Sepasang kekasih itu pulang bersama menggunakan mobil milik Heeseung. Janji mereka untuk pulang bersama terkabulkan, tetapi atmosfer didalam mobil berbeda.
Semua orang kenal dengan Jake, dirinya sangat tidak bisa menyembunyikan suasana hati dirinya sendiri membuat Heeseung daritadi tidak fokus menyetir
Tidak, Heeseung tidak membahayakan mereka berdua. Lagipula jalanan tengah macet, jalan di pusat Jakarta saat jam pulang kerja memang selalu seperti ini.
Heesung mencoba untuk mengingat-ingat apakah ada kesalahan yang Ia lakukan saat jam makan siang tadi? Bahkan setelah diingat berapa kalipun, Heeseung tidak merasa ada yang salah
Kekasihnya itu tidak menunjukkan tanda-tanda kesal atau kecewa saat ia meninggalkannya di cafetaria untuk melanjutkan pekerjaannya
Menyerah dengan tebak-tebakan, Heeseung akhirnya membuka suaranya, "ada hal yang menganggu, Jake?" Tanyanya
Jake buyar dari lamunannya, mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Heeseung membuat Jake agak terkejut karena daritadi suasana di mobil sangat hening
Enggan menjawab, Jake menggelengkan kepalanya, "Gak kok, aku cuman lagi capek aja" alibi Jake, padahal jelas-jelas ada perkataan dari seorang wanita yang menganggunya daritadi.
Mendengar jawaban dari Jake membuat Heeseung kurang puas, mereka sudah saling mengenal cukup lama dan hubungan selama mereka kenal itu bukan hanya sekedar hubungan antara teman.
Mereka adalah sepasang kekasih, setidaknya untuk sekarang.
Ingin bertanya lebih lanjut tetapi arus jalanan mulai berjalan membuat Heeseung kembali membungkam mulutnya.
Mungkin nanti di apartemen, Heeseung akan membujuk Jake dengan masakannya.
Tapi itu mungkin hanya ada di batas pikiran Heeseung, karena buktinya setelah mereka sampai ke apartemen, Jake langsung masuk ke dalam kamarnya
Heeseung menghela nafasnya, Jake selalu sempurna di mata Heeseung, tetapi kala kekasihnya itu tidak mau menceritakan apa-apa seperti halnya ini membuat Heeseung sedikit marah
"Sayang, kita makan malam bareng ya? Aku masakin" Heeseung berdiri di depan kamar Jake.
Menunggu suara dari dalam kamar, "Aku capek Hee, mau tidur aja. Kamu aja yang makan" ucap pemilik kamar membuat Heeseung makin yakin bahwa ada hal berat yang menganggu Jake saat ini
Tidak mau membuat hal menjadi semakin suram, Heeseung menuruti permintaan Jake. Dirinya beranjak pergi dari depan kamar itu memasuki kamarnya sendiri.
Tiba saat malam benar-benar datang, jam menunjukkan pukul sepuluh malam, Heeseung menutup laptopnya yang berisi kerjaan yang tidak ada habisnya
Dirinya melirik jam dinding di ruang depan kemudian melirik pintu kamar Jake yang sedari tadi tidak terbuka sama sekali.
Jika dirinya lelah seperti ini, Ia ingin semangat dari kekasihnya. Maka dari itu, Heeseung beranjak dari duduknya untuk melangkah ke depan kamar Jake.
Ia mengetuk sebentar kamar itu, selama lima detik Ia menunggu jawaban tetapi tidak ada suara sama sekali membuat Heeseung langsung berinisiatif untuk membuka pintu kamar tersebut sendiri
Untungnya tidak dikunci oleh pemilik kamar, sehingga saat Heeseung membuka pintunya Ia bisa melihat kekasihnya tengah tertidur dengan lelap
Heeseung menyipitkan matanya, meskipun kamar tersebut gelap tetapi dirinya seratus persen yakin bahwa bantal yang tengah digunakan Jake sedikit basah.
Kekasihnya menangis.
Dan dirinya tidak tau apa penyebab kekasihnya itu menangis.
Menghela nafas sebentar, Heeseung memutuskan untuk berbaring di sebelah Jake. Dirinya mengambil alih Jake dari bantal yang setengah basah itu
Jake bergerak tetapi tidurnya tidak terganggu, Heeseung menebak kekasihnya ini sudah kelelahan menangis
Tangannya bergerak mengusap lembut rambut Jake, "baru kali ini kamu gak ceritain apa-apa ke aku, apa aku yang bikin kamu nangis?" Tanyanya mencoba mengingat kesalahan apa yang dilakukannya kepada kekasih kecilnya ini.
Tetapi, mau dipikir sejauh manapun, Heeseung tidak mendapatkan jawabannya. Sebab Jake masih tersenyum dengan indah kepadanya saat makan siang tadi
Larut dalam pikirannya membuat kepala Heeseung sakit, Ia menepis semua pikiran yang berkecamuk di kepalanya termasuk depan pikiran tentang pekerjaan
Belakangan ini pekerjaannya menjadi sangat banyak, Heeseung sering menghela nafasnya ketika sudah melihat tumpukan berkas serta excel yang terpampang jelas di laptopnya
Semenjak dirinya menolak untuk dipindahkan ke Jepang, Heeseung merasa bahwa atasannya semakin memberikannya tekanan
Padahal banyak faktor yang memengaruhi kenapa Heeseung tidak mau ke Jepang, termasuk kekasihnya.
Lelaki yang dulu bermimpi untuk bekerja di negara yang terkenal akan perusahaan mesinnya sekarang sudah mengubur jauh mimpi itu, sudah sangat lama.
Heeseung membuyarkan lamunannya, Ia memperbaiki posisi tidur nya sebentar sebelum memejamkan matanya untuk mengikuti kekasihnya ke dunia mimpi
Untuk hari ini, Heeseung kembali malas untuk pergi ke kamarnya sendiri.
☆author note :
sorry for the slow-update!13 Oktober 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Kiss (Heejake)
FanficLucu ya dunia? Mereka dipertemukan karena sebuah mimpi dan sekarang mereka juga dipisahkan oleh sebuah mimpi Warning⚠️ bxb content harsh words dom = Heeseung ; sub = Jake homophobic dilarang baca!! chasey, 2024.