8.

79 19 0
                                    

Disclaimer ©Masashi Kishimoto

***

Di sebuah bangku depan minimarket terdapat seorang anak remaja tampan yang sedang menyeruput tehnya. Dia meminum tehnya hingga tandas sembari melihat jalanan yang penuh dengan kendaraan berlalu lalang 

Neji Hyuga yang menikmati hari harinya dengan penuh kesendirian sembari merenungi semua perkataan ayahnya. Dan benar saja apa yang dikatakan oleh ayahnya kalau ia harus memiliki teman.

Dia dan sepupunya dalam keadaan berbalik yang bahwa dia sendiri tidak memiliki teman dan sulit bergaul, disini perlahan-lahan pun dia mulai berubah akan menjadi orang terbuka seperti ayahnya.

Ayahnya yang memiliki kepribadian sama seperti dirinya meski dalam artian ayahnya itu masih dalam 'terbuka' tapi tidak terlalu. Rasa trauma yang selalu terbayang-bayang membuat Neji enggan berteman.

Dengan kondisinya yang sekarang mungkin tidak ada membully nya meski kejadian itu yang tak ia lupakan pada saat ia sebagai pengurus Osis yang dibentak habis habisan oleh ketua membuat harga dirinya semakin merosot kala itu.

Karena bully an tersebut yang membuat Neji termotivasi dan diajak ayahnya untuk nge gym, kena mental, stress, depresi, ke psikolog, ajukan ke psikiater untuk mendapati obat. Nggak banget deh. Nggak gitu. Secara mental mungkin baik walau menyisakan rasa trauma tentang pembully an itu.

Tidak ada yang berani membully nya, badan nya kekar, tubuhnya tinggi meski masih kalah jauh dengan ayahnya. Orang yang bertemu dengan nya pasti segan walaupun dibelakang pasti akan dibicirakan tentang keanehan nya itu.

Disini, ketika dia masuk sekolah akan ia coba untuk perlahan-lahan. Perlahan lahan membuka diri atau mencari modus untuk mendekati teman nya, beberapakali Rock Lee terus merangkulnya untuk bisa berteman dengan teman teman yang lain.

Pertemuan yang secara mengejutkan nya terjadi tiba tiba ketika ada seseorang yang duduk disebelahnya, pantas saja begitu karena bangku telah terisi penuh oleh orang orang. Tampaknya antara mereka yang dari perjalanan jauh bisa dilihat dari ransel mereka atau orang orang yang ingin merenung atas kejadian di timpanya.

Pskilog itu mahal, jadi bangku minimarket bisa digunakan untuk kegiatan merenung seperti ini. Neji bertemu dengan kenalan baru yang duduk berada disebelahnya.

"Mas nya sendiri?" Tanya anak itu yang membuat Neji menganggukan kepalanya.

"Eh iya mas" sedikit canggung Neji menjawab pertanyaan itu, "lagi sendiri"

Tidak akan terjadi keheningan yang membosankan ketika remaja itu memperkenalkan diri nya dan begitu pula Neji sebaliknya.  Menggunakan Bahasa Indonesia di campur menggunakan Bahasa Jawa, mungkin Bahasa Indonesia bukan basic bagi remaja itu.

Bahasa yang digunakan ketika saat Neji masih kecil atau sehari hari ketika mengobrol bersama dengan ayahnya atau keluarganya yang lain.

Agak gimana bagi remaja itu yang membuat Neji pun menggunakan Bahasa Jawa seperti ia mengobrol dengan teman teman nya.

"Sampeyan dewekan neng kene?" Walau memang wagu tapi hanya bahasa kasar yang ia bisa ucapkan.

Kalau Bahasa Krama yang membuat Neji harus memanggil ayahnya atau kakeknya berhadapan dengan orang 'itu', entah kalau menanyakan alamat rumah atau kalau sedang berbelanja di pasar.

"Iya mas, mas se juga neng kene"

"Iya mas, ya kaya kie dewekan bae"

Namanya juga laki laki, laki laki pasti sudah yang namanya langsung akrab. Langsung akrab dan enak bisa diajak mengobrol sana sini.

