Apa yang kamu lakukan ketika semua yang menimpa hidupmu terlampau berat?
Tidak ada teman yang bisa di ajak berbicara, berkeluh kesah, sampai untuk menangis saja rasanya sudah muak. Karena terlalu seringnya dia menangis.
Dia adalah Loco.
Gadis yang selalu ceria, membuat suasana menjadi hangat dengan kehadirannya, selalu riang dan selalu membuat orang tertawa karena leluconnya.
Gadis itu periang.
Gadis itu penuh semangat.
Gadis itu selalu memperlihatkan deretan giginya yang rapih ketika bersama teman-temannya. Tanpa pernah memperlihatkan luka dan kesedihan yang dia rasakan.
Rapuh, rusak, dan lemah.
Itu adalah Loco.
Namun dia kerap memperlihatkan sisi tegar dan kuat di hadapan orang lain, bahkan depan ibu dan ayahnya sekalipun.
Hanya dinding kamar dan bantal yang selalu menjadi saksi isak tangis Loco. Tangisan tanpa suara yang hanya membuat dia sesak, sesekali disela tangisannya, dia berusaha menutup mulutnya guna merdam isak tangis yang selalu dia tahan dikala menangis tengah malam.
Itu terjadi bukan sekali dua kali. Namun, itu sudah menjadi siklus di hidupnya. Bagai belenggu yang tidak dapat dia lepas, yang selalu menjerat lehernya dalam kehidupannya.
Ini semua karena financial. Ini semua karena materi.
Loco selalu berpikir, jika semua unlimited untuk keluarganya, ibunya tidak akan selalu mendesak meminta uang padanya.
Ibunya tidak akan mencampakan Loco, disaat loco butuh kasih sayang.
Akankah semua berakhir?
Bisakah Loco mengubah nasibnya?
Loco berharap di umurnya sudah kepala dua nanti, dia dapat terbang bebas. Tanpa ancaman, hinaan, caci dan maki dari ibunya.
Loco berharap dapat makan 5 sehat 4 sempurna. Dapat makan dengan gizi seimbang. Dengan lauk yang seimbang, bukan karbohidrat yang banyak dan lauk yang sedikit.
Loco berharap nanti tidak hidup dengan perasaan menyesakan itu.
Loco berharap tidak merasakan kelaparan lagi.
Loco berharap ibu-nya akan mengakui semua pengorbananny dan menghargainya.
Akankah ibunya berubah?
Loco hanya bisa berharap. Bisa menangis dengan memeluk bantalnya guna meredam isak tangisnya. Hanya itu, Loco bisa berharap adanya keajaiban.
--------------------Continue------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Tanpa Kata
JugendliteraturIni kehidupan Loco Ailani. Luka Tanpa Kata menyiratkan rasa sakit, trauma, dengan penderitaan dia akibat hubungan yang buruk dengan ibunya. Rasa sakit yang tidak dapat diungkapkan secara verbal atau tidak pernah di dengar orang lain. Tidak ada ruang...