"Linn...Linn...Linn" Gumam Yara teman sekamar kos ku yang mencoba untuk membangunkan diriku dari tidur panjang dan nyenyakku. Masih tak ada respon dariku, Yara mulai berteriak.
"Alinnnnnnnnnnn bangunnnn, sholat subuhhh matahari sebentar lagi muncul"
"Iyahhhh" Jawabku, Sambil membangkitkan diri dari tempat tidurku dan mulai duduk. Namun rasanya jiwa dan ragaku menolak untuk bangkit, mataku menolak untuk terbuka, kakiku menolak untuk berjalan. Alhasil tubuhku terjatuh kembali ke kasur.
"Astafirullah Alinnnnn, terserah mah gua bukan emak lu" Ucapan yang sangat kesal dari Yara sambil membanting pintu.
Mendengar suara bantingan pintu dan nada suara Yara yang terlihat sangat kesal akhirnya aku mulai membangkitkan jiwa dan raga yang begitu berat ini. Aku bergegas ke kamar mandi untuk sholat subuh walaupun sudah diujung fajar. Selesai sholat Yara menghampiriku.
"Linn, uang masak kita sudah habis, beasiswaku dan kamu juga belum keluar. Gimana? kamu mau nambah uang masak atau masak sendiri aja?" Ucap Yara.
Tatapan mataku kosong, kepalaku mulai berfikir, akal ku terus mengkalkulasikan uang yang aku pegang. Awal hari yang sudah membuat otakku berfikir keras hanya untuk memikirkan makan apa pagi ini.
"Masak sendiri-sendiri aja dulu Yar, uangku sisa 50 ribu sampai aku dapat beasiswa". Balasku.
Bukan tak ingin gabung tim masak namun uangku tak cukup untuk menambah uang masak.
PROLOG.
Hayy kenalin aku Adeylin Mizra dipanggil Alin, anak Medan yang merantau ke Surabaya. Aku gadis kecil yang sudah bertambah dewasa. Aku hidup bersama teman-teman satu kos yang berisikan 10 orang dalam satu rumah. Aku mahasiswa semeter 4 dari jurusan Psikologi di salah satu kampus negri yang cukup favorit di Surabaya. Sudah segitu saja ya dulu kenalannya denganku. Kalau aku bercerita panjang tentang diriku. Narasi ini akan selesai dan tidak ada bab selanjutnya dongg hahah....
Aku harus bergegas untuk mandi. Kuliah pagiku dengan dosen terfavoritku akan menghampiriku hari ini. Sial kamar mandi semuanya penuh, padahal ada 2 kamar mandi di rumah ini tapi semuanya penuh karna banyak yang masuk pagi hari ini. Oiya teman-teman kos ku berasal dari satu daerah yang sama denganku namun dari berbagai jurusan dan semeter yang berbeda.
Akupun segera menggedor pintu kamar mandi dengan cukup keras dengan harapan orang yang ada di dalam kamar mandi tersebut bisa cepat keluar dari tempat bersemayamnya.
"Ayoo dongg buruannn, uda jam 06.40, kuliahku jam 07.30" ucapku dengan tergesa-gesa. Benar saja mantraku manjur. Orang yang ada didalam kamar mandipun keluar. Dengan raut wajah yang kesal Yara berkata.
"Bangunnn lamaaa lagiii, linn masih pagilo kamu uda bikin aku kesal teruss dehh"
"Maaf yaa, Yaraaa temanku yang cantikk iniii, tapi aku buru-buru tidak memiliki waktu yang banyak untuk berdebat" Ucapku sambil mendorong Yara keluar dari kamar mandi sambil memasang wajah senyum lebar dan mata berkaca-kaca untuk mengurangi kekesalannya terhadapku.
Beginilah kehebohan dan kebisingan anak-anak kost yang selalu ramai dan saling berteriak satu sama lain. Dengan gelagat yang buru-buru aku bergegas untuk berangkat ke kampus menggunakan sepeda gunung yang aku miliki. Dayuhanku yang sangat kencang membuat tubuhku sangat berkeringat. Alhasil make upku lunturr bak orang yang belum mandi. Serasa sia-sia aku makeup pakai bedak jika sampai kampus wajahku kembali kusam. But its okeyy, yang penting aku sampai kampus tidak telat dan hari ini dosen kesayangan bersama mata kuliah yang sangat aku sayangi menghampiriku. Aku menunggu di kelas dengan sangat tidak sabar.
Akhirnya yang ditunggu-tunggu berbuah manis.
"Pagiiiii" ucap dosenku
"Pagi jugaaa buuu" ucap kami satu kelas.
Hari ini pembahasannya adalah mengenai Psikologi Perkembangan. Terdapat masa-masa atau fase-fase bertumbuhan usia manusia. Setiap masa ada karakteriktiknya. Masa anak-anak yang fokus pada bermain dan bertanya tentang keinginan tahuannya terhadap lingkungan sekitarnya. Masa remaja yang fokus pada pencarian jati diri dan suka terhadap sirkel-sirkelan dan masa pubertas dimulai dimana horman adrenalin diproduksi sangat pesat dan cepat. Hal tersebutlah membuat kenakalan remaja banyak kita jumpai jika tidak dapat bimbingan yang baik dari orangtua dan lingkungan sekitarnya. Hingga masa dewasa yang memiliki karakteristik lebih berat lagi.
Hingga memunculkan pertanyaan dibenakku dan membuatku menganggkat tangan dan bertanya kepada dosenku.
"Bu, lantas disebut fase apa anak-anak yang ada dijalananan sambil menawarkan dagangannya? secara usia dia masih berada difase anak-anak yang seharusnya dunianya adalah bermain dan bersekolah namun ia justru tak mendapatkan masa itu diusinya, setiap hari harus bertarung dengan kerasnya jalanan.? Lantas ia sedang difase anak-anak atau fase dewasa bu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengurai, Benang Kusut
Ficción GeneralBercerita tentang gadis kecil yang telah bertumbuh dewasa namun masih hidup dibayang-bayang masa kecil. Baginya masa kecilnya berharga namun juga menyakitkan. Jikalaupun diberi mesin waktu untuk kembali pada masa lalu dan merubah narasi masa kecilny...