Obsesi Buta (Codename Anastasia)

Bab 2: Give me back my phone.

Malam itu, langit dihiasi jutaan bintang yang berkelap-kelip seperti berlian yang tersebar di atas kain beludru hitam. Bulan tersenyum lebar, memancarkan cahaya keperakan yang menyelimuti bumi dengan kehangatan. Angin sepoi-sepoi berbisik lembut, membawa aroma bunga yang semerbak, seakan menyapa setiap jiwa yang tertidur lelap. Kebahagiaan menyelimuti malam itu, seperti embun pagi yang menetes di dedaunan, menyegarkan dan menentramkan hati.

Indahnya malam terasa juga untuk pasangan yang sedang bermesraan ditengah malam yang sunyi. Jam 23.09 PM, dimana orang-orang sudah tertidur. Tapi, bukannya tidur mereka malah bermesraan sambil menonton film di televisi.

Zhenya sangat menyukai banyak momen yang ia lalui bersama Taekjoo. Layaknya seperti ini, Taekjoo yang duduk di pangkuannya dan bersandar di dada bidang miliknya, sungguh lucu. Dia memakan sebuah kue coklat dengan krim vanilla beserta buah strawberry diatasnya. Sesekali Taekjoo menyuapi Zhenya tanpa melepaskan fokusnya pada film yang mereka tonton.

Sejujurnya, dalam posisi seperti ini, Zhenya selalu terangsang. Pada saat pantat lembut Taekjoo menggesek daging tebal dibawah celana. Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak bisa melakukannya sekarang, mungkin sampai beberapa hari lagi.

Zhenya paling benci adalah menunggu. Apalagi jika menyangkut hal seperti nafsu seperti ini. Dia tidak bisa menahannya, namun jika dia melakukannya sekarang, itu benar-benar bahaya.

Jika kalian tanya kenapa? Aku akan menjelaskannya. Ekhem. Jadi, beberapa hari ini, sekitar 4 hari lalu adalah hari yang membahagiakan bagi Zhenya. Bagaimana tidak? Selama 4 hari penuh, daging tebal milik Zhenya terus berada di dalam lubang hangat Taekjoo. Hampir malam bertemu malam Taekjoo bertempur dengan rasa sakit dan nikmat yang luar biasa.

Pada akhirnya, mereka berdua selesai disaat Taekjoo pingsan tak berdaya dibawah Zhenya. Dengan wajah pucat, bibir kering, dan tubuhnya benar-benar lemah. Untuk pertama kalinya, Taekjoo merasakan hal luar biasa sakit yang pernah dia rasakan.

Saat Zhenya memanggil dokter, beliau mengatakan bahwa Taekjoo sangat lemah dan rentan sekarang. Terutama bagian bawahnya yang lecet dan sangat bengkak. Dia mengatakan pada Zhenya bahwa Taekjoo sekarang tidak boleh melakukan hal-hal yang terlalu lama sehingga membuat pinggangnya sakit. Tidak boleh melakukan sex selama beberapa minggu. Makan makanan yang memiliki banyak protein. Dan banyak lagi yang dokter itu katakan.

Jujur saja, Zhenya cukup kecewa saat dokter itu mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menyetubuhi kekasihnya itu selama beberapa minggu. Pasalnya, bagi Zhenya, hidup tanpa sex itu tidak hidup. Lalu lubang siapa yang akan memakan daging tebal miliknya? Tidak ada yang lebih baik selain lubang milik Taekjoo.

Tapi, mau bagaimana lagi. Inilah yang harus dia tanggung disaat dia lepas kendali. Otaknya tidak dapat berfikir secara jernih. Hawa nafsu juga terus mengalir di dalam aliran darah miliknya, seolah memompa dirinya untuk selalu meminta lebih. Semakin dia melihat Taekjoo menangis di bawahnya membuat ia semakin terangsang.

Saat sudah sadar, tanpa mengucapkan sepatah-duapatah kata, dengan kekuatan yang sudah dia kumpulkan. Taekjoo langsung menghantam wajah Zhenya dengan beribu pukulan mengerikan. Wajah Zhenya yang tadinya tampan nan cantik ini berubah dengan penuh luka-luka memar dan darah yang mengalir. Namun, tentu saja, Zhenya tidak melawan. Bagaimana pun ini salahnya bukan?

Namun sekarang, dia sedang bermesraan dengan kekasihnya itu dibawah redupnya rambu kamar. Menyapu setiap luka diwajah Zhenya dengan lembut. Menjadikan setiap momen bersama lebih berharga.

Taekjoo selalu seperti anak kecil di pelukannya. Apa lagi ketika makan. Itu benar-benar menggemaskan!

Taekjoo sepertinya sangat menyukai film tersebut, sampai-sampai dia tidak menyadari jika Zhenya mengambil remote dan mematikan televisi itu. Film yang ia tonton juga tiba-tiba ikut menghilang.