3. Superhero Papa

134 22 2
                                    

Shunxi tidur sampai siang, jam sekolah bahkan sudah hampir terlewat. LianHua sendiri masih ikut tidur disebelah anaknya sambil menepuk-nepuk pelan punggungnya, ia tidak bekerja mengambil ijin demi anaknya.

"Kau terlalu memanjanya, dia mau sekolah lho," ucap Feisheng naik ke atas kasur anaknya. Ia menunjukan jam diponselnya yang menunjukan pukul sepuluh, tapi sayangnya Shunxi masih nyenyak.

"Masih tidur biarkan saja, sekolah itu hanya scam sayang," jawab Lianhua.

Dia benar-benar memanja anaknya.

"Jadi gimana, sudah hubungi pak Xiao?" tanya Lianhua. Ia sudah tahu cerita yang terjadi disekolah dari Feisheng.

"Sudah, nanti makan siang dia mau ke sini, sekalian aku sudah pesankan makanan." Hanya Feisheng yang memegang ponsel, sedangkan Lianhua dia jarang memegang ponsel apalagi jika sedang bersama bayinya.

"Aku rasa itu bukan bullying jangan terlalu berlebihan menghardiknya nanti," ucap Feisheng membuat Lianhua memutar bola matanya.

"Sok tahu," jawab Lianhua.

"Bukan sok tahu, aku kan mengikutinya 24 jam, kau pikir setiap dia teriak 'papa!' terus aku langsung muncul itu karena aku punya kekuatan? Ya karena aku mengikutinya," ungkap Feisheng jujur.

"Jadi kronologinya, si anak itu bermain basket tapi malah kena kaca ruangan Shunxi, kebetulan sekali masuknya tepat," tambah Feisheng sekali lagi, ternyata alasan itu membuat Lianhua geram. Dia mau pokoknya orang itu salah.

"Bela terus," sindir Lianhua.

"Bukan membela—"

Feisheng langsung diam saat melihat mata Lianhua melototinya, dia tidak berani melawannya lagi.

"Iya iya." Feisheng nyerah.

****

Keluarga Xiao datang, mereka menjelaskan semuanya pada Keluarga Li tapi sayangnya keluarga Li adalah keluarga rempong yang sulit untuk diajak damai, maunya perang terus.

Xiao Zhan, Xiao Yuliang tempat duduk mereka saling berhadapan dengan keluarga Li. Xiao Zhan berhadapan dengan Lianhua dan Yuliang dengan Feisheng sedangkan Shunxi masih tidur dipangkuan Lian Hua.

"Jadi?" Lianhua ingin intinya.

Xiao Zhan menelan ludahnya, ia melihat makanan yang keluarga itu hidangkan, seperti goreng kalajengking, balado tarantula, semur belalang, telur pitan, sate ular, kerupuk kulit buaya dan minumannya adalah 'bisa' racun ular.

"Sekali lagi kami minta maaf, setelah lihat CCTV ini bukan 100% salah anak saya, ini karena ketidakamanan lapangan tanpa kawat," ungkap Xiao Zhan jujur. Karena posisi lapangan itu ditengah-tengah dan dikelilingi kelas sedangkan kawat lapangan itu rendah sekitar 2 meter, ruangan Shunxi dilantai 2.

Yuliang hanya diam tidak mau berbicara, baginya ini semua hanya buang-buang waktu.

"Jadi kau ingin menyalahkan Design sekolahnya?" tanya Lianhua kesal. Intinya tidak mau salah, selalu benar, benar dan harus benar.

"Maksudku ah— apapun yang Anda inginkan, saya akan menurutinya," ucap Xiao Zhan tidak mau ambil pusing.

"Jadi babu aku ayah," ucap Shunxi membuka sebelah matanya, saat Yuliang melihat wajahnya, lidahnya menjulur.

"Anak itu mirip sekali dengan ayahnya sama-sama keturunan rubah dan sifat menyebalkannya," ucap Xiao Zhan kemudian langsung menutup mulutnya.

"Harusnya hukumannya ke pulau komodokan?" Sambung Feisheng tersenyum paksa.

"Suruh pilih, jadi babu aku cuma seminggu atau dipulau komodo tiga bulan," ucap Shunxi menatap ayahnya.

Yuliang tipe orang yang tidak mau ambil pusing sama seperti orangtuanya, ia pun menyetujuinya tanpa pikir panjang, toh cuma seminggu.

[Bl] Tian Chen Zuo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang