10. o

137 26 2
                                    

"he-he-hent-hentikan ... A-akhh aku mo-hon" ucap Ronald gagap, karena kesakitan.

"Gini aja Lo sakit! Gimana kalo kita seret Lo pake mobil cobak? Apa gak mati otak Lo!" Sentak Ode sinis ke Ronald.

"Lagian ... Lo nya sih, anak orang main bunuh! Lo bukan tuhan sat!" Tambah Chater yang sedang memegang tongkat baseball.

"Nah! Selanjutnya ... Lo minum darah Lo sendiri, kencing Lo sendiri dan kotoran Lo sendiri" riang Ode, lalu ia berjalan ke arah suatu sisi dan mengambil 2 kantong yang terdapat kotoran dan kencing.

"Jijik gua liatnya ... Lo aja bisa gak?" Tanya Chater dengan nada bicara yang sedikit jijik.

"Bisa, Lo siapin anak anak dulu sana" jawab Ode dengan nada yang yakin.

Chater pun mengangguk, setelahnya ia berjalan ke luar pintu untuk menyiapkan Steve dan Jack yang mungkin mereka sedang malas malasan.

"Oke! Yok ... Lo coba hasil dari proses tubuh babi Lo" riang Ode yang seperti terlihat senang.

Ode pun membuka salah satu kantong yang berisi kotoran, lalu memegang nya. Untung nya Ode menggunakan sarung tangan, sehingga tangan nya yang lembut dan putih tidak kotor.

"Ja-ja-jangan aku mo-hon" ucap Ronald dengan nada memohon, dan air mata yang mengalir deras.

Ode yang melihat hal itu pun menghentikan gerakan nya, lalu ia menghembuskan nafas panjang.

"Apa gue ... Berlebihan ya?" Batin Ode sambil menatap muka Ronald yang terlihat seperti pengemis jalanan.
































"Bodo amat! Masalah Lo sendiri ya sat!" Marah Ode tidak peduli.

Ode pun langsung membuka mulut Ronald dengan paksa, lalu ia langsung masukkan kotoran nya ke dalam mulutnya.

Ronald yang diperlakukan seperti itu, semakin deras air matanya keluar. Ia pun juga merasa muntah dan jijik, namun Ode memaksa nya untuk menelan kotoran nya sendiri.

"Enak kan? Itu lah hasil perbuatan Lo" santai Ode setelah melihat Ronald sudah menelan kotoran nya sendiri.

Terlihat Ronald akan muntah, namun Ode tidak peduli. Muntah kek, luka kek, Ode bodo amat.

"Oke! Selanjutnya ada ... Kencing Lo sendiri nih, gua jamin Lo suka dah! Setelah Lo makan ... Lo harus minum"  lagi lagi nada riang Ode yang terdengar di pendengaran Ronald.

"Gak! Aku gak mau!" Ucapnya marah bercampur sedih, dan sedikit memberontak dari kursi nya.

Bruk!

Karena terlalu banyak bergerak, Ronald akhirnya jatuh bersama dengan kursi yang mengikatnya. Membuat kepala nya terbentur dan berdarah.

"Kalo mau ngelupain diri ngomong ... Biar gua lukain Lo ... Lo juga gak perlu repot" nasehat bijak Ode.

Ode pun mengambil kantong yang berisi kencing, dan dia paksa Ronald untuk meminumnya.

Ronald yang dipaksa, tentu tidak mau dan memberontak. Tapi Ode tetap memaksa sehingga kencing nya benar benar di telan oleh Ronald.

"Udah selesai ... Saat nya balikin Lo" ucap Ode, sedikit tidak rela mainan nya di kembalikan.

Ode mengambil suntikan di kantong nya, dan langsung menyuntik Ronald dengan suntikan tersebut di leher nya.

Perlahan Ronald yang tadinya memberontak, dan muntah muntah seketika diam dan perlahan matanya tertutup.

"Udah selesai?" Tanya Chater yang baru saja datang, dengan Jack juga Steve di belakangnya.

"Udah nih" jawab Ode sambil memperlihatkan tubuh Ronald yang tengah terkapar.

"kalian siram solar aja dulu ... Biar bau kotoran nya tersamarkan. Nanti di mobil kalian malah yang muntah" lanjut saran Ode ke Jack dan Steve.

Byur!

Jack pun menyirami tubuh Ronald dengan bensin dan solar, lalu Steve yang sudah memakai baju adp untuk mengangkat babi menjijikkan.

"Angkat ye! Balikin" ucap Ode ke Steve dan Jack.

"Siap bos" jawab Steve dan Jack dengan pose hormat.

Mereka pun pamit ke Ode dan Chater, lalu Steve mengangkat Ronald dengan dibantu oleh Jack.

"Bagus ... Yok pulang!" Ajak Chater, saat melihat mobil Jack dan Steve menjauh.

"Bakar dulu bajunya" ucap Ode.

"Oke" jawab Chater singkat.

Mereka pun melepaskan semua bajunya, dan memakai baju baru. Dan baju lamanya, mereka bakar sampai benar benar menjadi abu.

Setelah menjadi abu, dan membersihkan TKP sebentar. Mereka langsung saja menjauh dari tempat tersebut dengan menggunakan mobil.









****





"Mampir ke apart Dey ... Mau gak?" Tanya gio ke Zahran yang sedang bermain ponsel di kursi sampingnya.

"Lah ... Kata kak Dey, kak dey lagi kencan sama pacarnya" sontak ucap Zahran ke gio, sambil menatap gio.

Gio yang mendengar kan, langsung menepuk dahinya pelan dan kembali meletakkan tangan nya ke setir mobil.

"Biyel juga?" Tanya gio lanjut.

"Iya, double date sih" jawab Zahran acuh, lalu ia melanjutkan bermain dengan ponselnya.

"Kenapa? Pengen meluk orang kah?" Lanjut tanya Zahran, yang sambil tetap fokus ke ponselnya.

"Enggak juga" jawab gio acuh.

"Maka nya bang ... Ajak pacaran kathrina, dia suka sama Abang ... Tinggal Abang pdkt aja sama kathrina." Saran Zahran.

"Coba dulu aja ran ..." Jawab gio murung.

"Masih gamon sama yessica?" Tanya Zahran, sambil menyimpan ponsel ke saku dan menatap gio.

"Enggak, tapi ... Gua takut kalo nanti hubungan nya berakhir kayak yessica" jawab gio dengan menghela nafas panjang nya.

"Kagak bang ... Gua yakin! Kalo Abang mau gak terjadi apa apa sama hubungan Abang sama kathrina. Abang harus nurunin gengsi, dan perbanyak komunikasi." Nasehat Zahran ke gio.

"Iya deh ... Nanti gua coba." Putus gio, yang membuat Zahran tersenyum tipis.

"Pinter dah" celetuk Zahran sambil terkekeh dan menatap jalanan depan.

"Lo sendiri ... Gimana? Ada yang Lo sukai gak?" Tanya gio penasaran.

"Ada! Mau gua deketin ini" jawab Zahran dengan senyum lebar.

"Bagus dah ... Lo juga gak jomblo nantinya" senang gio dalam hati.
















To be continued















We DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang