Haloo sobat Amerta!! Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya :) jika kalian suka series horror adventure yang aku tulis maka jangan lupa tinggalkan vote dan komen yaa, see you all dan selamat membaca~ (つ≧▽≦)つ
"Kami para penjaga setia..
Selamanya akan mengabdi..
Demi menjaga kedamaian
dari hyang Widhi.."""Uhh.. dingin.."
Laki-laki tua itu berlari tunggang langgang sembari mendekap tubuhnya erat-erat, kehangatan yang mulai menipis akibat hujan membuat ia terpaksa menepi dan meneduh di sebuah bangunan tak terpakai.
Langkah demi langkah ia gunakan untuk menyusuri bangunan itu, gelap tak ada cahaya. petir terus menggelegar di angkasa, kilatan cahaya memandu dirinya supaya masuk lebih dalam.
"Seharusnya ini tempat yang benar..."
Di tengah kegelapan yang mencekam ia mulai mencari, sebuah benda pusaka yang di tinggal pemiliknya, tangannya mulai meraba lantai-lantai lembab di bawahnya, hingga sedetik kemudian ia merasa menyentuh sesuatu.
"Ini dia! Aku mendapatkannya!!"
Satu hal yang tak ia sadari bahwasanya sebuah barang yang ia pegang kini adalah inti utama sebuah malapetaka di masa depan, manusia malang itu justru senang karena bisa mendapatkannya.
"Kini tak ada lagi yang bisa menghentikan aku! Aku bisa menguasai semuanya!"
Sifat alami manusianya keluar, kesombongan dan kerakusan hanya akan menjadi parasit pembunuh baginya sendiri. Dan untuk sekedar informasi untuk kalian, setiap tempat keramat atau setiap benda pusaka pastinya memiliki pendamping, mereka tak akan mengganggu selagi manusia itu sendiri tak mengusik ketenangan mereka.
Kita hidup berdampingan, itu kata manusia. Tapi mengapa justru manusia itu sendiri yang tak bisa menghargai perbedaan yang ada? Mereka tak suka di ganggu tapi sangat senang mengganggu, bahkan sifat alami mereka sangat membuat makhluk-makhluk lain menjadi muak.
Ulah ngaganggu imah kuring manusa jahat! Kaluar!! Nyingkah ti dieu!!
Tong ngaganggu imah kuring!!
Kaluar!! indit!! Kaluar!! indit!!Suara demi suara tanpa wujud perlahan mulai mengerubungi tempat laki-laki itu berada, hatinya terasa beku dan mati rasa. mata merah dan wujud menyeramkan lainnya bermuara di sekitar, melayang-layang ke kanan dan ke kiri, ia tahu kalau itu adalah tanda untuk mengusirnya. tanpa banyak pikir lagi ia segera mengambil langkah seribu dan meninggalkan tempat tersebut.
Balikkeun imah kuring!! Balikkeun!!
Namun tanpa sadar justru itu adalah langkah terakhir yang bisa ia ambil, sebelum akhir memilukan menjemputnya, sebuah benda yang tak seharusnya di ambil, sebuah barang yang tak sembarang orang bisa menyentuhnya telah ia ambil, ia telah mengusik sesuatu yang sulit di tenangkan, sungguh malang.
10 tahun kemudian...
"Uhh.. aku nggak suka baju ini," keluh seorang anak laki-laki di dalam mobil.
Pepohonan di sekitar menjadi saksi perjalanannya, seragam abu-abu lengan panjang dengan celana hitam serta blazer longgar berwarna hitam di tangan membuat penampilannya cukup menawan. Tapi sepertinya bukan hal tersebut yang ia permasalahkan, melainkan sebuah tempat yang akan dia tuju sebentar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRAMA BALARUNA [SHORT STORY]
HorrorBalaruna, sebuah asrama kuno yang penuh dengan misteri. Setiap langkah merupakan pertanda, setiap nafas merupakan anugerah. Itu adalah kata-kata yang selalu di ucapkan para siswa selama berada di asrama tersebut. Caraka Ekawira, seorang siswa berpre...