"Luka yang dalam adalah benih kebijaksanaan dalam perjalanan."
Hallo guyss, ini adalah novel ke-3 aku. Walaupun novel Rumah tentang Ayah masih kena Hiatus tapi aku usahain buat tetap up di tiap minggunya.
Dan, Thanks guys yang udah setia nunggu aku up ฅ^•ﻌ•^ฅ.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen yaaa.
Happy Reading guys
.
.
.ฅ^•ﻌ•^ฅ
"Kita sampai sini ya Senja? Sampai bertemu di titik yang lebih baik."Di hari perpisahan antara Chandra dan Isabella, Langit turut serta untuk menangis.
Tak ada yang tau mengapa langit menangis sesaat setelah mendung itu menyelimuti. Awan yang hitam mengabu bahkan tak sesekali gemuruh kilat mengikuti. Tentang bagaimana langit menyaksikan pilu yang menguyuri kedua insan yang saling berhadapan.
Hujan menjadi saksi perpisahan persahabatan antara Chandra dan Isabella.
Mulut Isabella terasa pedih seolah ada orang yang memotong lidahnya sehingga dirinya bisu, tak bisa membuka suara sedikitpun. Dirinya hanya bisa melihat Chandra yang mulai pergi meninggalkannya seorang diri, membiarkan tubuh mungil milik Isabella basah akibat derasnya air hujan.
"Dra,Dua tahun bukan hal singkat. Kamu pergi begitu saja, setidaknya beri alasan mengapa perpisahan ini terjadi." ringis Isabellea
Tak berguna. Itu adalah hal bodoh yang ia lakukan. Mengapa dirinya mulai berbicara saat Chandra benar benar pergi dari sisinya?.
"Dra, dingin."
Pandangan Isabella mulai kabur. Dirinya terombang ambing di derasnya air hujan yang tak kunjung menunjukkan keindahan bianglala.
Isabella mulai terjatuh kuat ke tanah. Naasnya tak seorang pun yang ada di sekitar Isabella saat ini.
Dari kejadian itu, Isabella hanya berdiam diri. Menatap ke luar jendela setiap harinya. Berharap bahwa Chandra akan datang dengan bunga matahari di genggaman tangannya.
Satu minggu, Dua bulan , lima bulan hingga satu tahun Isabella masih sentiasa menuggu kehadiran Chandra. Tapi itu hanyalah penantian yang sia sia.
Tak lagi bertegur sapa, Chandra mulai menghindar pertemuan antara dirinya dan Isabella. Tak lagi memberikan Isabella bunga kesukaannya, Bunga matahari. Chandra hanya menghindar, berlari dan bersembunyi saat bertemu dengan Isabella.
Dan itu, menjadi alasan mengapa Isabella tak lagi menyukai bunga matahari.
-Satu cinta di antara kita berempat -
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Cinta diantara Kita Berempat [Hiatus]
Fiksi Remaja"Luka yang dalam adalah benih kebijaksanaan dalam perjalanan." Perjalanan empat sahabat yang ingin menjadi siswa terbaik di SMPN Cempaka putih. Perjalanan empat sahabat itu semakin lama semakin ambisi dalam meraih nilai. persahabatan adalah momen...