Chapter 6

23 6 2
                                    

[ Gilang ]Hai, Raina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Gilang ]
Hai, Raina. Sudah tidur belum?

[ Caltha Raina Callysta ]
Belum. Ada apa, Gilang?

[ Gilang ]
Besok kamu berangkat sama siapa? Mau bareng aku, nggak?
Jok belakang kosong, nih. Wkwk...

[ Caltha Raina Callysta ]
Biasanya sih, aku berangkat ke sekolah bareng Riri, tapi pakai sepeda motor masing-masing. Untuk tawarannya tadi, terima kasih, ya. Tapi kayaknya aku nggak bakal diizinin sama Ibu, kalau harus boncengan sama teman cowok.
M

aaf ya, Gilang.


[ Gilang ]
Oh, gitu ya....
Iya nggak papa, Na. Santai aja.

Setelah itu, diantara keduanya tidak ada yang mengirimkan pesan lagi. Gilang meletakkan ponselnya dengan perasaan kecewa. Sepertinya kali ini semesta tak mendukung rencananya untuk mendekati Raina.

Tapi, Gilang tentu tidak akan dengan mudahnya menyerah begitu saja. Ia akan terus mencoba di kesempatan lainnya. Dan harapannya adalah, secepatnya, gadis cantik bernama Raina itu segera menjadi kekasihnya.

Gilang : "Readers... do'ain atuh, biar gue sama Raina cepet jadian."

Author : "Usaha, Gilang! Malah minta sumbangan do'a dari readers." 🙂‍↔️

Gilang : "Iya, ini kan lagi usaha, thor."

***

Keesokan harinya...

"Bu, Raina pamit berangkat sekolah dulu ya...." ucap Raina sembari berjalan mendekat ke arah ibunya, lalu mencium tangan ibunya.

"Iya, Nak. Hati-hati di jalan, ya...."

"Assalaamu'alaikum."

"Wa'alaikumus salaam."

Selang beberapa menit Raina sudah berangkat ke sekolah, ibunya tiba-tiba teringat sesuatu. "Duh, lupa!" ibunya Raina menepuk jidatnya. "Tadi 'kan aku mau mengingatkan Raina untuk mengisi ulang bensinnya. Gimana ya, kalau nanti Raina kehabisan bensin di jalan?"

Ingin disusul, tapi ia juga memiliki pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. Ibunya Raina sedang menyiapkan pesanan dari pelanggannya, yang memesan 50box nasi kuning untuk diantar pada saat jam makan siang.

Sebagai single parent, ibunya Raina hanya bekerja dari rumah. Menerima pesanan makanan maupun cemilan, dalam porsi satuan atau bisa juga memesan dalam porsi yang banyak.

Bisa dibilang, ibunya Raina ini membuka usaha catering di rumahnya. Dengan mengandalkan skill-nya di dapur, menciptakan makanan rumahan dengan rasa yang luar biasa. Dan jika ada pesanan, akan diantar oleh kurir yang memang dipekerjakan oleh ibunya Raina.

Am I Fine ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang