"to lose you,it's my worst fear."
"Terimakasih ya,sudah menjadi anak anak bunda."
Kata Bapak,kita itu di bentuk oleh apa yang kita cintai.Saat bercerita,dulu Bapak selalu menahan tangis sambil memandang Bunda yang terlelap manis di atas ranjang pensakitan nya.
Wajah Bunda sangat pucat,bibirnya kering dan pecah pecah,netra cantiknya sudah jarang mereka dapat memandangnya.
2015 bulan kesepuluh dari kalender romawi awal dan tanggal dimana si bungsu di rayakan,ia memutuskan untuk menggapai uluran tangan Tuhan menuju tempat paling indah di muka bumi.
Riko dengan tangisannya yang paling kencang berusaha menggapai tubuh Bunda yang hendak di tutupi kain hijau.Bang Azka dan bang Sahara memeluk Riko membawa serta air mata yang tak dapat mereka tahan.Seno,Bang Jaya dan Juana yang masih duduk dengan rentetan doa,serta Mas Hesa 14 tahun berdiri di samping keranda di dampingi Bapak.
Bapak yang mereka tahu begitu kuat,hari itu bahkan tak mampu untuk menyangga keranda kekasih nya.Bapak tak sanggup mengantar Bunda ke peristirahatan terakhirnya.Mas Hesa lah yang kemudian menggantikan posisinya.
Kata Bapak,cinta terakhirnya telah menemui sang pencipta.
Bapak selalu mengadakan tasyakuran di rumah dalam rangka mengenang hari keberangkatan Bunda.
Satu orang pun telah pergi setelah berbincang singkat dengan Bapak,meninggalkan sunyi di rumah asri.Halaman rumah masih sama,dengan berbagai macam jenis dedaunan hijau yang sengaja di tanam sana.Mereka berusaha merawatnya agar nampak seperti sedia kala.Menunjukan betapa rindu mereka pada pujaan hati nya.
Bapak menepuk pucuk kepala Riko 16 tahun yang sibuk merapikan karpet bekas acara,bersama Bang Azka kesayangannya.Lalu Bapak mengerlingkan mata jahil pada Seno yang berdiri sambil menggendong sapu sedang menunggu kedua saudaranya.
"Bang,diem aja lo disana dari tadi gue perhatiin,mandor lo?" Mulut bar bar Riko memecah suasana.
Azka tak merasa,maka targetnya ialah abang yang satunya,Seno.
"Eh,mata lo sini gue congkel pake tongkol pete,lo aja yang dari tadi gak selesai selesai." Saut Seno dengan mata yang di lebar lebarkan.
Seno itu sewot,orang nyindir sekali di nyinyirin sama dia seribu kali kalau dia lagi gak mood.Ibarat di tusuk pisau,di bales sama pedang bergerigi.
Riko tersenyum meledek,bocah paling muda di keluarga Satya itu paling ahli dalam membuat manusia emosi,kaya setan.Dan dari saking banyak nya target,bang Seno lah yang menduduki puncak piramida.Beruntung Seno anak nya sabar.
"Sini-sini,gue mau liat TONGKOL PETE lo tadi,bang." Riko semakin meledek.
Gigi Seno bergemelutuk,sapu di tangan nya siap untuk di layangkan kapan saja andai bang Hesa tidak datang untuk menengahi.
"Berantem nya di pending bentar,itu di bersih in dulu napa dek." Saut bang Hesa yang sibuk mengangkut sekardus air gelas,yang entah akan di bawa kemana.
Seno dan Riko kemudian menurut dengan segera membersihkan tugas mereka masing masing.Sementara Azka menunjukan ibu jari nya pada bang Hesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Putra Bapak Surya
Fanfiction"Your family is the best team you could ever have." #enhypen member cast.