Chapter 6

19 5 3
                                    

Jessica telah ditangani oleh dokter. Kepala sedikit memar dan lengan kirinya mengalami retak tulang akibat benturan yang dialaminya saat ditabrak oleh motor di depan gerai Frizzy Ice Cream.

“Gimana kondisi kamu sekarang, Jess?” tanya Alexa yang baru saja masuk ke ruang rawat bersama Nasya.

“Kondisi aku baik-baik saja, Kak.”

“Tante beneran nggak apa-apa?”

“Beneran, Sya. Hanya pusing sedikit.”

“Cepet sembuh ya, Tan.”

“Iya, Sya. Makasih.”

“Oh, iya. Tadi Kakak sudah hubungi Julian dan Mama. Mereka on the way ke sini. Paling sebentar lagi sampe.”

“Hmm … kenapa Kak Alexa hubungi mereka?”

“Kok pake tanya? Mama berhak tau kondisi kamu. Kalau Julian, tadi dia nelepon ke HP kamu. Dia punya firasat buruk soal kamu. Jadi aku kasih tau deh. Ditunggu aja ya? Oh, iya ini HP kamu. Tadi suster kasih ke aku waktu kamu sedang ditangani.”

“Makasih, Kak.”

“Sama-sama.”

“Ma, Nasya laper. Pergi ke kantin yuk!”

“Hmm … bisa ditahan sebentar nggak, Sayang? Kita tunggu Oma dan Om Julian dateng dulu ya? Kasian Tante Jessica nggak ada yang jaga.”

“Lama nggak, Ma?”

“Sebentar kok.”

“Nggak apa-apa, Kak. Kakak sama Nasya ke kantin aja. Jessica nggak apa-apa sendiri di sini.”

“Beneran?”

“Iya, Kak. Nasya pasti udah laper banget.”

“Ya, udah. Aku sama Nasya ke kantin dulu. Kamu mau nitip apa?”

“Nggak, Kak. Jessica hanya butuh istirahat.”

“Oke, selamat istirahat. Aku permisi dulu.”

Alexa dan Nasya beranjak pergi meninggalkan ruang rawat Jessica. Beberapa saat kemudian. Julian dan Margareth memasuki ruangan.

“Kamu kenapa, Sayang? Kok bisa sampai ditabrak motor? Siapa yang nabrak kamu? Gimana kondisi kamu sekarang?”

“Iya, Jess. Gimana ceritanya?”

“Mama dan Julian nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja. Hanya sedikit memar dan retak tulang. Bentar juga sembuh kok.”

“Kamu ini terlalu menyepelekan. Apa yang kamu rasain sekarang?”

“Hanya sedikit pusing, Ma.”

“Yakin hanya pusing?”

“Iya, Ma.”

“Hmm … Mama harus ketemu sama dokter yang nanganin kamu. Siapa dokternya?”

“Buat apa, Ma?”

“Buat mastiin kondisi kamu, Sayang. Mama nggak mau sampai kamu kenapa-kenapa. Ini udah dicek secara keseluruhan? Kasih tau Mama siapa dokternya?”

“Dokter Lucas, Ma.”

“Oke. Julian, Tante titip jagain Jessica ya. Tante mau temuin dokternya dulu.”

“Siap, Tante. Pasti Julian jagain.”

“Makasih ya. Tante permisi dulu.”

“Iya, Tante.”

Margareth beranjak meninggalkan ruangan.

“Mama kebiasaan deh. Panik berlebihan kalau aku kenapa-kenapa. Ini ‘kan hanya kecelakaan kecil.”

Terror GamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang