prolog

334 36 1
                                    

Malam yang sepi hanya di isi oleh suara angin yang berhembus dengan kencang membuat seorang pemuda yang berjalan seorang diri masih dengan seragam SMP serta almamater yang melekat di tubuhnya sedikit meremang.

Remaja dengan nametag bernama na jaemin itu berjalan dengan bibir yang mengerucut serta kaki yang sedikit di hentak dalam setiap langkah nya.

"Ishhh awas saja sampai di rumah nanti aku akan memarahi mu hyung"kesal nya.

brakkk

langkah kaki pemuda itu terhenti saat sebuah suara mengagetkan dirinya,wajah nya dengan takut-takut menoleh kebelakang untuk melihat sesuatu yang baru saja terjatuh.

Bola mata nya membulat seperti ingin keluar setelah melihat seorang pria dengan tubuh yang di bungkus oleh Hoodie hitam serta sebuah topi terbaring dengan rintihan yang keluar dari bibirnya.

Jaemin mengalihkan perhatiannya kepada perut si pria dan mata nya kembali membulat menyadari sebuah darah mulai merembes keluar.

"Astaga"ujarnya keget sambil menutup mulut nya menggunakan tangan kirinya.

" ahghh t-tolong"

Rintihan pemuda itu membuat jaemin sedikit gemetar apakah dia harus menolong pemuda itu atau meninggalkan nya.

"Uhukk uhukk "

Lengan pemuda itu terulur seperti meminta jaemin untuk membantunya.

hati jaemin sedikit merasa iba kepada pria itu, dengan langkah sedikit gemetar dia mencoba mendekati pemuda yang berjarak sekitar 5 meter dari nya.

"T-tuan apa kah kau baik-baik saja?"

belum sempat menjawab pemuda itu telah terkapar tidak sadarkan diri membuat jaemin kini kalang kabut sendiri.

"Aishh bagaimana ini"menggigit bibir bawahnya dengan bola mata yang bergerak gelisah.

Setelah berpikir kini pemuda itu mulai merogoh ponsel nya dan menekan nomor 112 untuk menghubungi pihak rumah sakit.

Sembari menunggu ambulan datang jaemin berjongkok di depan pria itu dan mencoba membalik tubuhnya hingga terlentang.

Kini jaemin bisa melihat wajah pria itu yang di hiasi berbagai memar, pandang nya dengan segera teralihkan pada luka tusuk di perut pria itu, tangan jaemin degan segera membuka almamater nya kemudian mengikat nya pada perut pemuda itu guna menekan agar darah nya tidak terus mengalir.

Beberapa menit kini ambulas telah tiba,pemuda itu segera di angkat di brankar oleh perawat dan segera di masukan kedalam ambulan untuk di bawah di rumah sakit

The Gangster Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang