BAB 1

6 0 0
                                    

-o0o-

-o0o-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-o0o-

BAB 1

Setelah malam penuh dengan obrolan dan tawa keluarga, pagi berikutnya tiba dengan kesibukan baru. Semua orang mempersiapkan diri untuk perjalanan ke Kediri. Di luar, elf sudah menunggu dengan pintu terbuka, siap mengantar mereka.

"Zhei, kamu duduk di depan, ya," kata salah satu kerabat sambil membantu tante mereka masuk ke dalam elf.

Zhei menurut, mengambil tempat di kursi depan dengan adiknya, sementara Zavi memilih duduk di belakang bersama sepupu perempuannya. Sesekali, dia melirik ke arah Zhei, tetapi seperti malam sebelumnya, tidak ada percakapan panjang yang terjalin di antara mereka.

Sepupu perempuan Zavi yang duduk di sebelahnya memecah keheningan. "Kak Zavi, kenapa kamu kelihatan tegang? Perjalanan ini harusnya menyenangkan," ujarnya sambil tersenyum lebar, mencoba mencairkan suasana.

"Tidak, aku baik-baik saja," Zavi menjawab singkat, meski tatapannya tampak melayang jauh, seperti ada banyak hal yang mengganggu pikirannya.

Sementara itu, Zhei duduk diam, memandang keluar jendela. Pegunungan yang pernah terasa begitu akrab kini mulai tergantikan oleh pemandangan jalanan yang semakin ramai. Kediri terasa semakin dekat, namun hatinya justru semakin jauh dari rasa nyaman.

Perjalanan itu diisi dengan obrolan ringan dari keluarga di belakang, tetapi bagi Zhei dan Zavi, setiap kilometer yang mereka tempuh hanya menambah jarak yang tak kasat mata di antara mereka. Zhei mencoba mengalihkan pikirannya dengan memikirkan pernikahan yang akan berlangsung, sementara Zavi sesekali terlibat dalam percakapan singkat dengan sepupunya, meski pikirannya tampak melayang.

Waktu berlalu perlahan, dan mereka semua tahu, sesampainya di Kediri, ada tanggung jawab baru yang harus dijalani-tapi apakah hati mereka sudah siap untuk menghadapi semuanya?

-o0o-

Malam itu, setelah perjalanan panjang, mereka tiba di Kediri. Langit malam yang gelap menyelimuti desa yang tenang, hanya diterangi oleh beberapa lampu jalan yang redup. Zhei menghela napas lega saat mereka semua keluar dari elf. Tante mereka langsung masuk ke dalam rumah calon mertuanya, sementara yang lainnya mengikuti dengan langkah pelan, lelah setelah perjalanan seharian.

"Kita istirahat dulu malam ini. Besok pagi kita akan memulai persiapan," ucap salah satu anggota keluarga. Mereka kemudian berpisah untuk tidur, masing-masing menuju kamar yang telah disiapkan oleh keluarga di rumah itu.

Keesokan paginya, suasana di rumah sudah mulai ramai dengan persiapan pernikahan. Zhei baru saja selesai bersiap ketika dia mendengar suara ketukan pelan di pintu kamarnya.

"Zhei, bisakah kamu mengantar Zavi ke kamar mandi?" salah satu kerabat bertanya dari balik pintu. "Dia tidak tahu di mana letaknya."

Zhei mengangguk meskipun hatinya terasa sedikit berat. Dia keluar dari kamar dan melihat Zavi berdiri di depan pintu, tampak sedikit bingung.

Unraveled Threads [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang