Seorang pria tua bertanya, "Bagaimana hidup tanpa seorang,ibu?" .Kemudian pria yang lebih muda pun tanpa pikir panjang menjawab, "Ibarat rumah tanpa lampu."
Azka sangat mencintai buku buku peninggalan Bunda.Buku-buku yang di dalamnya terkandung banyak kutipan yang sulit di cerna,namun bermakna.
Dulu,Bunda selalu bercerita tentang apa itu RUMAH.Sebelum tidur,suara Bunda lah pengganti alunan musik tidur.Azka beserta saudara yang lainnya pun jarang melewatkan sesi dongeng yang Bunda berikan.
Karena baginya, Bunda adalah rumah yang sebenarnya.
Hari ini adalah hari ulang tahun Bunda,oleh karena itu kemarin malam di adakan tasyakuran sekaligus mengenang kematian Bunda.
Bunda meninggal sehari sebelum hari ulang tahun nya..
dan,Bunda juga pergi di hari dimana salah satu putra nya dirayakan.
Azka menutup kembali buku-buku lama yang pemiliknya sudah tak ada.Meletakannya ke dalam koper berwarna hijau satu persatu,lalu menata nya.
Setiap kali Azka rindu dengan sosok yang mempunyai senyuman semanis madu itu,Azka selalu membaca bait-bait buku yang selalu Bunda baca.Meski bosan,Azka akan terus membacanya.
"Kangen Bunda?" Suara bariton Bapak terdengar dari belakang punggung nya.
Azka mengangguk sebagai jawaban,sembari meletakan koper hijau itu kedalam lemari tua.
"Sholat zuhur dulu le,doain,barangkali Bunda bisa mampir ke mimpi nanti malem." Tutur Bapak,menepuk pundak Azka kemudian.
Sembari beranjak dari tempatnya,Azka menjawab,"Ngomong gitu,kaya lagi ngomong sama anak kecil aja pak." Ucap nya sedikit terkekeh.
"Lah,emang uwes gede ta kamu,le ?"
Hendak Azka menjawab lagi,seruan kencang dari arah lain datang bergemuruh seolah akan membelah bumi.
"Ka,azka..!! elo ke masjid bareng gak?" Itu suara cempreng Jaya yang memanggilnya dari lantai bawah.
"Yoi,tungguin bentar..!!" Azka mau tak mau ikut berseru menjawab nya.Meraih tangan Bapak,menyalami,kemudian beranjak pergi dengan berlari.
Hendak ke lantai bawah,Riko tiba tiba datang membawa sarung kotak kotak ikut berjalan menuruni tangga.
"Lo ikut juga,rik?" Tanya Azka pada Riko yang seperti sibuk menata rambutnya.
"Engga."
Azka menghela nafas,hampir saja dia tertipu. "Terus itu sarung,lo prepeare in buat gue?" Tanya nya lagi.
"Ge'er,orang gue di undang tadarus an sama pak haji cipto." Riko menjawab dengan senyuman yang merekah.
"Alah,pasti ngincer berkat nya doang." Ledek Azka.
"Chigaimasu,ada yang lebih penting dari itu."
Perasaan Azka sudah tidak enak, "Terus?"
"Anak cewe nya AWOKAWOKAWOK." Balas Riko bergegas lari keluar sambil tertawa kencang meledek Azka.
Karena,anak perempuan yang di maksud tadi adalah mantan kekasih abang Azka nya.
Mendengarnya,Azka tersenyum pedih dengan kaki yang masih terus berjalan menghampiri Jaya yang sudah bermuka kusut menunggu dirinya di depan pintu.
Pasalnya,semua tahu kalau Azka belum move on.Apalagi cara putus mereka yang kalau bang Hesa bilang itu seperti "Singa jantan yang di tinggal oleh betina nya untuk mencari lelaki lain."
Tapi jangan salah sangka,anak pak haji Cipto baik banget,sampai Azka saja tidak bisa move on.Hanya saja,Azka di tinggal nikah.
"Sholat,doa yang bener biar dapet jodoh yang kaya sebelumnya." Tutur Jaya berlagak seperti ibu ibu yang sedang menceramahi anak laki laki nya.
Azka mencabik setelah mendengar nya,lalu berkata ,"Kok yang kaya sebelumnya? harus yang lebih dong."
"Ya,abisnya lo kaya cinta mati."
"Mana iya lagi..doain Jay,biar gue bisa sama dia,gue rela nunggu sampe dia janda."
________[ibarat rumah tanpa lampu]________
Pendek kan?
kan udah aku bilang wkwkwkOH INI YG JARANG VOTE🫵🫵🫵
ini cowo aslinya ganteng banget,tapi kasian di tinggal nikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Putra Bapak Surya
Fanfiction"Your family is the best team you could ever have." #enhypen member cast.