Beda dengan perempuan walau yakin pasti tidak semuanya. Nanti malah dibilang sok asik nanti.

Jadi nama lelaki itu adalah Pain, dia berasal dari Desa Amegakure. Lumayan jauh dan sudah beda kecamatan dengan Neji dan ajaibnya mereka seumuran tetapi tetap menghormati untuk memanggilnya dengan sebutan 'mas'.

Dari Amegakure dan menuju ke minimarket sini untuk menenangkan dirinya sendiri. Sebagai orang yang baru kenal tentu mana mungkin mereka akan menceritakan masalah kepada orang yang baru saja dikenal.

Paling jawaban nya adalah gabut, bosan, atau apalah dam alasan utama yang logis adalah jalan jalan.

Menceritakan sekolah tentu pasti, apa saja dengan topik yang random bahkan sampai berani bertukar nomor WA.

***

Keputusan nya sudah benar menurutnya, menyerahkan nomor WA bukanlah hal yang berbahaya atau bisa berbahaya tapi nyatanya dia juga bukan orang yang jahat dan bahkan sering mengajak pertemuan yang meski membuat Hizashi khawatir. 

"Serius itu teman mu?" Tanya Hizashi tidak yakin yang membuat Neji mengangguk, berusaha untuk meyakinkan sang ayah, "nanti kalau ada apa-apa gimana"

"Moga moga gak kenapa napa kok ayah, lagian juga Neji kan anak laki-laki"

Hizashi menggeleng-gelengkan kepalanya, "hati hati lho, nanti kayak yang diberita berita itu. Anak yang diincar oleh anak sekolah lain. Ayah takut bayangin nya"

Ketakutan nya menggambarkan bagaikan sosok ibu.

"Aman ayah, nanti kalau terjadi apa-apa Neji langsung kabur kok"

Tapi..

Tidak terjadi apa-apa kok, Pain atau Yahiko sebutan nya dia memperkenalkan teman nya pada Neji. Nagato dan Konan merupakan teman sekolahnya.

Neji diajak nongkrong di warung kaki lima pinggir jalan, yang lain pada ngerokok termasuk Konan pun sedangkan Neji anak itu lebih memilih meminum air putih.  Ya.. nggak keren sih tapi setidaknya dia berusaha untuk menjaga tubuhnya yang sehat.

Seperti yang ayahnya ajarkan, kurangi minuman manis atau minuman makanan yang tidak sehat. Dia sih hanya minum air putih saja sembari nyemil kripik.

Cemen sih, keliatan orang yang suka nongkrong. Tapi mereka tidak masalah sama sekali, justru mereka menghargai Neji.

Pulang pulang dia bercerita kepada ayahnya kalau dia mendapatkan teman baru yang membuat Hizashi tersenyum. Neji juga memiliki kontaknya juga, tiga tiga nya pula.

Jadi bisa chattingan dan janjian di luar jam sekolah.

Hizashi senang mendengarnya, anaknya yang kuper dan tidak mau bergaul itu pada akhirnya memiliki teman juga meski ingat. Anak dari sekolah lain, anak laki laki yang belum tentu sehat dan berpikiran tindak kriminal.

Seperti mengajak mabok atau tawuran, itu hal yang tidak mau diinginkan dan terjadi pada anaknya.

"Hati-hati ya Neji"

"Iya ayah"

Di kamarnya, sehabis dia keluar dan memiliki teman baru dimana kemudian Neji pun memilih untuk menonton film di kamarnya.

Menonton film di Netflix secara legal, melihat film favoritnya selain sekedar anime. Jadi teringat pada saat ia SMP sampai mendapatkan julukan dari teman teman nya.

"Neji Wibu"

"Neji menyepong Sayu lonte"

"Wibu"

Apalah. Dia menonton film horror untuk kali ini yaitu Conjuring atau film Lokal. Film horror terbaru sedang tayang di bioskop ini membuat dia ingin segera menonton. Bersama dengan Hinata sepupunya dan mengajak dua teman dan tiga teman barunya untuk menonton di Bioskop nanti.

Hinata & Neji (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang