WARNING!
Cerita ini mengandung:
1. LGBTQ
2. Kata kasar
3. Suicide
4. Pembullyan
5. Violence
Jika kalian dibawah umur atau tidak nyaman dengan topik-topik tersebut, tidak disarankan untuk membaca cerita ini, terimakasih!"Ayah dengarlah, betapa sesungguhnya ku mencintaimu."
.
.
.
.
.
.
.
.
✦October 2009.
"Ibun!" seru seorang gadis kecil yang ceria, berlari cepat pada dekapan hangat bundanya. Bunda gadis itu tersenyum tipis, mengusap rambut panjang berwarna hitam sang anaknya; namun ia berkata, "Greesellyn Sophina Adhsadel! Kamu lupa ya, apa yang mama sama ibun selalu ingetin kamu?"
Greesellyn Sophina Adhsadel adalah nama gadis itu; ia adalah anak pertama Zayden Shafira Adhsadel dan Katarina Emilie Irene.
Zayden menatap Greesellyn yang berada di dekapan hangatnya; ia bersifat "marah" padanya, tetapi ia hanya menggodakannya seperti biasa. Ekspresi wajah Greesellyn berubah, ia mulai panik. "Eh... Ehm.. Eh..." gumamnya berkali-kali, ia melihat ke mana-mana—tidak ingin menatap bundanya sama sekali.
"Nah hayoo... Ketauan kan! Parah, parah.." ledek Zayden pada anak sulungnya, mencubit pipinya gemas. Greesellyn hanya menatapnya lagi, menahan tangisannya yang terbuat dari ledekkan bundanya.
Melihat mata Greesellyn yang mulai berkaca-kaca, Zayden melembutkan ekspresinya; lalu, ia menepuk punggung gadis itu pelan sambil berbisik: "Ibun cuman bercandaa... Greesel gausah sedih... Nanti ibun juga ikut sedih!"
Rayuan wanita itu berhasil membuat Greesellyn terbungkam, tidak ingin menangis lagi. Ia memeluk Zayden lebih erat, tidak ingin melepaskannya sama sekali—dia merasa sangat nyaman dengan bundanya, dan ia sangat mencintainya.
Menurut Greesellyn, Zayden adalah cinta pertamanya. Ia selalu berada buatnya, through high and low. Jika dunia kiamat, ia ingin berada di sampingnya. Ia mencintai bundanya.
Krikkk....
"Kakak Icelll..." panggil Katarina pada Greesellyn, membuka pintu kamarnya pelan dan lembut. Ia berduduk sebelah istri tersayangnya, menatapnya dengan wajah manis dan cantik miliknya; lalu, ia mulai tersenyum tipis padanya dan Greesel.
"Mama cantik!" seru Greesellyn tengil, merebahkan tubuhnya di antara kedua orang tuanya. Zayden menatap perut kekasihnya, mengelusnya pelan–"Do we tell her now?" bisiknya pada Katarina. Wanita itu mengganguk kepalanya lembut, namun, ia mengusap rambut anak gadisnya pelan.
"Mama sama bunda boleh bilang sesuatu ke kakak tidak?" tanya Zayden lembut. Greesellyn hanya mengganguk kepalanya, membetulkan posisi tubuhnya agar ia berduduk. Menghela nafas, Katarina memegang tangan Zayden erat. "Greesellyn, kamu bakalan jadi kakak." katanya pada sang anak sulungnya.
Wajah Greesellyn merubah menjadi senang, ia tersenyum sangat lebar dan ceria. Akhirnya, ia menjadi seorang kakak, ia tidak sendirian lagi! "Berarti, Greesellyn bakalan punya adek ya? Is it a girl?" tanyanya balik pada kedua orang tuanya.
"We don't know yet, but if you want to, you could give us name ideas." jawab Zayden. Memikir keras, Greesellyn mencari beberapa nama buat adiknya; Johnny, Jackjack, Emily, Amelia... Nama setelah nama, akhirnya ia menemukan suatu nama yang sangat cantik. "Gendisha!" seru gadis itu cepat.
Pasangan muda itu menatap satu sama lain, mendengar nama yang sangat unik namun tetap cantik—Gendisha. "Gendisha Adhsadel...." gumam Katarina lembut, memikirkan nama tengah buat bayinya yang akan lahir. Ia berpikir sangat keras, waktu pun mulai berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZeeKath Oneshots
Fanfictionkumpulan cerita2 pendek tentang Zee dan Kathrina di beberapa universe.