyenangkan dan mudah."

"ITU MENURUTMU."

"Benarkah? Gampang kok."

"La-" ucapan salah satu siswa terhenti karena Nathan berdiri dari tempat duduknya

"Lebih baik kalian mengerjakan hal lain, aku mau jalan-jalan di sekolah, kalau ada yang mengajakku jalan-jalan aku bisa jalan sendiri." Ucapanku membuat semua orang terdiam pelan tapi tegas.

"Ayo bubar semuanya." Clara membubarkan orang-orang yang masih terdiam.

"Mira, ayo pergi, wah, ada apa nih, ternyata ada yang sedang jatuh cinta." Clara melihat Mira masih menatap Nathan hingga keluar kelas dan menggodanya

"Ah, nggak, cuma..." Mira malu saat sahabatnya tahu

"Gue tahu cinta kan? gue udah kenal sifat lo dari kecil Mira, yuk ke kantin."

Clara mengajak Mira keluar kelas menuju kantin.

"Akhirnya gue terbebas dari pertanyaan-pertanyaan itu." Nathan berkeling sekolah sendirian.

Tiba-tiba ada yang menabraknya yang membuat tubuhnya hampir jatuh,  Untung ada tembok yang menahan.

"Hati-hati di jalan." Siswa yang menabraknya tidak meminta maaf dan pergi begitu saja, itu membuatnya marah, tetapi menahan emosi  menyadari bahwa murid pindahan harus bersikap baik.

Karena tidak mempermasalahkan kejadian tadi ia terus berjalan mengelilingi sekolah sayangnya mengalaminya lagi. Tetapi berbeda, ada yang menolong.

"Maaf kamu baik-baik saja?" kata seorang murid yang memakai topi.

"Tidak apa-apa selain itu tidak sakit kok" kataku membersihkan debu di celanaku.

"Aku tidak melihatmu karena aku membawa banyak buku. Namaku Naufan siapa namamu?" tanya Naufan sambil tersenyum ramah.

"Namaku Nathan senang bertemu denganmu." Kemudian membantu Naufan menata buku-buku yang terjatuh dan membawanya ke kelas.

"Ngomong-ngomong kamu anggota OSIS?" Nathan bertanya dengan rasa ingin tahu, dari sifatnya, dia pasti anggota OSIS atau ketua OSIS

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Good Boy But SadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang