DIBALIK LARA

6 1 0
                                        


Tuhan memberi sebuah derita,

Agar kita belajar mengerti indahnya cita.

Tuhan memberi kita air mata,

Agar kita menghargai derainya tawa.


Tak ada satupun pahit yang benar-benar pahit.

Sebegitu pulanya manis tak selamanya bisa dibersit.

Akan tetapi pada saat segalanya berakhir,

Selalu ada hikmah bagi setiap jiwa yang mau berfikir.


Siapa yang bisa menyana rasanya siksa?

Setiap gores tentu memberi nyeri luar biasa.

Namun granit sekalipun apabila digerus selalu

Hasil akhirnya adalah sebuah kemuliaan yang berkilau.


Setelah jauh nian waktu menarik tubuh,

Sebuah keyakinan baru kini tumbuh.

Bila penguatan sama halnya seperti kebahagiaan.

Hanya dapat dilakukan oleh si empunya badan.


Mempercayai mahluk akan selalu memberi penyesalan.

Pun mencintai mahluk akan selalu bertenggat pada waktu perpisahan.

Entahkah sebab oleh kematian, ruang, waktu, maupun rasa yang berganti haluan.

Hanya kemabukan pada Sang Maha Maestro saja yang bermuara pada ketenangan.


Hidup adalah permainan yang memberi pelajaran.

Kita memang bukanlah bidak catur yang dititah sang majikan.

Karena kita selalu memiliki pilihan yang walau dibatasi.

Dan kali ini, permainan membawa pilihan untuk memutuskan keindahan yang kini tinggal halusinasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aurora BorealisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang