1. Memulai

14 2 0
                                    

Sarah terbangun dari tidurnya, terkejut akan teriakan sang mama yang menyuruhnya bangun. Pintu kamar didobrak mama yang sedang mengayunkan sendok sayur.

"Awal masuk sekolah jangan sampai telat, Sarah!"

Sarah membelalakkan matanya, berkedip cepat memandangi kulit wajah mama yang kencang. Kemudian melihat sekeliling dinding kamarnya penuh dengan foto alay-nya, serta koleksi album band legendaris kesukaannya.


"Tunggu, mama kok cantik banget?"


"Maksudmu apa? Memuji biar gak marah? Cepetan mandi!"


Sarah masih kikuk, mencerna semua yang terjadi. Sudah berapa lama ia tertidur?
Apakah ini masih di alam mimpi setelah ia tenggelam?


Perasaan, semua koleksi album Harimu sudah dijual karena terpaksa butuh uang untuk bayar hutang, semua photo card official-nya juga.


Sarah menoleh ke arah mama, "Ma, mama nolongin aku kecebur?"


"Kecebur apa? Kamu kenapa sih, Sarah?"


Gadis itu mengusap kepalanya, berputar mengelilingi kamar, lalu ia beranjak menuruni tangga menuju ke dapur. Semuanya rapi, tidak ada pecahan kaca. Kompor juga masih ada. Stok makanan pun banyak.


"Ellia? Kok kamu balik jadi kecil lagi?"


Gadis yang mengenakan seragam putih navy itu mengernyitkan keningnya, "Emang aku sebesar apa?"


"Harusnya tinggimu udah melebihi kakak, sama mama"


"Iya, liat aja nanti" Jawab adiknya menantang.

"Papa?" Sapa Sarah penuh haru.

Seluruh anggota keluarganya heran dengan tingkah Sarah.

"Kenapa kamu?"

Tidak terasa air matanya menetes, kalaupun ini benar mimpi saat koma, ia tidak ingin bangun untuk selamanya.

"Kita udah di surga ya, Ma? Pa?"

"Hush!" Sendok sayur itu melayang ke kepala Sarah, "Ngawur" Sahut mama.

Meow

Sarah menoleh ke arah sumber suara. Kucing pendek bulu abu-abu. Padahal si mungil itu sudah tiada.

"Belly!" Ia langsung memeluk kucing itu dan menciumnya.

"Cepetan mandi, Sarah!" Mama mulai geregetan.

















Sarah menenggelamkan diri di dalam bath up, setelah beberapa menit menahan napas dalam air, ia kembali mengambil oksigen. Napasnya terengah-engah. Terbukti jika kehidupannya saat ini nyata, bukan alam mimpi atau alam barzah.

"Emang beneran bisa ya waktu berputar kembali?" Pikir Sarah. Entah Sarah harus senang atau sedih. Ia sangat senang  kejadian ini nyata, sehingga akan sering bertemu dengan keluarganya, tetapi akan juga menjadi sedih jika masa kejayaan keluarganya jatuh sebentar lagi dan kehidupannya kacau kembali.

Jika memang benar, Sarah akan memerbaiki semuanya perlahan. Tentunya, ia akan meraih mimpinya yang belum terwujud.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, tapi Sarah masih bersantai di dalam kamar mandinya dengan mengotak atik ponselnya. Ponsel android kecil, kapasitas memori sedikit, gampang panas, dan lemot.





Extra DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang