12. Berubah Tanpa Sebab

640 112 11
                                    

Hari demi hari berganti, dan bulan pun berlalu. Kini si bungsu Kim telah menginjak usia 11 bulan. Namun, Jennie, yang dulunya pecicilan dan cengeng, tiba-tiba berubah menjadi dingin dan pendiam. Usai kejadian menegangkan di rumah sakit, Jennie menjadi enggan menerima kehadiran si kembar sebagai adiknya dan sering mengasingkan diri. Baginya, mereka hanya orang asing yang menumpang tinggal di istana ini.

"Huuwaaa~"

"Jisoo! Jennie! Adeknya nangis. Tolong gendong dulu Mommy memasak!" teriak sang ibu dari dapur.

Sementara yang dipanggil tampak tidak terganggu. Jisoo rebahan di sofa bermain game, sedangkan Jennie sibuk dengan ponselnya di sofa sebelah Jisoo. Tangisan si bayi semakin keras dan bergantian, menciptakan keributan di pagi hari yang hening. Terpaksa, Jessica turun tangan menenangkan kedua bayinya.

"Kalian denger gak Mommy panggil?" Jessica merebut ponsel mereka dan membantingnya.

"Iphong ku" lirih Jisoo memelas. Berbanding terbalik dengan Jisoo, Jennie justru terlihat biasa saja.

"Mommy teriak-teriak manggil kalian dari tadi tapi gak kalian dengerin. Hp mulu yang kalian tau!" cerocos Jessica mengomeli kedua anak gadisnya.

Jessica kemudian meletakkan kedua bayi gembul tersebut di paha masing-masing duo J.

"Jaga adik kalian. Jangan buat mereka menangis"

"Cah um nni"

Lisa bergerak gusar di tempat duduknya, mencoba membalikkan badan agar bisa menatap sang kakak.

"Duduk diam saja"

"Emm" bibir mungil kemerahannya mencebik mendapat bentakan dari Jennie.

Habis makan siang, Jennie duduk lesehan di karpet mengerjakan tugas kuliahnya. Jennie masih kesulitan menyelesaikan skripsinya karena ia sebenarnya tidak berniat mengambil jurusan kedokteran jika tidak dipaksa Jaejoong. Sementara Jisoo sudah tamat namun memilih untuk menjadi pengangguran kaya.

Tidak jauh dari tempatnya duduk, si kembar Chaelisa sedang bermain bersama. Mereka disuruh Jessica menjaga kedua adiknya karena ibunya ada urusan penting di luar. Entah mengapa, ibunya itu tampaknya senang sekali menyuruh Jennie, sementara Jisoo hanya santai-santai bermain ponsel.

"Atatatak hum bwa xixi" Lisa mengoceh semangat. Air liurnya menetes membasahi dagu.

Guk guk

"Duk duk"

Tangan mungilnya menarik kuat bulu kuma, anak anjing Jennie, kemudian ia duduki, membuat anjing itu menggonggong. Chaeyoung, sang kembaran, tertarik dengan apa yang dilakukan Lisa. Ia menggunakan kaki dan tangannya untuk merangkak mendekati Lisa.

"Huh"

Chaeyoung mendorong tubuh Lisa hingga terjungkal. Sekarang giliran Chaeyoung yang menduduki kuma dan menjambak bulunya, menjadikannya sebagai kuda lumping.

"Huwaa tatatah" oceh Lisa menangis mainannya direbut Chaeyoung.

Lisa tidak tinggal diam. Bayi gembul itu menendang tubuh Chaeyoung hingga tersungkur ke samping. Setelahnya, ia duduki anak anjing Pomeranian itu.

"Huuwwaa"

"Berisik!" pekik Jennie, kesal karena konsentrasinya terganggu oleh dua bayi itu.

"Unnie, urus dua tuyul itu!" suruh Jennie kepada kakaknya yang asyik rebahan menonton drakor.

Jisoo melirik Jennie sekilas lalu memalingkan muka, bertingkah seolah tidak mendengar apa-apa.

"Ck," Jennie berdecak kesal lantas menghampiri sang adik. Lisa dan Chaeyoung saling menjambak rambut tipis masing-masing.

Trouble Maker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang