Bab 3
Beby keluar dari kamar mandi yang menyatu dengan dapurnya, sambil menggosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil.
" Dion, Ella, Gracia, Kalian belum makan?" Tanyanya sambil menatap ke tiga adiknya.
"Belum ... " jawab ketiga anak itu hampir bersamaan.
"Kenapa belum? "
"Nunggu kak Beby " jawab ketiga anak itu lagi.
Beby menghampiri ketiga adiknya itu yang duduk melingkar, sementara di tengahnya ada beberapa bungkus nasi yang belum berani mereka sentuh.
"Udah pada sholat?" tanya Beby sambil menggosok rambutnya
"Udah kak" kompak jawab ketiganya
"Ya udah kalian makan duluan aja, aku belum lapar, mau ngerjain tugas dulu"
Tanpa komando lagi ketiga anak itu langsung membuka bungkus nasi jatahnya masing-masing dan menyantapnya dengan lahap.
Beby menatap miris ketiga adiknya yang sedang lahap menyantap nasi bungkus yang ia beli. Lalu ia masuk kedalam kamarnya untuk mengerjakan tugas sekolah yang harus ia serahkan besok.
Beruntung Beby anak pintar, kapan pun, ia mengerjakan tugasnya dengan santai. Tak heran kalau dirinya mendapat bea siswa.
Tak berapa lama, Beby kembali keluar dari kamarnya dan ikut duduk di antara ketiga adiknya yang sedang asik dengan kegiatannya masing-masing. Tak ada gawai atau gadget di tangan.
"Kak Beby cape ya? biar aku pijitin ya kak" tawar Ella si bungsu, sambil meringsut mendekati Beby di ikuti Gracia.
Beby membiarkan Ella dan Gracia memijit kedua kakinya, ya.... lumayan sedikit meredakan rasa pegalnya.
"Aku selalu berharap kalian di ketemukan sama orang tua kalian, supaya kalian bisa hidup lebih baik, ga susah seperti ini" ujar Beby
"Kak Beby ngomongnya gitu terus sih? udah bosan ya sama kita?" timpal Ella sambil terus memijit kaki Beby, yang saling sebelah dengan Gracia.
"Ya biar kalian hidup enak aja" jawab Beby
"Tapi ya kak, kalau misalnya kita pergi, terus kak Beby sama siapa? sendiri dong?" tanya Ella yang berandai-andai.
"Aku mah udah gede, bisa nyari duit sendiri, ga bingung"
"Tapi, nanti Abang kesepian ga ada kita?" celetuk Gracia yang langsung mendapat keplakan dari Ella
"Ist! ... Kak Beby itu perempuan kak Gre, masa di panggil Abang!"
"Iya, sama aku aja kamu ngga manggil Abang" celetuk Dion yang masih pokus dengan menggambarnya.
"Kak Dion kan belum gede, jadi ga boleh manggil Abang, kalau Abang kan udah gede" keukeuh Gracia.
"Kak Gre aneh! Perempuan ko di panggil Abang!" protes Ella
"Ya terserah aku lah! kak Beby emang cewek tapi dia ganteng, jadi aku tetap mau manggil Abang!" Keukeuh Gracia
"Udah malem, kalian tidur gih, makasih udah mijitin kaki aku" lerai Beby, yang menyuruh Gracia dan Ella tidur, dan tidak lupa mengucapkan terimakasih.
Setelah Gracia dan Ella masuk ke kamar, Beby menoleh ke arah Dion lalu berdiri dan menghampirinya.
"Lagi apa, serius banget?" tanyanya sambil duduk di sofa kusam sebelah Dion.
"Lagi belajar gambar, lusa mau ikut lomba menggambar antar sekolah. Kalau dapat juarai satu lumayan hadiahnya dua jutaan"
" Wow! lumayan juga"
"Iya, doain Dion dapat juara satu, biar bisa bantu kak Beby nyari duit buat kita makan"
Beby benar-benar terharu mendengar ucapan adiknya itu.
"Aku selalu mau nangis kalau kamu ngomong gitu Yon" ucap Beby. "Kamu hebat dek" ucapnya lagi sambil menepuk-nepuk pundak Dion penuh rasa haru sekaligus bangga atas kedewasaan adiknya itu.
"Apapun akan Dion lakukan buat bantu kak Beby nyari duit. Kalau kak Beby kuat, Aku juga harus kuat, kalau bisa harus lebih kuat karena aku laki-laki"
Kali ini ucapan Dion berhasil menjatuhkan air bening di mata Beby.
"Makasih ya dek, kamu hebat, kak Beby bangga punya kamu" ucap Beby sambil menghapus air matanya.
" Maafin Dion udah bikin kak Beby nangis, maafin juga belum bisa jadi adik yang baik"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR itu rahasia
Teen FictionBeby, Zeean, Adel, tiga cewek tomboy yang memiliki perbedaan karakter. masing-masing. baca baca ceritanya, cekidot