Sinopsis
Takdir itu rahasia, kita tidak tahu apa yang akan terjadi hari ini, esok atau lusa. Atau bahkan sedetik kemudian pun kita tidak tahu apa yang akan terjadi.
Jadi ... Terus lah berbuat baik, meski orang tak baik sama kita.
Beby menghela nafas panjang mengingat kembali kata-kata ibunya, yang kembali terngiang di telinganya.
Menikmati senja di atas gedung di mana tempatnya mengais rezeki selama ini, adalah kebiasaan Beby sebelum beranjak pulang ke rumah kecilnya yang sangat sederhana.
Ada dua puntung rokok di dekatnya. Beby bukan perokok, tapi dia akan menghisapnya ketika pikiran dan perasaannya terlalu galau dengan perjalanan hidupnya yang berat.
Beby beranjak dari duduknya, lalu di tepuknya beberapa kali belakang celana jeans belelnya yang kotor oleh debu.
Tubuhnya terasa lelah, berbau dan lengket oleh peluh. Dengan langkah gontai, gadis itu menuruni anak tangga darurat untuk pulang dan berharap bisa beristirahat di kamar yang nyaman. Tapi takdir berkata lain.
****
Beby, Zeean, dan Adel
Tiga cewek tomboy yang bersahabat dengan keunikan karakter masing-masing.Ketiganya sekolah di sekolah SMA elit di Jakarta, Zeean dan Adel anak orang kaya, sementara Beby hanya anak yang mendapat keberuntungan mendapatkan beasiswa hingga bisa sekolah di sekolah itu.
Persahabatan mereka semakin seru setelah kedatangan saudara Adel yang dari Amerika yang bernama Marsha.
Marsha harus mengikuti kedua orang tuanya yang di tugaskan menjadi duta di Indonesia.
Aksen bicara Marsha yang belum begitu lancar berbahasa Indonesia, menjadikannya seperti cinta Laura. dan itu menjadi keunikan tersendiri bagi dirinya.
****
"Ke kantin yuk" ajak Adel.
"Kalian aja" jawab Beby cuek tanpa menghentikan kegiatannya membuat gambar animasi di kertas yang tidak terpakai.
"Udah hampir dua tahun kita sahabatan, kenapa sih masih suka nolak?" timpal Adel
Beby menghentikan gambarnya, lalu menatap Adel dan Zeean yang berdiri di depan dan sampingnya bergantian.
"Harus ya Gue jelasin lagi?" timpal Beby sedikit penekanan.
"Ya kan, Gue yang bayar" jawab Adel juga dengan penekanan.
"Yang ada, Gue makin di omongin sama mereka!"
"Ya, jangan dengerin omongan mereka lah!" timpal Zeean sedikit meninggi.
Beby menghela nafas panjang.
"Gue punya kuping, Zee dan kuping gue ini, ga bisa gue tutup setiap waktu"
"Mau makan aja ribet!" gerutu Adel, sambil berlalu meninggalkan kedua sahabatnya itu yang masih berdebat.
****
Katrina merentangkan kakinya menghadang langkah Beby yang berjalan menunduk, dan hampir saja terjatuh.
"Elu!" tunjuk Beby setelah tahu siapa yang menghadangnya dan hampir terjatuh.
"Iya, Gue Katrina! makanya kalau jalan tuh jangan nunduk!" timpal gadis itu angkuh, dengan kedua tangan menyilang di dadanya.
"Serah gue! Kaki gue!" Timpal Beby tak kalah ketus.
"Lagian juga, lu buas kalau lagi sama Adel, Zeean, kalau sendiri, Lu kaya ayam sayur!" cibir Katrina
"Apa maksud lu hadang jalan gue?" tanya Beby yang juga terdengar kesal
"Ngga, gue cuma mau nanya aja, kenapa lu selalu menghindar tiap ketemu gue atau liat gue? Emang gue punya salah apa?"
Beby menatap dalam gadis itu
"Lu ngga ada salah" ujar Beby datar
" Tapi gue tau, lu selalu menghindar tiap ketemu gue Beb, atau lu takut gue cerita ke mereka, kalau Lu .... ?"
Gadis tomboy itu kembali menatap tajam gadis di depannya itu.
"Mereka udah tahu, tapi ga se comel Elu!" timpal Beby dingin, lalu pergi meninggalkan Katrina yang hanya bisa mendesis.
"Ck!.... Awas aja Lu!" gumam Katrina penuh ancaman.
.
.
.
.
.
Sorry ya, judul, alur sama tokohnya aku ganti
Aku orangnya Beby banget sih
di sini gue gabungin senior sama junior
Semoga suka
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR itu rahasia
Teen FictionBeby, Zeean, Adel, tiga cewek tomboy yang memiliki perbedaan karakter. masing-masing. baca baca ceritanya, cekidot