2010
"Bun dimas berangkat ya sekalian mau jemput tomi ke rumahnya".pamit dimas yang langsung di iyakan oleh sang bunda yang tengah membereskan peralatan makan di meja karena beliau dan dimas usai sarapan.
Motor klasik dimas meninggalkan rumah yang bergaya minimalis nuansa jadul,dengan cat rumah bewarna putih vintage,mencerminkan rumah yang betul betul adem di pandang mata.
Dimas mengendarai motornya dengan santai,apalagi jarak rumah ia dan tomi tidaklah terlalu jauh.bagi dimas nuansa pagi sayang di lewatkan jika dengan kebut kebutan.
Motor yang dimas kendarai sudah berhenti di depan sebuah rumah bewarna hijau sage,rumah yang juga di penuhi pepohonan rindang,ya rumahnya tomi adalah rumah tua peninggalan kakek neneknya yang kini di tempati oleh tomi dan kedua orang tuanya saja.
Belum lagi turun dari motornya,ternyata tomi sudah menghampiri dimas dan tanpa basa basi ia pun langsung naik ke jok belakang.
"Kita berangkat sekarang ya tom?
Tomi hanya nengangguk sembari mengembangkan senyum paling manis nya yang langsung saja dimas tancap gas karenanya.
Keduanya terlihat bahagia menikmati suasana pagi ini,apalagi jalan yang mereka lalui memang di tepi kiri kanan nya di tumbuhi pepohonan hijau nan rindang.
"Dim kita langsung ke kantor kan ya?
"Iya tom".jawab dimas sembari kembali menyusuri jalanan.Motor yang keduanya pun tepat di depan kantor tempat dimana mereka berdua mencari nafkah.ya dimas harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sang bunda setelah sang ayah setahun lalu berpulang.
Dimas memarkirkan motornya di area parkir khusus karyawan dan ia bersama tomi pun segera masuk ke dalam untuk absen finger print,lalu keduanya akan berpisah karena mereka tak satu divisi.
Dimas naik ke lantai empat,sementara tadi tomi sudah di lantai tiga.dimas sendirian di dalam lift karena memang ini terlalu pagi ia tiba di perusahaan.
Dimas menuju ke ruang kerjanya dan ia mulai menyiapkan apa apa saja yang akan ia kerjakan hingga waktu pulang nanti.
_____
Jam makan siang,dimas dan tomi tak makan bersama seperti biasanya karena hari ini dimas tengah menunggu seseorang di ruangan direktur utama dan tentu saja membuat ia harus bersabar menunggu.
Setelah hampir satu jam menunggu akhirnya dimas bertemu juga dengan sang direktur yang sudah memanggil nya dan keduanya terlibat obrolan cukup serius.
"Silahkan di buka dan di baca dengan teliti"__ perintah pak direktur pada dimas yang sudah menerima selembar amplop putih dari tangan beliau barusan.
Dimas pun membuka amplop tersebut dengan sangat berhati hati apalagi ia sedang di buat gugup karena ini.
Setelah amplop di buka,dimas mulai membaca satu persatu kata yang tersusun rapi menjadi sebuah kalimat di sana,ia semakin bingung karena isi surat yang tengah ia baca.
Dimas harus mengulang membaca isi surat hingga dua kali karena ia tak menyangka dengan yang tertulis.
"Bagaimana nak dimas"?__ tanya sang direktur yang sedari tadi memperhatikan dimas.
"Baik pak saya siap"__ jawab dimas dengan sangat percaya diri.
"Baik dan selamat bertugas di tempat yang baru"__ ucap sang direktur sembari mengulurkan tangan kanan nya.
"Sekali lagi saya berterima kasih banyak pak"__ jawab dimas tegas sembari menerima uluran tangan sang direktur untuk berjabat tangan.
Dimas segera beranjak dan mohon undur diri dari ruang kerja sang direktur dan hal pertama yang ingin dimas lakukan adalah menelpon sang bunda tentang penempatan dirinya di tempat yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadia
Short StoryDimas mengalami masa masa kelam dalam hidupnya setelah ia mengalami kecelakaan bersama seseorang yang sangat ia cintai. Dimas tak menyangka saat ia siuman ia tak pernah lagi tahu tentang Nadia,yang tak lain adalah kekasihnya yang juga menjadi korban...