Prolog

35 32 18
                                    

┈֧─ֹ─͟─֟֯─ֵ┈ ׅ 𔕪 ֹ ┈ֵ─֟֯─͟─ֹ─֧┈

Halo? Kok bisa sampe sini, sih?

Kalian bisa panggil aku, 'Fio' or 'Jef' yaa!!

Sebelum baca hendaknya vote dan follow terlebih dahulu!

Jangan lupa komen banyak-banyak! Biar aku makin semangat!! Hehe, udah dulu basa-basinya, cuss!!

┈֧─ֹ─͟─֟֯─ֵ┈ ׅ 𔕪 ֹ ┈ֵ─֟֯─͟─ֹ─֧

Happy Reading 🌷

***

Bugh!

Kepala Savero dipukul mengenakan balok kayu. Rasanya sangat nyeri, tapi apalah daya. Severo tidak akan diam diri disaat lawannya memiliki celah untuk mengalahkannya.

Cowok itu bangkit lalu melemparkan helm ke salah satu lawannya. Savero terkekeh pelan, “Banci lo, semua! Mainnya keroyokan! Nggak punya nyali, ya, kalo one by one?” 

Deran, sebagai lawan Savero tak terima diinjak olehnya. Deran mengintruksikan supaya anggota Lionder segera menghabisi Savero. Hal itupun membuat Savero mulai kewalahan karena banyaknya anggota dari Lionder Geng yang dipimpin oleh Deran.

Deran tersenyum sengit saat melihat Savero mulai terkulai lemah. “Kan, udah gue bilang. Jangan pernah main-main sama kita. Liat sekarang akibatnya, 'kan?” ucap Deran, diakhiri tertawa meremehkan.

“Gue malu, deh, kalo jadi anggota geng, lo. Kok bisa mereka mau dipimpin sama manusia egois kayak, lo!” balas Savero.

Deran mengeraskan rahangnya. Selanjutnya ia menendang perut Savero, membuat empunya meringis pelan. “Ini peringatan pertama, gue nggak akan segan-segan ngehancurin geng sampah itu sebelum lo bubarin geng lo, itu!” 

Deran hendak memukul wajah Savero, namun tindakannya terhenti saat seseorang melemparkan sebuah batu berukuran sedikit besar hingga mengenai pelipis Deran. 

Deran menggeram marah saat melihat pelakunya. Sang pelaku tersenyum miring, “Udah gede, kok, mainnya bawa temen,” ucap gadis itu, berniat menyindir Deran.

Semua anggota Lionder terkejut saat melihat bahwa pelakunya adalah seorang perempuan. Beberapa mereka juga kagum melihat nyali gadis itu yang berani melawan Ketuanya.

“Sikat aja, Der!” ujar Degas, salah satu anggota Lionder.

Deran hendak menampar gadis itu, namun dengan sigap gadis itu menangkisnya. Selanjutnya, ia menendang perut Deran hingga terjerembab ke aspal. Yang lainnya bersorak, kecuali Savero.

“Segitu doang tenaga, lo?’ ucap gadis itu, meremehkan.

Deran hendak membalas, akan tetapi ucapan Savero membuatnya berhenti. “Urusan lo sama gue, bulan sama dia. Lawan gue kalo lo berani,” ucap Savero yang sudah bangkit.

Deran langsung melawan Savero, dan gadis itu melawan anggota Lionder lainnya. Savero melirik sebentar gadis itu, ia terpukau saat melihat kemampuan bela dirinya. Tendangan, tangkisan, pukulan, terlihat sangat sempurna.

Bugh!

Savero tersadar ketika Deran memukul rahangnya. “Fokus, bodoh!” teriak gadis itu. Savero mengangguk. 

Malam itu, Savero dan gadis asing yang ia temui beberapa saat tadi telah memenangkan pertandingannya. Anggota Lionder langsung kocar-kacir karena kewalahan.

Savero melirik sebentar gadis itu, tidak ada luka sedikitpun. Sedangkan, ia, begitu banyak luka disekujur tubuhnya. 

“Ehkm,” dehem Savero.

Gadis itu menoleh kepada Savero. Ia mengangkat satu alisnya. “Makasih,” ucap Savero. Gadis itu mengangguk sambil tersenyum.

Savero mengulurkan tangannya. “Savero Archandra,” ucapnya, memperkenalkan dirinya.

Gadis itu membalas tangan Savero. Sambil tersenyum, ia berkata, “Kea, Keanitta Monica. Nice to meet you, Savero.” balasnya, Savero mengangguk.

"Nama yang unik," batin Savero.

“Gue pergi dulu, ya! Hati-hati,” pungkas Kea, lalu berlari kearah sepedanya yang sengaja ia parkiran dibawah pohon. 

Savero mengangkat satu alisnya. Ternyata gadis itu berkeliaran dimalam hari seperti ini menggunakan sepeda? Bahkan, Savero saja tidak pernah melakukan hal itu. Savero tertegun beberapa saat.

“Selain namanya yang unik, ternyata lo juga menarik, ya? Nona Keanitta Monica.” 

***

alah alah, bujangku ini.

komen untuk lanjut >>

uwaw!!

papaii!

JANLUP VOTE!! SIMBIOSIS MUTUALISME!


SAVEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang