7. Makam Bunda Sahara

3.9K 378 5
                                        

Happy reading.

Typo harap maklum ya😊

Semoga kalian suka

*****

Aciel menggunakan pakaian serba hitam, rasanya kabut hitam masih menyelimuti hatinya, rasanya kehilangan orang tersayang masih sangat terasa, lukanya masih basah, perihnya, bahkan luka itu masih menganga tak ada obat.

Remaja itu berjongkok di makam bertuliskan nama sang bunda, ia elus batu nisan yang bertuliskan nama sang ibu, ia pandangi batu nisan itu dengan pandangan kosong, Aciel menerawang masa lalu, dimana ia selalu bercerita dengan Sahara, dimana Aciel yang sangat nakal dan membuat ibunya mengelus dada, tapi wanita yang sangat Aciel sayangi itu tak pernah mengeluarkan kata kasar. Aciel ingin Sahara, tak ada yang ia inginkan selain Sahara, Aciel usap air matanya yang sudah menetes, ia bersihkan rerumputan yang sedikit panjang dipinggiran makam, tidak lupa ia letakan setangkai bunga matahari didekat nisan sang ibu.

"Assalamualaikum bunda" ucap Aciel mengelus batu nisan sang ibu dengan sayang, ia tersenyum manis andalannya yang selalu ia perlihatkan untuk Sahara, "Adek datang bawa bunga matahari tanaman bunda, iya taman yang dekat dengan kamar Aciel, yang tidak jauh dengan pohon mangga, ternyata pohonnya sudah berbunga, padahal semenjak Aciel tinggal sama papa dijakarta, 'kan nggak ada yang siram, mungkin bandung selalu hujan kali ya" cerita Aciel, bibirnya memang tersenyum, tapi mata bulat itu meneteskan air matanya yang berlomba-lomba untuk keluar.

"Aciel kangen sama bunda" ungkapnya dengan sorot mata sendu, "kenapa bunda tinggalin Aciel sendirian disini? Aciel mau bunda, Aciel mau dengar dongeng bunda sebelum tidur, Aciel mau minun susu dan makan apel setiap pagi buatan bunda" aduh anak itu dengan Isak tangis yang menyayat hati, bahkan Ansel yang saudaranya yang menolak mentah atas kehadirannya kini sudah menangis dengan mata merah.

"Aciel nggak apa-apa nggak tinggal sama papa, Aciel udah senang tinggal berdua sama bunda, Aciel mau bunda, Aciel mau bunda" Raung anak itu, Keysha sudah menangis sesegukan mendengar aduan anak itu, bahkan semua saudaranya sudah menangis.

"Bunda kenapa ninggalin Ciel? Ciel mau bunda, sulit bunda... Sulit nggak dengar suara bunda...sulit tidur tanpa elusan dari bunda, semuanya terasa sulit" Aciel menutup wajahnya dengan telapak tangan, bahunya bergetar hebat, isakan tangisnya begitu pilu, semua saudara seayahnya menatap punggung bergetar itu dengan iba.

Bruk

Keysha panik ketika tubuh itu ambruk begitu saja, terhitung sudah cukup lama remaja itu menangis, Azka langsung mengangkat tubuh Aciel ketika anak itu tiba-tiba tidak sadarkan diri, mereka semua panik untuk pertama kalinya mereka melihat sisi rapuh seorang Aciel.

"Aciel" lirih Ansel yang sudah menangis sesegukan dipelukan Alaska kakak keduanya.

***
Azka membaringkan tubuh tidak sadarkan diri Aciel dikasur milik Sahara, Keysha melepaskan sepatu Aciel dengan pelan, Arkana membuka kancing baju Aciel agar remaja itu tidak merasakan panas, Azri mengipas-ipasi tubuh Aciel dengan buku, sedangkan Alaska mengoles sedikit minyak telon di ujung hidung Aciel agar anak itu merasa hangat dan cepat sadar.

"Eugh" lenguh Aciel, ia membuka matanya sayu, dirinya linglung seingatnya mereka masih di makam Sahara tapi kenapa tiba-tiba sudah dikamar, remaja gembul itu menatap semua anggota keluarga menatap dirinya cemas, Aciel terdiam, ia pandangi wajah Sahara yang ada di figura yang ada di atas meja rias.

"Adek butuh sesuatu sayang?" Tanya Keysha lembut.

Aciel menatap wanita yang mungkin akan mengganti peran Sahara sebagai seorang ibu, ia tahu wanita ini sangatlah baik, ia diterima dengan lapang dada oleh ibu saudaranya yang lain, jujur Aciel merasa beruntung diterima dengan baik oleh Keysha, banyak diluaran sana yang tak diterima dengan ibu sambungnya, awalnya Aciel sangat takut ketika Jef memintanya untuk tinggal di jakarta, Aciel takut ia akan mendapatkan ibu tiri yang jahat tapi ketakutan itu hilang ketika Aciel  merasakan pelukan hangat dari Keysha.

SEVEN A (End) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang