1

20 3 0
                                    

Happy reading

     Nara Nayanika, seorang siswi di SMA 1 Negeri, kini ia baru saja memasuki kelas 10 IPA 2, dikelas yang sekarang dia dihadapkan dengan teman-teman yang baru.

Dia sudah berkenalan dengan teman-teman barunya, di kelas 10 IPA 2 terdapat 24 murid termasuk dirinya, Nara memiliki teman sebangku bernama Meylin Heraniya.

"Dia siapa?" Tanya Nara dengan menunjuk salah satu murid laki-laki yang duduk dipojok kanan paling belakang, sedangkan dia duduk ditengah dan paling belakang, mereka tengah mendengarkan wali murid mereka yang tengah memperkenalkan diri.

"Dia Rafael Bumantara, dulu sesekolah sama gue sih, anaknya random, mantannya sekarang dikelas 10 IPA 4, dia lahir 14 Mei 2007," jelas Meylin.

"Owh gitu," balas Nara.

"Nah anak-anak, untuk struktur kelasnya, kalian mau metode voting atau tunjuk?" Tanya wali kelas mereka, wali kelas mereka ini termasuk guru muda, sebut saja Pak Rayfan.

"VOTING," seru para penghuni kelas.
"Kalau gitu silahkan tunjuk 3 teman kalian yang akan menjadi ketua," ucap pak Rayfan.

"RAFAEL PAK," terak Meylin.

"NARA PAK," teriak Zila, dia duduk dibangku paling depan, dan langsung saja dapat tatapan permusuhan oleh Nara, tapi hanya dibahas cengengesan oleh Zila.

"JOVAN AJA PAK," teriak Abi yang duduk disamping Rafael.

"Okey, silahkan untuk Rafael, Nara, dan Jovan bisa maju kedepan," ucap pak Rayfan.

Dengan jengkel mereka bertiga maju kedepan kelas.

Voting pun dimulai, dengan perolehan

Rafael: 11
Nara: 8
Jovan: 5

"Jadi, ketua kelas kalian Rafael, dan wakilnya Nara, Jovan jadi sekretaris, sekarang untuk pembentukan struktur kelas, saya serahkan ke ketua kelas berserta wakilnya, dan kalian semua untuk menentukan," ucap pak Rayfan.

"Kiw-kiw, ketua kelas sama wakilnya cocok nih," ucap Meylin dibelakang sana.

"Cocok banget," balas Zila.
"Couple kelas nih," ucap Zara yang duduk didepan Meylin.

"Apaan," balas Nara tidak suka.

"Tapi emang cocok," ucap pak Rayfan.

"Dahlah, ini siapa yang mau jadi sekretaris 2?" Tanya Nara yang sudah muak.

"Salwa itu loh," ucap Sherly.

"Naily aja," ucap Feby.

"Laras aja Laras, tulisannya bagus," ucap Dewi.

"Nah iya tuh," ucap Zila.

"Fiks Laras nih ya?" Tanya Nara memastikan dan dibalas iya oleh yang lain.

"Tulis tuh Laras," ucap Nara kepada Rafael.

Rafael menulis nama Laras dipapan tulis.

"Tulisan lo kok gitu sih, sini biar gue yang tulis," ucap Nara, dengan mengambil spidol ditangan Rafael, lalu ia menulis nama Laras  dengan benar.

Teman?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang