Bab 8 (rahasia papah)

96 13 0
                                        

POV Rora:

Setelah kejadian kemarin aku pingsan di kampus, mamah dan papah langsung berubah menjadi lebih perhatian lagi, seperti pagi ini, mamah sudah bangun pagi-pagi sambil membuatkanku bekal,

"Mah? Aku bukan anak kecil lagi ih! Masa bawa bekal? Pokoknya aku gak mau yah!" Kesal ku sambil menuruni tangga, ransel pun sudah tersampir di pundakku,

Mamah menoleh sambil melotot tajam, "maksud kamu apa? Kamu itu masih sakit Rora! Jangan makan sembarangan! lebih sehat makanan dari rumah! Jangan ada lagi kamu makan yang pedes! Kalau bisa tiap hari kamu bawa bekal!!! Kamu pikir mamah sama papah gak khawatir dengar kabar kalau kamu pingsan? Kami mau bawa kamu ke rumah sakit tapi Heesung bilang kamu udah di kasi infus, awas yahh kamu!!!" Omel mamah dengan suara yang keras, aku mengusap telingaku lalu memilih diam, dengan bibir mengerucut aku berjalan pelan menuju meja makan,

"Minum vitamin nanti kalau sudah sarapan!" Ucap mamah dengan nada yang masih sama, aku memilih mengangguk saja dari pada berbicara dan tetap salah di mata mamah,

"Bawa air sendiri, kamu nanti dianter sama papah, soalnya mobil kamu lagi di servis," ucap mamah lagi, aku menatap sekeliling mencari keberadaan cinta pertamaku, biasanya papah kalau pagi sudah ada duduk disini sambil meminum kopi, tapi keberadaan papah tidak pernah kulihat,

"Kamu cari papah? Kamu bangunin sana!" Ucap mamah membuat aku berlari kecil menaiki tangga, mengabaikan Omelan mamah dan terus berjalan menuju kamar kedua orangtuaku,

"Papah!!! Udah pagi nih!!!" Teriak ku membuka pintu kamarnya dan tertawa kecil menatap papah yang tengah tertidur sambil memeluk bantal guling,

"Hmm nanti aja mah!" Ucap papah setengah sadar, aku cekikikan lalu menggelitiki perutnya,

"Papah! Aku Rora tau!!! Bukan mamah ih!!! Bangun ah! Katanya mau antar aku, gimana sih?" Teriak ku tertawa kecil ketika papah menarikku hingga jatuh kepelukan hangatnya,

"Oh iya yah, papah kan mau antar putri kecil papah, tunggu sebentar, papah mau mandi," ucap papah menggeser pelan tubuhku, dengan gerakan super kilat papah menyambar handuknya lalu memasuki kamar mandi,

"Aku tunggu dibawah!!!" Teriak ku lalu keluar dari kamar mereka,

"Udah bangun papah kamu?" Tanya mamah dengan suara pelan dan nada yang terdengar berbeda, aku tersenyum tipis lalu mengangguk pelan,

"Yasudah, nih makan," ucap mamah menyodorkan sepiring nasi goreng, aku meneguk Saliva ku lalu dengan cepat menyuapi makanan kesukaanku sejak dulu,

"Enak!!! Mamah bikin apa buat bekal aku?" Tanya ku menatap mamah yang terus memandangku,

"Yah nasi beserta lauk lah, kamu pikir apa? Seblak gitu? Jangan yahh nak yaaa," ucap mamah diakhiri candaan, aku tertawa kecil ketika mamah dengan gaul mengikuti trend sekarang,

"Wah lagi apa nih? Kok putri papah ketawa? Lagi gosip papah?" Tanya papah menarik kursi di sebelahku,

"Bukan pah, tapi mamah pagi-pagi udah nge-joks" ucap ku lalu kembali fokus dengan makanannya, mamah tidak seperti biasanya, mamah hanya diam dengan mimik wajah yang serius, papah pun sama dengan mamah, tapi pandangan papah terus menatap mamah, tapi, mamah selalu menghindar dan terus menyuapi mulutnya

🌼❤️🌼

Setelah sarapan pagi bersama, aku menaiki kamar kembali untuk bercermin, dengan gaya yang sok, aku berputar sambil tersenyum tipis menatap penampilanku pagi ini, hari kedua aku memasuki jenjang perkuliahan,

"Bagus gak yah?" Tanya ku menatap penampilanku dari atas sampai bawah, untuk atasan aku memilih baju kemeja, sebagai bawahan aku selalu memakai rok sebatas selutut, dan rambut hitam ku pun terurai bebas,

Dear HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang