02. Cappuccino Girl

17 8 14
                                    

haloo! bertemu lagii sama akuu!!

janlup pencet bintangnya, yaa! komen di setiap paragraf janlup! lesgoo

***

Happy Reading 🌷

***

"Sama seperti Cappucino, kamu manis dan cantik."

-Savero Archandra

***

Malam ini seluruh inti Regrion berada di markas Region yang terletak tak jauh dari sekolah. Mereka sedang sibuk dengan urusannya masing-masing.

Ada Jeiro yang sedang bermain catur dengan Brian, selanjutnya ada Petra yang rebahan di sofa, Pion yang sedang bermain gitar dan Desta sebagai vokalisnya, dan terakhir, Savero yang duduk sambil memakan permen karetnya.

Tempat ini sangat ramai disetiap malamnya, mereka semua memilih menghabiskan waktu istirahatnya dengan bersenang-senang disini.

"Gue laper, masak mie, yok!" ajak salah satu anggota Region, Senopati atau kerap di panggil Nopa.

"Mieee teruusss! Usus lo lama-lama gak betah, Nop," ujar Petra. Cowok itu sedari tadi guling-guling di sofa sambil merubah-rubah posisinya. Katanya tidak ada yang nyaman.

"Ya, udah kalo gitu. Beliin mie ayam kalo gitu!" jawab Nopa. Ia duduk lesehan di sebelah Jeiro dan Brian. Dengan usil, Nopa mengganggu mereka. Membuat beberapa buah pion catur jatuh.

"YEE! BOCAH! JANGAN USIL KEK!" pekik Jeiro. Jeiro menyorot tajam wajah Nopa yang merasa tak berdosa sama sekali. "Tangan lo dipotong malaikat mampus lo!" lanjutnya.

"Ya, Maaf. Kan gue gabut, lagian kalian serius amat," balas Nopa. Dengan penuh permintaan maaf ia membantu Jeiro dan Brian menyusun buah caturnya kembali.

"Lebih baik seriusin permainan ini, daripada seriusin yang nggak pasti," ujar salah satu anggota Regrion yang sedang tiduran diatas lantai dengan tangan yang dilambai-lambaikan.

Desta yang sedang sibuk bernyanyi langsung geleng-geleng kepala saat mendengar ucapan adik tingkatnya. "Wahai, Dek Jino, kakak kelas mana lagi yang menyakiti hatimu?" tanyanya.

Jino menoleh, lalu tersenyum masam. "Bukan kakak kelas lagi, Bang. Ini mbak-mbak kasir minimarket," jawab Jino dengan senyum yang masih sama.

Mereka semua melotot mendengar penuturan Jino. Pasalnya, mereka tau jika Jino sedang dekat dengan kakak tingkatnya. Tapi kenapa jadi mbak-mbak kasir minimarket. Jino ini seleranya benar-benar membingungkan.

"Gak expect, kemarin si Manda, lusa sama Citra. Sekarang sama mbak-mbak minimarket, otak lo kayaknya harus diservis, deh, Jin," sahut Petra.

Jino menggeleng, "Nggak, deh. Yang lebih tua lebih menggoda, ntar gue bisa dimanjain," Jino dengan asik bergoyang-goyang sambil tiduran. "Aku mau dimanja-manjaa!" lanjutnya, dengan nada.

"HALOO SEMUANYA! KAMII KEMBALII!"

Terdengar suara nyaring dari luar markas, mereka pasti tahu siapa yang baru datang. Siapa lagi kalo bukan si kembar tiga. Bara, Gara dan si bungsu Mara. Mereka bertiga kembar identik. Sehingga membuat beberapa orang sulit membedakannya. Bahkan cara berpakaiannya sama.

"Trio Bebek dateng, gue yakin bentar lagi nih tempat jadi Rawa Bebek," gumam Jeiro. Jeiro dan Petra dengan cepat menyimpan kotak caturnya agar si kembar tidak bisa merusaknya lagi seperti beberapa Minggu lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAVEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang