______________________________________________
!!WARNING!!
Text mengandung campuran kata baku dan kata tidak baku. Mohon dipahami agar tidak ribut di komentar, terimakasih.
______________________________________________
Di hari itu, Childe, mahasiswa SMA Teyvat kelas 2 sedang dalam perjalanan ke sekolah bersama sahabatnya, Akira, mahasiswi SMA Teyvat yang juga kelas 2 seperti Childe.
Pakaian Childe agak berantakan karena sebelumnya dia terburu-buru. Dia bangun kesiangan dan berniat tidak sekolah, tapi Akira menyeretnya sampai dia menyerah dan tetap pergi ke sekolah. Childe menguap malas.
"hoam, aku sangat malas sekolah hari ini. Hari senin yang membosankan."
Akira memutar matanya saat mendengarkan keluhan Childe. Dia mencemooh.
"Cih, tapi kau harus tetap sekolah jika ingin lulus, bodoh. Berhentilah mengeluh."
Childe memutar matanya mendengar omelan Akira. Tapi tiba-tiba dia langsung berdiri tegak saat melihat pujaan hatinya, Zhongli. Childe pun menyenggol nyenggol Akira sambil terus menatap Zhongli yang hendak masuk ke sekolah dengan kedua adiknya.
"Kir, Kir, liat, Kir! Cantik bangett! Udah cantik, kalem, elegan lagi! AAAAAAA, selera gua banget, anjrit!"
"Tapi dia itu jantan, bodoh."
"Bodo amat. Mau dia jantan, betina, anomali, dia tetep makhluk tercantik bagi gua!"
"Bjir, gua kalah cantik dari cowok."
Akira memasang ekspresi '😑' pada reaksi Childe yang melihat Zhongli, crush nya itu.
"Sudahlah, kita harus cepat masuk ke sekolah agar tidak terlambat dan dihukum."
Akira pun meraih merah belakang Childe lalu menyeret tubuhnya menuju sekolah. Childe merengek tidak bisa diam.
"Hei! Lepaskan aku! Aku bisa jalan sendiri!"
Dengan kata lain, akhirnya mereka sampai di sekolah. Mereka masuk ke kelas dan duduk. Satu bangku isinya dua orang, jadi mereka duduk bareng.
"Oh, ya, Kir, kita ada PR dari Bu Ningguang ya? Pinjem contekan lu dong, gua belum ngerjain."
Childe memohon sambil menatap Akira dengan tatapan puppy. Akira pun tidak bisa menahan ekspresi jijik diwajahnya saat melihat tatapan Childe, dia seperti hendak muntah.
"Kau benar-benar kebiasaan. Ini, ambilah, lain kali kerjakan PR mu dan jangan menatapku dengan tatapan itu lagi, menjijikan tau."
Akira memberikan contekannya pada Childe dan Childe pun langsung gembira.
"Terimakasih bestie ku yang amat cantik dan baik hati~"
Mata Akira pun langsung menyipit dan alisnya berkerut, dia agak sedikit menjauh dari Childe.
"Apaan sih, jijik tau ngedenger itu dari orang kayak lu. Udahlah, gua mau ketemu Yoimiya. Kalo udah selesai taruh buku gua di tas."
Akira pun bangkit dari kursi lalu pergi keluar kelas. Childe terkikik melihat Akira pergi. Dia selalu merasa senang menggoda sahabatnya itu karena reaksinya membuatnya tertawa. Dia pun mulai mengerjakan PR nya sambil melihat dari contekan milik Akira.
Beberapa menit kemudian, Zhongli masuk ke kelas dan duduk dikursi barisan samping Childe. Awalnya Childe yang duduk di dekat jendela dan Akira di dekat barisan samping. Tapi saat mengetahui Zhongli duduk dibarisan samping mejanya, Childe pun langsung memaksa Akira bertukar tempat dan akhirnya Akira yang duduk di dekat jendela dan Childe duduk di dekat barisan samping agar bisa lebih dekat dengan Zhongli.
Childe sesekali melirik Zhongli yang ada disampingnya itu. Mengangumi kecantikan wajahnya. Zhongli memang laki-laki, tapi dia punya wajah yang cantik dan manis seperti perempuan. Jadi tidak heran ada beberapa laki-laki yang mengincarnya contohnya Childe.
Childe mencoba fokus pada PR nya tapi karen ada Zhongli disampingnya, dia jadi gagal fokus dan malah terus-terusan menatap Zhongli. Lalu secara tidak sengaja mata mereka bertemu, Childe pun langsung memalingkan pandangannya ke jendela, wajahnya memerah dan dia tidak berani menatap mata Zhongli langsung. Apalagi tadi mata mereka saling bertemu.
"Sialan, aku ketahuan sedang menatapnya... Oh, Childe, betapa bodohnya kau ini. Dia pasti akan berpikiran aneh..."
Ujar Childe didalam pikirannya, jantungnya berdetak kencang dan dia masih tidak berani menoleh ke arah Zhongli. Beberapa detik kemudian, akhirnya dia memberanikan diri untuk menatap ke arah Zhongli.
Saat menoleh ke arah Zhongli, dia melihat kalau Zhongli sedang menatapnya sedari tadi sambil tersenyum tipis. Wajahnya pun segera menjadi merah seperti tomat dan bahkan ada asap keluar dari kepalanya.
Childe pun terbatuk dan berusaha menenangkan diri lalu berbicara dengan nada netral pada Zhongli, meksipun ada sedikit nada gugup dalam suaranya.
"Uhm... Kenapa kau terus menatapku?"
"Apa? Bukankah kaulah yang sejak awal menatapku?"
Karena ucapan Zhongli, Childe menjadi sangat malu dan benar-benar merasa ingin kabur dari tempat itu. Tapi dia masih berusaha bertahan dan menenangkan diri lagi.
"I-itu tidak benar. Aku tidak menatapmu, aku menatap orang dibelakang mu. Jangan geer."
"Oh, begitukah? Tapi tatapan mu seperti tertuju padaku. Tapi mungkin kau benar, aku terlalu geer."
Akhirnya Zhongli pun kembali fokus pada bukunya. Childe menghela nafas lega karena Zhongli tidak melanjutkan masalah itu lagi. Dia pun melanjutkan mengerjakan PR nya lagi sambil sesekali melirik Zhongli lagi.
****
Bell pun berbunyi dan semua orang kembali ke kelas masing-masing. Kali ini kelas Childe jamkos karena gurunya tidak masuk. Akira sedang main hp sedangkan Childe sedang melamun.
Kemudian Childe pun mencoba melirik Zhongli lagi. Dia melihat Zhongli yang sedang fokus membaca buku. Yang awalnya hanya ingin melirik sekarang malah terus menatap. Dia benar-benar terpesona dengan Zhongli dan karena itu dia tidak bisa mengalihkan pandanganya.
Akira pun menyadari kalau Childe terus menatap Zhongli, dia pun akhirnya punya ide licik untuk membuat Childe malu. Dia mematikan hp nya lalu menarik napas sebelum berteriak.
"ZHONGLI! CHILDE MENYUKAI MU!!"
Sontak Childe pun langsung terkejut saat mendengar teriakan Akira. Dengan segera, Childe menutup mulut Akira dengan tangannya.
"A-apa yang kau lakukan?!"
Ujar Childe dengan nada marah dan malu. Kemudian seluruh kelas melihat ke arahnya termasuk Zhongli juga yang membuat wajahnya sangat memerah seperti tomat. Bahkan ada asap yang keluar dari kepalanya.
Childe menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena merasa sangat malu. Akira pun menyeringai licik dan berlaga seolah tidak tau apa-apa.
Childe sedikit mengintip dari tangannya untuk melirik Zhongli. Kemudian dia melihat kalau Zhongli sedang menatapnya sambil tersenyum. Senyumannya terlihat manis baginya. Childe pum terkena serangan panah cinta dihatinya yang membuatnya pingsan dan jatuh ke arah Akira.
Akira yang melihat Childe jatuh ke arahnya pun sontak terkejut dan meraihnya sebelum dia jatuh. Akira dengan panik mengguncang tubuh Childe.
"Oi! Childe! Bangun, Childe! Bangun!!"
Zhongli pun menghampiri Akira sambil menatap Childe yang pingsan dan berkata:
"Apakah dia pingsan?"
"Huh? Ya, dia pingsan karena kau menatapnya sambil tersenyum."
"Begitukah? Kurasa aku harus bertanggungjawab."
Akhirnya Childe pun dibawa ke UKS oleh Akira, dengan bantuan Zhongli juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My beloved crush [Tartali/Chili]
RomanceChilde, seorang mahasiswa SMA Teyvat, berumur 18thn dan juga anak dari seorang CEO kaya raya, jatuh cinta pada mahasiswa bernama Zhongli, yang berumur 18thn dan juga anak dari keluarga kecil yang biasa-biasa saja, memiliki dua adik laki-laki dan per...