𝐎𝐧𝐞 : 𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠_𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐚

19 5 0
                                    

𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆:)

*
*
*
*
*

𝐃𝐮𝐚 𝐣𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐝𝐢𝐚𝐧_𝟏𝟒.𝟓𝟎

Setelah proses evakuasi mayat korban. Derios masih mengintai olah TKP. Dibawah dekat jembatan cukup banyak jejak namun sayangnya hanya jejak kaki itupun diperkirakan jejak kaki sang korban.

Cukup menganehkan untuknya, sudah lebih dari dua jam namun belum ada jejak yang mencurigakan sama sekali. Sembari melihat rerumputan sana sini dibelakangnya, Belvy turut membantu mesikipun tahu bahwa kerjanya tidak dibutuhkan pria didepannya.

"Ini sangat aneh, daritadi aku belum menemukan apapun yang bisa dijadikan petunjuk. " jelas Belvy.

"Selain aneh aku yakin bahwa pelakunya adalah orang yang sangat teliti walaupun sedikit kejam. Berikan padaku dokumen kasusnya. " ujar Derios lalu menatap wanita yang kemarin lusa dia remehkan. Walaupun sudah menerimanya sebagai rekan tetap saja bekum bisa menaruh harapan padanya. Dia harus tahu sampai dimana kemampuan wanita didepannya.

Sementara belvy yang mendengar perintah dari Derios, tampa membuang waktu memberikan dokumen itu. Lembaran kertas yang dipenuhi gambar korban serta tempat kejadian cukup membuat seorang Derios terdiam.

"Cih, aku rasa ini adalah lawan yang tidak sepadang padaku. Tapi aku tidak akan takut, bahkan jikapun dia adalah moster. " ucapnya. Jangan tanyakan bagaimana tanggapan Belvy, yah cukup menjengkelkan.

"Lalu apakah anda sudah menemukan sesuatu PAK. " tekan Belvy sembari menatapnya dengan wajah remeh.

Melihat sikap wanita didepannya hanya membuat nafas Derios semakin kasar. Lalu menolehkan kesamping sungai dimana ada sosok lelaki berpakaian polisi yang cukup aneh. Apa yang dia lakukan disana, lalu untuk apa kayu ditangannya. Dengan perasaan besar Derios mendekati sosok misterius didepannya.

𝐓𝐚𝐩
𝐓𝐚𝐩
𝐓𝐚𝐩

Suara langkah kaki membuat pergerakan Rendy bradey, polisi keamanan desa menghentikan kegiatannya. Lalu menoleh kebelakang disana sudah ada sosok laki-laki dan wanita. Melihat dari wajah dan pakaiannya sudah pasti dia adalah orang penting disini, pikir Rendy.

"Seharusnya kau tahu bahwa diarea sini bukanlah untuk polisi seperti mu?. " Belvy langsung bertanya tampa berpikir. Waspada dengan lelaki didepannya, meskipun seorang polisi pun tapi penjahat tidak bisa diidentifikasi dari wajah ataupun pekerjaan.

"Menuru pasal yang berlaku, menganggu tempat perkara itu bukanlah hal biasa. Bahkan untuk polisi sepertimu, seharusnya kau tahu bukan. " lanjut nya lagi, kalimat meremehkan dari wanita didepannya cukup membuat Rendy menahan emosinya.

𝐁𝐫𝐮𝐤

"Yah itu memang benar, namun polisi seperti ku memiliki hak untuk menyelidiki yang terjadi diwilayah keamanan ku. " jawabnya setelah menghempaskan kayu ditangannya. Terkekeh dengan kalimatnya sendiri lalu menatap lurus dua sosok didepannya.

Setelah peninggalan Rendy, Derios menatapnya dengan cermat. Walaupun cukup mencurigakan pasti pemuda tadi tahu sesuatu tentang kasus ini.

"Apa kau bisa melakukan sesuatu?. " tanya Derios kepada Belvy yang dihadiahi muka oenuh tanya dengan lawannya.

"Selidiki pemuda itu. " lanjut nya lagi.

Sementara diluar yang sedang sibuk mengusut kasus, dari arah berlawan tepatnya didalam mobil. Seorang laki-laki bertudung hitam menatap dengan datar. Sebuah senyuman licik dia gambarkan sembari memegang bunga tulip kering ditangannya.

𝐓𝐡𝐫𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝟑𝟕 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 : 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐞𝐣𝐚𝐫 𝐁𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang