Part 19

1K 109 23
                                    

Halo

Sebelum memasuki alur cerita

Jangan lupa vote dan komen

Ig: nsall_

Happy reading 💕

▪︎▪︎▪︎

Kino menatap lekat wajah Bellila yang terlihat menikmati makan yang begitu banyak, disajikan di atas meja kantin. Setelah perdebatan singkat antara Bellila dan Kino, di mana saat  Bellila dengan kekeh ingin makan semua makanan yang ada di kantin kampus. Sedangkan Kino tentu saja melarang, terlebih rasa cemburu yang memuncak ketika banyaknya laki-laki yang menatap Bellila dengan kagum, terpukau dan tatapan yang jelas mengundang amarah dalam diri Kino.

“Makan pelan-pelan sayang,” Bellila mendongak lalu kembali melahap makanan yang terlihat menggiurkan baginya. Sedangkan Kino melihat meja dipenuhi oleh makanan saja sudah terasa kenyang tanpa ikut mencoba.

“Tadi kesini sama siapa?” tanya Kino seraya mengusap lembut bercak saus di bibir Bellila dengan ibu jarinya.

“Kak Lulu,”  jawab singkat Bellila, tatapannya terpusat ketika melihat pria yang mengenakan kemeja hitam dengan rambut yang tertata rapi.

“Kak Berto,” pekik senang Bellila yang kembali menarik perhatian orang-orang yang berada di kantin, termasuk Kino.

Pria itu langsung membalikan badan menatap Berto yang terlihat terdiam kaku menatap Bellila dari kejauhan. Kino berdecak kesal, melihat tatapan Berto pada Bellila.

Baru saja Kino ingin membuka suara pada Bellila, perempuan itu justru sudah berlari menghampiri Berto yang masih berdiri di tempatnya. Kino menatap setiap gerak Bellila, hingga dimana perempuan itu memeluk erat Berto.

‘Sialan!’

Kino menatap tajam dan penuh permusuhan pada Berto yang lancang membalas pelukan Bellila. Pelukan itu akhirnya terlepas, Bellila terlihat berbicara penuh antusias dengan Berto yang tersenyum tipis seraya mengusap surai indah Bellila.

“Lancang,” gumum Kino, rasa amarah dan kecemburuan tanpa dasar membuat Kino bangkit menghampiri keduanya.

“Aku kesini karena Kak–,” belum Bellila menyelesaikan kalimatnya, tangan kanannya sudah lebih dulu ditarik dari arah belakang, hingga tatapannya bertemu dengan mata pekat Kino yang menatapnya penuh amarah.

Kino mengalihkan pandangannya, dia menatap Berto yang terlihat santai dengan kedua tangan yang kini masuk kedalam saku celana.

“Lama tidak berjumpa Brother,” ujar Berto terlampau santai. Hal itu berhasil membuat Bellila berbalik kembali menatap Berto dengan tatapan rumit dan bingung.

“Kakak tau Kak Kino masih hidup?”

Berto menatap Bellila sesaat, lalu kembali menatap Kino yang memberikan tatapan peringatan. “Tidak,” singkat Berto.

“Lalu kenapa Kakak tidak memeluk Kak Kino? kalian tidak bertemu sudah lama sekali.” ujar Bellila yang masih berpikir bahwa keduanya memiliki ikatan saudara seperti di panti, hubungan hangat yang selalu Bellila liat dulu, adik kakak yang selalu memberikan kasih sayang satu sama lain.

Hubungan keduanya tidak sehangat itu, Berto dan Kino adalah orang yang memiliki kepribadian yang bertolak belakang, namun terkadang memiliki satu pikiran yang sama. Berto terlalu cuek dan tidak ingin ikut campur, sedangkan Kino pria yang mudah marah jika bersangkutan dengan Bellila, pria itu benar-benar seperti monster yang menyeramkan seperti dalam cerita dongeng.

KINBELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang