POV author:
Kini keluarga itu melakukan sarapan pagi bersama, tapi suasananya berbeda, tidak ada lagi Rora yang terus berbicara sambil makan, tidak ada Hyori yang mengomel pagi pagi, tidak ada Reno yang bercanda ria,
Rora merasa sangat canggung hingga sengaja menyelesaikan makannya dengan cepat,
Tangan gadis itu mengambil segelas susu lalu meminumnya dengan sekali tenggakan,
Berdiri lalu mengambil ranselnya, mencium tangan kedua orangtuanya tanpa mengucap sepatah katapun,
"Rora? Mau di anter?" Pertanyaan Reno sukses membuat langkah Rora terhenti sejenak,
"Gak usah. Rora naik taksi aja." Balas Rora sambil menahan tangisnya,
🌼❤️🌼
"Ror? Lo kenapa? Tumben diam." Tanya ruka terduduk di samping Rora yang tengah melamun sendirian di belakang kelas,
"Gue gak baik-baik aja, tapi ini privasi gue, gue cuma bisa mendam semuanya sendiri, gue mau berbagi sama kalian, tapi masalah kali ini beda," ucap Rora menjadikan pundak ruka sebagai sandaran,
"Yaudah kalau Lo gak mau, tapi jangan sedih Mulu ror, kami ada di samping Lo," ucap ruka mengusap pundak Rora,
🌼❤️🌼
"Lo pulang sama siapa ror?" Tanya ahyeon menatap Rora yang berdiri di dekat halte bus,
"Gue naik taksi yeon," balas Rora tanpa mengalihkan pandangannya pada jalanan kota yang selalu ramai,
"Sama gue aja. Gue naik mobil kok, dari pada naik taksi Lo keluar uang lagi,"
"Gak usah. Makasih, tapi gue mau sendiri dulu, Lo balik duluan aja," ucap Rora pelan,
"Oke deh kalau Lo gak mau, gue balik duluan yah? Babay," ucap ahyeon sedikit canggung lalu gadis itu berjalan pelan meninggalkan Rora sendirian,
"Males pulang, tapi nanti mamah cari aku," lirih rora hanya menatap tali sepatunya yang lepas, untuk sekarang Rora merasa malas bergerak dan tidak mood berbicara ketika ada yang mengajaknya bicara,
"Kalau pulang...pasti ketemu mamah papah, mereka udah gak baik lagi, mereka ribut Mulu, mereka berasa asing, Gak nyangka aku, aku bakal melewati fase itu," lirih rora mengusap air matanya yang lancang keluar,
"Untuk masalah ini, aku kok jadi lemah gini?" Kesal Rora memukul kayu di depannya berkali-kali,
"Kenapa?" Ucap Rora menatap kayu itu dengan sorot mata yang sayu dan sendu,
"Ehem. Jangan kayu juga jadi pelampiasan kekesalan kamu ror," ucap tiba-tiba suara tepat di samping Rora, untuk sejenak Rora tercekat mendengar suara itu, dengan lirikan mata Rora melihat Heesung sudah duduk di sebelahnya,
"Kamu lagi ada masalah?" Pertanyaan kembali keluar dari bibir pria itu, Rora menutup matanya lama lalu kembali membukanya,
"Gak ada!" Sarkas Rora merasa ingin menutupi masalahnya tanpa melibatkan banyak pihak,
"Jangan bohong. Kamu pasti ada masalah dan saya tau masalah kamu apa," ucap Heesung datar membuat Rora berbalik lalu menatap dosennya dengan seksama,
"Kenapa bisa kak Heesung tau?" Tanya rora gugup sambil mencengkram erat bajunya,
"Karena saya tau. Udah gak usah di bahas kalau kamu sakit jadinya, mending kita pulang aja, udah mau malam ini." Ucap Heesung ingin menarik tangan Rora tapi di tepis gadis itu,
"Gak mau...aku takut pulang, nanti dengar mereka berantem, aku gak biasa sama situasi itu, semuanya terasa canggung," ucap Rora lirih menundukkan kepalanya,

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear H
RandomKisah Rora dan Heesung dimulai dari persahabatan masa kecil yang sangat dekat. Namun, ketika Heesung memasuki dunia perkuliahan, dia berubah menjadi cuek dan tidak peduli dengan Rora, membuat Rora merasa terluka. Hingga ketika Rora kuliah dan Heesun...