Vol.2

635 34 6
                                        


Tahun 1800

Prajurit dengan pakaian lengkap membuat barikade memanjang, mereka berasal dari negara barat yang sedang memburu salah satu mahluk legenda. Konon penduduk sekitar hutan pernah menemukan sehelai bulu menyerupai burung namun begitu besar, tidak normal untuk ukuran se ekor burung

Matahari tidak mampu menembus gelap nya hutan, di setiap kaki mu salah melangkah terdapat lumpur yang menjerat tubuh mu hingga mati, terdapat bunga yang mampu membuat mu terlelap dengan serbuk sari nya, akar-akar pohon akan melilit mu hingga remuk. Seperti itu gambaran orang-orang yang mampu selamat keluar dari hutan kegelapan

"BERSIAP!!" Nepole sang pemimpin pasukan berseru di atas kuda hitam nya, pasukan bersiap dengan senjata masing-masing, zirah dan pedang mereka bergesekan menimbulkan kesan mencekam "MAJU!!" dentuman langkah mereka di luar hutan membuat burung-burung panik berterbangan, langkah kaki kuda yang banyak menggetarkan setiap langkah mereka memasuki hutan, beberapa dari prajurit memasang wajah kecut seakan-akan mereka tahu ini akhir dari mereka hidup

Mereka mulai memasuki area terdepan hutan, udara nya seketika berbeda menjadi sangat dingin hingga menembus zirah prajurit, beberapa kuda mulai bersuara gelisah "TERUS MAJU!" perintah nepole tak gentar

Mata para prajurit begitu awas walaupun waktu masih petang tapi benar kata tetua yang terdahulu memasuki tempat ini, hutan nya begitu gelap hingga beberapa awak menyalakan obor untuk menuntun mereka jalan "apa kita musti kembali, paduka?" Tanya saudara nepole setelah sejajar bersama kuda hitam nya "tentu tidak, mahluk itu telah membunuh kedua orang tua kita. Tentu aku ingin membalas kesakitan yang telah ku pendam" setiap kata yang nepole ucapkan tersirat banyak dendam, nepole menjadi saksi kematian orang tua nya. Mata nepole masa kecil melihat bagaimana mahluk bengis itu mengoyak habis tubuh kedua orang tua nya, itu menjadi trauma besar yang menjadi dendam seumur hidup nepole yang musti di bayar

"SEMUA BERHENTI!!" titah nepole kepada seluruh pasukan, mereka kini telah setengah jalan, di depan sana terdapat jembatan batu yang membentang kokoh, itu adalah batas dimana manusia pernah menginjakkan kaki nya sebelum melewati dan tak pernah kembali "BAWA KEMARI WANITA ITU!!" Salah satu prajurit menarik gadis yang tengah di tutup kepala nya menggunakan kain, tubuh kecil nya memberontak di antara genggaman tangan besar tersebut "paduka, wanita ini telah siap" penampakan yang begitu menyedihkan, baju terusan yang lusuh nan kusam, beberapa lebam pada kulit putih nya yang kenyal "APA MAU KALIAN HAH!!! LEPASKAN AKU!!!"

"Bawa wanita itu ke tengah jembatan, ikat dia dan kau kembali kemari" mendengar titah tersebut sang prajurit mulai berjalan menyeret wanita tersebut yang terus memberontak, tangis nya begitu pedih di dengar. Diri nya ingin di jadikan makanan sang mahluk legenda "KALIAN GILA!! LEPASKAN AKU!!!" setelah mengikat wanita tersebut sang prajurit berlari kembali kepada kelompok, nepole mengambil terompet yang terbuat dari kayu dan menyerukan dengan keras


"!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Seruan terompet tersebut membuat semua pasukan menutup telinga mereka, suara tersebut macam teriakan wanita yang setengah mati

Setelah selesai, suasana begitu hening sangat hening namun perlahan angin menerpa wajah mereka satu persatu. Perlahan hingga macam seperti tornado. Beberapa dari mereka menahan tubuh dengan tiarap di tanah, kuda-kuda mulai gelisah hingga mengangkat tubuh nya

Wanita tersebut hanya duduk dalam ikatan, tidak ada suara tangis lagi atau teriakan. Diri nya pasrah jikalau hidup nya berakhir seperti ini

"Pergi dari sini..!!!" Suara besar itu memutari seluruh hutan, angin tornado telah hilang. Nepole bangkit dan menoleh ke seluruh penjuru yang bisa ia lihat "AKU DARI KERAJAAN BARAT!!! KEDATANGAN KU UNTUK MEMBERI MU MAKAN!!!" teriak nepole sembari terus awas menatap sekitar, seluruh prajurit telah siap dengan pedang mereka "pergi dari sini sebelum kau menyesal...!!!!" Mendengar jawaban yang tidak di inginkan nya, nepole geram. Tangan nya mencengkram pedang begitu erat seakan siap membunuh "AMBIL WANITA ITU DAN BERHADAPAN DENGANKU!!! SEKARANGGG!!!!!"

Angin kembali berhembus kencang, beberapa akar pohon bergerak seperti ular. Bahwa benar ucapan tetua yang terdahulu, hutan ini memang seperti sihir. Di ujung akhir jembatan terdapat bayangan yang tertutup kabut, tubuh nya begitu tinggi dan besar, di punggung nya terdapat siluet sayap yang seakan dapat melempar kalian dalam satu hempasan

"Ya tuhan..."













































Taik bgt lgi banyak ide pas denger lagu fein, jgn di ramein pepek. Lu pada kyk berharap ama gw buat update

Ini intro dlu biar asyik dan terkepo kepo, sisanya lgi gw ketik klo mood. Bye jelek!

• LSD •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang