5. Ragu

152 16 2
                                    

"Ron, Ini beneran dari Saliza?" tanya seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama Ronan.

"Iya ma, mama udah tanya berapa kali coba" gerutu Ronan.

"Kok bisa? kamu beneran udah sejauh itu sama Saliza?" tanya mama Ronan dengan excited.

"Belum ma, tapi ada sedikit kemajuan. Selama seminggu terakhir kita latihan bareng, aku jadi punya banyak kesempatan buat ngobrol sama Saliza"

"Terus? Kok bisa Saliza masakin kamu rawon?"

"Bukan sengaja masakin sebenernya. Kebetulan Saliza masaknya kebanyakan jadi dia ajakin aku ke apart nya buat bantu abisin, terus dia tawarin aku buat bawa pulang rawonnya, aku langsung terima dong, kapan lagi coba bisa makan masakannya Saliza" ucap Ronan dengan senyum yang terus mengembang. Raut bahagia begitu terpancar di wajahnya.

Mama Ronan yang mendengar penuturan putranya ikut tersenyum dan segera mengambil piring untuk mencoba rawon yang Saliza buat.

"Wow beneran enak banget loh Ron rawonnya, udah cocok nih jadi mantu mama" ucap mama Ronan sambil terus mengunyah rawon dihadapannya.

Ronan yang awalnya tersenyum bahagia seketika diam.

"Kenapa diem?"

"Ma.. Ronan ga yakin bisa dapetin Saliza" ucap Ronan lesu.

"Loh kenapa? bukannya tadi kamu sendiri yang bilang kalo udah ada kemajuan?"

"Iya maa, tapi kita kan bed-"

"Stopp, katanya mau berjuang? Udah dapet kesempatan buat deketin Saliza loh, jangan disia-siakan, jangan malah pesimis sama hasil akhir yang udah bukan ranah kamu"

Ronan terdiam mendengar nasihat mama nya.

"Ron, dengerin mama, kamu berjuang semampu yang kamu bisa, dan setelah itu, biarkan Tuhan yang bekerja" tambah mama Ronan sambil menepuk pelan lengan putra kesayangannya.

Melihat Ronan yang masih tampak diam. Mama Ronan kembali bersuara.

"Ron, inget apa yang udah kamu lakuin setahun terakhir, inget semua usaha kamu, masa iya kesempatan nya udah dateng, kamu nya malah mundur"

Mendengar ucapan mamanya, membuat Ronan kembali mengingat semua yang sudah dia lakukan selama setahun terakhir. Seketika, Ronan kembali tersenyum. Semangat nya kembali muncul.

"Makasih ya ma" ucap Ronan sambil bergerak mendekat dan memeluk erat tubuh wanita kesayangannya.

"Oh iyaa, ini kalo adek kamu tau pasti bakal seneng banget deh" ucap mama Ronan sambil terkekeh.

Sebelum Ronan sempat menanggapi ucapan mamanya, tiba-tiba ada suara yang mengintrupsinya.

"Ada apa ma? Kenapa sebut-sebut adek?" tanya Nadira, adik Ronan satu-satunya. Gadis berusia 17 tahun itu berjalan mendekat dan mengambil posisi duduk disamping Ronan.

"Coba kamu cicipin rawonnya dek" titah Mama Ronan sambil memberikan sepiring rawon kepada Nadira.

"Wow, enak banget ma, beli dimana nih?" tanya Nadira penasaran.

"Itu bikinannya Kak Saliza" ucap Ronan enteng.

"APA?!! KOK BISA?!" teriak Nadira dengan wajah kagetnya.

"KAKAK UDAH PACARAN SAMA KAK SALIZA? AAAAA SENENG BANGET AKUU, AKHIRNYA PERJUANGAN KAKAK NGGA SIA SIA" Nadira kembali berteriak dan tiba-tiba memeluk Ronan yang duduk disampingnya.

"Engga Nad, mana mungkin segampang itu" ucap Ronan sambil melepas pelukan adiknya.

"Terus? kok bisa?" tanya Nadira sambil menunjuk rawon dihadapannya.

Ronan kembali menceritakan mengenai Saliza dan rawonnya. Selama bercerita, Nadira hanya diam mendengarkan, wajahnya terus memancarkan senyum bahagianya.

"Wow kemajuan yang begitu pesat, keren kak" ucap Nadira memuji.

Ronan hanya tersenyum melihat adiknya yang tampaknya begitu bahagia.

"Btw, aku seneng banget karna bisa jadi salah satu salmine yang beruntung, kapan lagi coba fans bisa nyobain masakan idolanya" ucap Nadira dengan senyumnya.

Salmine adalah sebutan untuk fans Saliza. Ya, Nadira begitu mengidolakan Saliza sejak satu tahun yang lalu, saat Saliza mengikuti ajang pencarian bakat menyanyi. Bahkan, selama satu Minggu terakhir Ronan berlatih bersama Saliza, Nadira selalu memaksa untuk ikut agar dapat bertemu dengan Saliza. Hanya saja, Ronan selalu menolaknya dengan alasan takut membuat Saliza tidak nyaman. Padahal, Ronan hanya tidak mau waktu berdua nya bersama Saliza harus terganggu dengan keberadaan adiknya.

Setelah kejadian ini, Nadira terus menerus meminta Ronan untuk mengajaknya bertemu Saliza.

"Kak, mau ikut dong kalo kakak ketemu Kak Saliza"

"Kak, jadi kapan aku bisa kenalan sama Kak Saliza?"

"KAKKK AKU PENGEN KETEMU KAK SALIZAAAA"

"Iya iya Nad, besok kamu ikut ya ke acara intimate concert nya Kak Paul" putus Ronan akhirnya, dia lelah melihat adiknya tantrum sedari tadi.

"BENERAN KAKKK? AAAAAA MAKASIH YA KAKAKKU SAYANG" teriak Nadira sambil memeluk Ronan erat.

Mama Ronan hanya tersenyum melihat interaksi kedua anaknya.

★★★

"Gue kangen banget sama lo, Sal" ucap seorang gadis berhijab yang sekarang sedang memeluk Saliza erat.

"Gue juga, lu sibuk amat si Nab sampe jarang main ke apart gue" Saliza membalas pelukan sahabatnya, Nabiya.

"Ya lu tau sendiri kantor gue lagi ngeluarin produk baru, jadi banyak banget yang harus dikerjain, tapi sekarang udah selesai kok" Nabiya menerangkan dengan wajah lelahnya, sepertinya gadis itu juga kurang tidur beberapa hari terakhir.

Saliza dan Nabiya saling bertukar cerita mengenai kegiatan mereka masing-masing. Tadi, sepulangnya Ronan dari apartemen Saliza, tiba-tiba bel apartemen nya kembali berbunyi. Betapa senangnya Saliza ketika melihat sahabatnya yang sudah lama tidak berkunjung itu datang mengunjunginya kembali. Nabiya datang dengan membawa beberapa kresek berisi cemilan. Rutinitas yang biasa mereka berdua lakukan, bertukar cerita dengan banyak cemilan yang menemani mereka.

"Ngobrol tanpa cemilan tuh kayak sayur tanpa garam" kata Saliza yang disetujui Nabiya.

"Gimana Sal persiapan duet lu sama Ronan?" tanya Nabiya setelah Saliza bercerita mengenai kegiatannya seminggu terakhir.

"Aman, semuanya lancar. Ronan juga partner duet yang seru, gue masih ga nyangka ternyata kita sefrekuensi banget" ucap Saliza begitu excited.

"Ciee, tumben loh seorang Saliza bisa keliatan se seneng itu ceritain temen cowoknya" ucap Nabiya menggoda.

"Apaan si nab, biasa aja kok"

"Hahahaha ga biasa aja juga gapapa kali Sal, lagian kalian sama sama jomblo jadi ga ada salahnya kan buat-"

"NABB!" potong Saliza. Nabiya tertawa lepas melihat tingkah Saliza yang menurutnya lucu.

"Nab, jujur gue takut"

"Takut? kenapa Sal?"

"Gue takut jatuh sama pesona Ronan"

★★★

Garis WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang