5 - perubahan Alissa

32 7 0
                                    

ALISSA merasa cukup terganggu dengan pertanyaan Ayahnya yang terkesan mendadak. Dia bahkan hampir tersedak karena terkejut. Tetapi, itu hanya berakhir dengan dia yang menjatuhkan garpu di atas piring. Untungnya, tidak ada hal aneh lagi yang tanpa sengaja Alissa lakukan sehingga dia bisa memasang senyuman kaku di wajah.

"Tidak ada, Ayah."

Earl of Edenhart nampak tidak puas dengan jawaban Alissa. Sangat terlihat jelas bahwa ada yang putrinya itu sembunyikan. Jika diingat beberapa hari yang lalu, William, yang merupakan kepala pelayan kediaman Edenhart melaporkan bahwa Alissa akhir-akhir ini sering pergi ke pusat kota untuk menjual gaun, permata, dan aksesorinya di butik.

Beberapa butik di pusat kota memang menyediakan jasa jual-beli gaun, permata, dan aksesori para Lady bangsawan. Tetapi, Earl of Edenhart sepertinya tidak menyangka bahwa salah satu yang menjadi pengguna jasa tersebut justru adalah putrinya, Alissa Edenhart. Kalau tidak salah juga, William, mengatakan bahwa dia mendapat laporan  bahwa pelayan pribadi Alissa pergi ke agen properti selama beberapa hari terakhir.

Sekarang, jika dipikirkan dengan matang semuanya entah mengapa menjadi terikat benang merah. Mulai dari perubahan sikap Alissa yang aneh hingga keinginannya untuk berbisnis. Itu semua dimulai sejak hari di mana Alissa yang pingsan baru tersadar tiga hari kemudian. Earl of Edenhart lantas meletakkan alat makan dan memandang Alissa dengan eskpresi datar.

"Bukankah kamu ingin berbisnis?"

"Y-ya!" Alissa menjadi gagap. Dia berdeham kemudian memperbaiki nada bicaranya. "Maksud saya, iya, Ayah. Benar, saya ingin berbisnis."

Earl of Edenhart menatap lama Alissa sebelum menjawab, "Kalau begitu, lakukanlah."

Namun, penolakan nampaknya dirasakan dari pihak di seberang sana. Michael, yang sejak tadi tidak berniat ikut campur kini membuka mulut. Dia menatap Ayahnya dengan pandangan tak percaya bahwa Alissa diizinkan berbisnis setelah segala hal yang telah dia lakukan di masa lalu. "Apa Ayah serius? Ayah tidak ingat dengan kegagalan bisnis terakhir yang dilakukan Alissa?"

"Aku ingat."

"Lantas mengapa Ayah mengizinkannya?"

Earl of Edenhart memandang Michael dengan ekspresi datar. "Itu tidak berarti bahwa aku akan mendukungnya. Lagipula, dia mungkin akan gagal seperti terakhir kali dan beberapa waktu yang lalu. Jadi, tidak usah berlebihan."

Michael nampaknya masih tidak puas dengan jawaban yang diberikan Ayahnya tetapi dia juga tidak ingin melewati batas. Sebagai calon penerus gelar Earl of Edenhart yang akan datang, Michael haruslah patuh dan mendengar kepada kepala keluarga saat ini.

Sementara itu, Alissa, yang sejak tadi mencerna perkataan Michael dan Ayahnya nampak berpikir keras. Alissa Edenhart pernah berbisnis? Lalu, mengapa Marie tidak mengatakannya lebih dulu? Tidak, tidak. Daripada itu, sejak kapan Alissa mulai berbisnis? Informasi ini sama sekali tidak ada di dalam novel "The Villain's Daughter" yang dia baca terakhir kali. Apa ada yang dia lewatkan?

"Apa sebelumnya aku pernah berbisnis?"

Alissa buru-buru menutup mulutnya ketika tidak sengaja mengatakan pertanyaan itu dengan keras. Niatnya hanya ingin bertanya pada diri sendiri namun ternyata suaranya malah terlalu nyaring sehingga dapat didengar oleh Earl of Edenhart dan Michael. Hal tersebut tentu saja membuat tanda tanya di kepala kedua pria tersebut.

Gerakan memotong daging steak Earl of Edenhart bahkan terhenti. Alissa merutuki dirinya sendiri. Bsia-bisanya dia menjadi seceroboh ini. Tetapi itu tidak penting lagi untuk disesali sebab yang harus dia lakukan saat ini adalah pura-pura tertawa seperti orang bodoh demi menutupi kesalahannya barusan.

"Tidak, tidak. Aku tidak mengatakan apapun. Haha."

Alissa tertawa canggung dan kembali makan dalam diam. Sementara Earl of Edenhart memandang Alissa sebelum meraih saputangan dan mengelap mulutnya. Dia lantas bangkit dan meninggalkan ruang makan tanpa berkata apapun. Melihat hal tersebut, pertanyaan timbul di benak Alissa. Apakah Ayahnya marah?

Di lain sisi, Michael semakin mengerutkan dahi ketika mengingat kejadian beberapa waktu lalu dan menyambungnya dengan peristiwa tadi. Di mana Alissa berubah menjadi seperti orang lain. Dia kembali memandang Alissa yang masih melanjutkan makan malamnya dengan tenang. Di benaknya timbul pertanyaan. Apakah selama ini Alissa adalah orang yang tenang seperti sekarang?

Setelah diingat-ingat ada terlalu banyak kebetulan yang aneh. Pertama, Alissa sangat menyukai gaun mahal dan segala printilannya, namun Michael mendapati bahwa semua benda kesayangan Alissa hanya disisakan beberapa dan selebihnya sudah Alissa jual.

Kedua, Alissa bahkan menjadi akrab dengan pelayan kediaman Edenhart padahal sebelumnya selalu diabaikan. Tidak ada pelayan yang menghormati Alissa. Namun, hal tersebut kini tak dijumpai Michael lagi. Ketiga, fakta yang dia dengar bahwa Alissa ingin pergi dari kediaman Edenhart padahal sebelumnya Alissa selalu membangga-banggakan dirinya sebagai putri seorang Earl di hadapan para Lady.

Setelah semua uraian di tas, Michael menjadi sedikit ragu dengan adiknya saat ini. Apakah Alissa yang ada di hadapannya sekarang ini adalah Alissa Edenhart yang dia kenal?

"Hei."

Alissa mengangkat wajah. Dia memandang Michael dengan ekspresi tak suka. Sekarang, setelah Ayahnya yang mencari masalah dengannya apakah sekarang giliran Michael yang juga ingin mencari masalah dengan Alissa?

"Ada apa?"

"Kamu benar ingin pergi dari kediaman ini?"

Pandangan Michael nampak sangat serius. Sementara, Alissa, gadis itu hanya menatap sekilas sebelum beralih melanjutkan kegiatan makan malamnya yang tertunda.

"Memangnya kalau iya kenapa?"

"Aku hanya bertanya."

Alissa, yang sejak tadi fokus pada makanan akhirnya menyelesaikan makan malamnya dan mulai menatap Michael dengan ekspresi datar.

"Bukankah akan lebih bagus jika aku pergi dari rumah ini? Tidak ada lagi Alissa yang akan berbuat onar dan merepotkanmu dan Ayah. Tidak ada lagi Alissa yang akan mempermalukan keluarga. Tidak ada lagi Alissa yang selalu diabaikan." Dia memberi jeda sebelum melanjutkan, "Tuan akan merasa tenang kalau aku tidak ada. Jadi, sekarang apa masalahnya?"

Michael hanya terdiam. Menu makan malam yang ada di hadapannya menjadi tidak mengenakkan untuk dilihat. Demikian pula dengan Alissa yang saat ini seperti sedang menahan agar air matanya tidak jatuh.

"Kalau sudah tidak ada, aku duluan."

Kini, di ruang makan hanya tersisa Michael yang melamun. Steak di depannya tidak lagi dia sentuh. Mengambil wine di sebelah kiri dan meneguknya hingga tandas. Gelas tersebut Michael letakkan dengan menggunakan sedikit tenaga.

Sepeninggal Alissa, ada banyak pertanyaan yang ingin dia lontarkan tetapi tak bisa. Harga dirinya menahan Michael untuk melakukan itu. Lagipula, dia juga selama ini tidak peduli dengan keberadaan Alissa, namun mengapa hatinya seperti mengatakan bahwa ada yang salah? Padahal selama ini Michael baik-baik saja dengan pengabaian yang dia lakukan terhadap Alissa.

Tetapi, sekarang mengapa semuanya terasa berbeda?

Apakah ini ada hubungannya dengan perubahan sikap Alissa? Bahkan Ayahnya yang selama ini keras dan menutup diri dengan kehadiran Alissa nampak sedikit melembut. Apakah ini ada hubungannya dengan rencana Alissa yang ingin kabur dari kediaman Edenhart?[]

The Earl's Favorite DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang