Gelapnya malam hari ini tak seperti biasanya. Sinar rembulan yang tertutup awan mendung, membuat sinarnya redup. Hawa dingin yang menusuk ke kulit juga membuat malam hari ini terasa berbeda. Gadis dengan rambut panjang se bahu itu berjalan menuju pintu utama, setelah ia memarkirkan mobilnya di parkiran.
"Mang ujang, ini kuncinya ya" ucapnya sambil mendekat ke arah satpam sekaligus sopir milik keluarganya.
"Iya non" jawab Mang Ujang.
"Besok pagi tolong cuci in ya mang, mau Zee bawa ke Bandung" imbuhnya meminta tolong.
"Baik siap non, lancar ya perform nya!" Ucap Mang Ujang memberi semangat.
Aziva, gadis itu hanya mengacungkan jempolnya. Tak usah heran kenapa malam-malam begini ia baru saja pulang, grub band yang ia miliki kini lagi naik daun. Banyak sekali jadwal tampil yang harus dilakukan. Tak jarang ia tidak pulang kerumah, karena padatnya jadwal.
Ceklek..
Aziva melihat sekitar, terlihat ruang tamu itu sudah gelap. Bahkan ruang keluarga juga sudah tidak ada seorang pun. Tunggu? Bukannya memang tidak pernah ada orang? Semenjak kejadian itu? Genap dua tahun lalu, kedua orang tua Aziva meninggal. Membuat semuanya jadi berbeda.
Aziva tak ambil pusing, ia maklumi karena sudah jam satu malam. Ia kembali menutup pintu utama, dan bergegas menaiki tangga menuju kamarnya. Sambil membawa gitar kesayangannya, ia berjalan menuju ruangan yang paling ia sukai, yakni kamarnya sendiri.
Cklek
"Ziv?"
Sedikit terkejut ketika ia akan masuk kamarnya, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.
"Astaga kak ghea!" Kesal Ziva.
Ternyata adalah Ghea, kakak kedua Aziva. Ghea terkekeh melihat adiknya itu terkejut.
"Ha ha ha, maaf" ucapnya sambil mendekat.
"Kakak belum tidur?" Ia bertanya sambil tak lupa, Aziva menyalami Ghea.
"Lagi banyak urusan Ziv"
Aziva hanya menganggukkan kepalanya. Ia sangat tau bagaimana sibuknya kedua kakaknya. Semenjak kepergian kedua orangtuanya, kedua kakaknya ini berkerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Walau sebenarnya uang yang di tinggalkan oleh mendiang kedua orangtuanya juga tidak sedikit, tetapi kalau tidak di imbangi dengan kerja keras, itu semua akan habis dalam waktu singkat.
"Baru perform ya?" Giliran Ghea bertanya.
"Heem, acaranya malam banget, jadi lebih dari jam dua belas deh" ucapnya.
Ghea tersenyum sembari mengelus puncak kepala adiknya "gapapa, semangat ya!"
Aziva membalas dengan senyumannya. Senyuman yang bisa menghipnotis ratusan, bahkan ribuan orang yang menonton performanya.
"Yasudah, sana gih istirahat!" ucap Ghea.
Aziva pun mengikuti apa yang kakaknya suruh. Memang ia sudah sangat capek hari ini. Kuliah, setelah itu lanjut latihan, dan malamnya perform, sungguh melelahkan.
Rencananya ia membersihkan badannya terlebih dahulu, lalu bergegas istirahat. Ia meletakkan gitar kesayangannya di tempat biasanya. Lalu menurunkan tas-tas perintilan miliknya.
Saat menaruh barangnya satu-persatu, ia melihat sepatu baru yang ia beli untuk adiknya satu-satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA Yang Hilang
Teen Fiction"aku bahkan nggak tau apa-apa dek!" "JANGAN PANGGIL AKU 'ADEK'!" - "Gimana ini kak?" "Kakak juga gatau Ge" _____________ Shania Inarta Ghea Harnata Aziva Arnata Angel Chrisnata