Hari terakhir ospek dilaksanakan didalam auditorium, suasana yang riuh ramai menggambarkan bahagia mereka meski sudah seharian dibuat lelah. MABA dari segala prodi dan fakultas berkumpul bersama, beristirahat bersama sebelum berlanjut pada sesi terakhir. Interaksi Nindi dan teman sekelasnya pun cukup baik, mereka sudah saling mengenal satu sama lain.
Nindi menatap antusias Anya yang berlari ke arahnya,
"Apa sesi terakhir?" Tanya Nindi penasaran, Anya mengatur nafasnya sejenak lalu menatap anggota kelas sastra Inggris satu persatu."Dua perwakilan dari kita nanti dipanggil, perkenalan terus alasan masuk Sastra" ujar Anya yang masih sedikit ngos-ngosan.
"Gue mau nih maju, satu lagi dari cewek" Biru, laki-laki berbadan tinggi disamping Anya langsung menunjuk dirinya sendiri. Setelahnya acara tatap-tatapan kembali dilanjutkan sampai akhirnya tatapan penuh harap berhenti pada Nindi,
"Nin, lo sama Biru yah?" Mohon Anya dengan deretan gigi putih yang ia pamerkan, Nindi berfikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk setuju.
"Sippp, nanti pokoknya kalian maju pas Sastra Arab udah turun, oke? Perkenalan doang kok" jelas Anya yang langsung diangguki Nindi dan Biru.
"Lo jangan ngomong yang aneh-aneh ya Ru, harus ada citra baik nih kita" tukas Andhi pada Biru yang tengah menanggapi dengan muka clingy nya.
"Aman bro" jawab Biru santai.
"Oke selanjutnya untuk perwakilan kelas sastra Inggris dipersilah kan maju kedepan" intruksi Kakak tingkat sontak membuat Biru dan Nindi maju kedepan, Nindi yang sedikit gugup semakin bertambah gugup melihat Biru yang dengan entengnya melakukan flying kiss kearah mahasiswi lain. Ada berbagai ekspresi yang Nindi temukan, merasa geli dengan tatapan Biru bahkan ada dari mereka yang kelimpungan senang usai disapa laki-laki jangkung nan tampan disampingnya ini.
"Semangat sayang!!" Teriak Bagas dan Akmal bersamaan, sontak mengundang gelak tawa diseisi auditorium. Rasanya Nindi ingin menghilang melihat kelakuan teman sekelasnya.
Sudah hampir tiga menit keduanya berdiri dihadapan seluruh mahasiswa dan mahasiswi baru, tapi nyatanya Biru belum juga menyelesaikan perkenalannya. Sampai-sampai dengan terpaksa kakak tingkat yang bertugaslah yang menutup sesi Biru. Mikrofon yang semula dipegang Biru kini sudah digenggam Nindi, perempuan itu menyapu rata pemandangan auditorium tak terlewatkan sedikitpun, dengan senyum yang mengembang percaya dirinya kembali sudah.
"Saya Nindira Ayu, biasa dipanggil Nindi. Prodi sastra Inggris, berada di kelas sastra Inggris bersama Biru dan teman teman saya yang ada disana-" Nindi menunjuk Adit dan yang lainnya, setelahnya tak terdengar apapun selain teriakan Akmal dan Bagas.
"Sastra itu istimewa, seistimewa Yogyakarta. Harsaku ada di sastra, karna cintaku tertuang dalam bentuk frasa." Entah apa yang ada difikiran Nindi, mengungkapkan ulasan yang mungkin ada diluar konsep mereka berdiri disini. Namun setelahnya ada riuh tepuk tangan untuk kalimat Nindi barusan dan juga mengakhiri sesi Nindi dan Biru diatas panggung. Nindi turun dari panggung dengan perasaan lega, akhirnya ospek ini usai.
"Nindira Ayu, Nindi" batin seseorang dalam hati, menyebut kembali nama Nindi dengan kupu-kupu yang sudah berterbangan didalam perutnya. Ohh, seseorang baru saja jatuh cinta rupanya.
Hari yang melelahkan butuh sebuah perayaan, maka disinilah kelas sastra berada sekarang. Dirumah makan kepercayaan Aden yang katanya super enak, bermodalkan traktiran Dewi yang sudah ia janjikan tadi malam lewat roomchat akhirnya mereka benar-benar menikmatinya sekarang.
"Yan! Sofyan! Buset dah ngga denger anaknya apa?" Teriak Tyas pada Sofyan yang sudah berjalan kekasir untuk memesan makanan teman-temannya.
"Ihh mau dibantuin juga, tunggu siih" teriak Tyas kesekian kalinya.
"Etdah si Sopyan, tungguin sih si Tyas nya, bisa diusir nanti kita karna buat keributan" Celetuk Zico asal.
"Yaudah makanya cepet " ujar Sofyan final.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Swastamita
RomantikPenghujung Swastamita tidak selalu memanjakan mata bagi Dimas, sebab penghujung kali ini kan menjadi penentu bagaimana ia akan berlanjut.