[BL] Pejalan kaki A meninggal setelah suara hatinya didengar

Bab 29 - Teman Sebangku

　　

　　Dia menarik tangannya: "Saya tidak ingin belajar lagi. Saya tidak bisa belajar. Saya akan memainkan sesuatu yang lain."

　　Setelah itu, dia berbalik dan lari.

　　Cao Xiaoran telah diseret untuk memainkan proyek lain. Dia berjalan berkeliling sendirian dan bertemu Su Jin.

　　"Xia Li, ada museum alam semesta di depan. Kudengar itu sangat indah. Apakah kamu ingin pergi dan melihatnya?"

　　"Bagus."

　　Xia Li mengikutinya dan masuk. Di dalam sangat gelap. Untuk menciptakan suasana mengamati bintang, lampu tidak dinyalakan.

　　Ada banyak teman sekelas yang duduk di tanah, berkelompok, tapi mereka tidak bisa melihat siapa itu siapa.

　　Suasana ini seperti memasuki bioskop.

　　Su Jin menariknya untuk duduk di ruang terbuka dan menyerahkan sepasang kacamata VR yang dia terima saat dia masuk. Di depannya ada layar besar. Di layar itu ada bumi bulat berwarna biru sangat cerah. Realistis, seperti bola sungguhan.

　　Ada juga komentator di radio yang memberikan pengenalan audio kepada semua orang, dan isi pendahuluannya adalah sejarah evolusi bumi.

　　Setelah penjelasan tentang bumi selesai, tata surya dan Bimasakti diikuti. Xia Li mendengarkan dengan cermat.

　　Dia kagum.

　　Dia penasaran dengan apa yang ada di luar dunia buku ini.

　　Apakah ini dunia paralel seperti mereka?

　　"Setiap orang dapat menjangkau dan menyentuh planet di depan Anda."

　　Xia Li berada di lautan bintang berwarna-warni, seolah dia bisa menjangkau dan menyentuh bintang di langit.

　　"Hal terdekat di depan Anda adalah sebuah planet oranye. Komentator baru saja mengatakan bahwa bintang ini adalah sebuah planet yang ditemukan oleh para ilmuwan dalam beberapa tahun terakhir, ia adalah sebuah bintang, kesepian di ruang gurun Bima Sakti, jauh dari planet lain yang diketahui Tubuhnya sangat langka sehingga disebut sebagai "bintang paling kesepian di alam semesta"."

　　Namanya, CX330.

　　Nama panggung Jiang Chi diambil dari sini.

　　Dia hendak mengangkat tangannya ketika sebuah tangan meraih pergelangan tangannya dan membawanya ke udara untuk menyentuh bintang oranye itu.

　　"Jika kamu menyentuhnya, itu tidak akan sepi lagi."

　　Suara jernih pemuda itu terdengar di telinganya.

　　Dia menoleh karena terkejut dan melihat orang di sebelah kirinya. Kapan Jiang Chi duduk di sebelahnya?

　　Ruangan ini sangat gelap, bagaimana dia bisa menemukannya?

　　Itu suatu kebetulan.

　　Dia mengambil tangannya dan meletakkannya di planet ini. Rasanya aneh saat disentuh. Awalnya dingin, tapi setelah dia menyentuhnya, menjadi hangat.

　　Rasanya seperti api sedang menyala.

　　Telapak tangan pemuda itu menutupi punggung tangannya, dan kehangatan berpindah ke sana, seolah-olah jari-jarinya bertautan erat dengannya.

　　Kata-kata pemuda itu masih terngiang-ngiang di telinganya, seolah berkata: Jika kamu menyentuhku, aku tidak akan kesepian lagi.

　　Xia Li takut dengan idenya sendiri, dan jari-jarinya gemetar.