-BUTTERFLY-

8 1 0
                                    

-BUTTERFLY-



"Apa hanya ini hasil yang kau dapat setelah aku mengajarimu selama ini?" Sunggyu menggoncang-goncangkan kertas yang selesai dibacanya. Ia masih tidak percaya dengan hasil ujian yang diperoleh gadis yang duduk diayunan disebelahnya itu. Ia mulai memijat keningnya.


"Bukan aku yang salah. Tapi soalnya." Minzy mengayunkan ayunan yang ia duduki dengan pelan, sambil memalingkan wajahnya dari Sunggyu. Mereka sedang berada ditaman bermain saat ini. Tempat itu selalu sepi saat mereka pulang sekolah.


"Ini bahkan lebih buruk dari minggu lalu, kau tau itukan?" Sunggyu beralih menatap gadis disampingnya.


"Ya, aku tau." Gadis itu masih tidak mau bertatap muka dengannya.


"Lalu bagaimana kau akan memperbaiki ini?" Sunggyu menyodorkan kertasnya didepan gadis itu.


Minzy melirik kertas itu sebentar lalu ia kembali bermain tanah dengan sepatunya.


"Kau tidak akan memperbaikinya? Apa minggu depan kau masih akan seperti ini?" Sunggyu berpindah dari ayunannya. Ia berjongkok didepan Minzy. Dengan begitu ia bisa melihat wajah gadis keras kepala itu dengan jelas.


"Tidak."


"Lalu apa yang akan kau lakukan?"


Gadis itu tidak menjawab lagi. Dengan cepat ia menarik krah seragam Sunggyu dan menempelkan bibirnya pada bibir pria itu, hanya menempel. Aneh? Tidak, itu sudah biasa bagi mereka.


Melakukannya dengan pria itu selalu berhasil memberikannya butterfly effect yang sangat ia sukai. Jangan salah sangka, pria itu sendiri yang mengajarinya hal hal seperti itu. Minzy hanya menirunya. Ya, meniru apa yang pria itu lakukan.


"Aku tidak akan melakukan apapun." Minzy membenarkan rambutnya setelah selesai dengan adegannya, dan tak lupa ia juga menyingkirkan anak rambut yang jatuh menghalangi pandangan pria yang berjongkok didepannya itu.


"Berhentilah keras kepala, Gong Minzy. Bayangkan bagaimana perasaan Ayahmu jika kau seperti ini." Pria itu melembutkan nadanya.


"Aku tidak ingin berhenti sampai Ayah berubah fikiran. Aku tidak mau pergi ke Amerika."


"Hhhhhh.... Terserah kau saja. Ayo pulang." Sunggyu menggenggam tangan Minzy. Menariknya untuk berjalan. Tapi gadis itu sama sekali tidak bergerak. Sunggyu menoleh kebelakang.


"Kenapa?" Sunggyu menatapnya heran. Minzy menarik pundak pria itu dan membuatnya berjongkok. Sunggyu menurutinya sambil tertawa kecil menyadari apa yang diinginkan gadis itu. Dan akhirnya, ia menggendong gadis itu selama perjalanan pulang.



*Minzy POV*



Pria yang bernama Kim Sunggyu itu, aku sudah mengenalnya sejak kecil. Ia bahkan sudah ada disisiku sejak aku belum dilahirkan. Ya, orang tua kami memang sudah dekat sejak awal, karna Ayahku bersahabat dengan Ayah Sunggyu sangat lama, bahkan mereka juga bersahabat dalam hal bisnis. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEEN-AGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang