BAB 2

648 4 0
                                    

Kedatangan keluarga Smith dan Prasaja Gustian di sambut baik oleh Roger dan Rossa. Kini mereka berkumpul di ruang keluarga sebelum makan malam bersama. Semantara Carla memandang sengit ke arah Ayesha yang menempeli Damian calon tunangannya.

"Lama banget kita gak ketemu Bang, Abang sekeluarga sehat?" Tanya Anthony memeluk Roger. Meskipun kedua berbeda usia 10 tahun, tetapi keduanya bersahabat, karena Roger merupakan dosennya waktu kuliah. Sebagai mahasiswa dan dosen, keduanya memang cukup akrab.

"Doakan saja abang selalu sehat, dan bisa melihat cicit Abang nantinya," ujar Roger terkekeh.

"Pastinya Bang," balas Anthony, kemudian duduk kembali di sofa dekat istrinya.

"Oh ya, pak William kenapa tidak ikut serta datang kesini?" Tanya Roger saat memperhatikan keluarga Smith tidak ada kehadiran William, orang tua Anthony.

"Kesehatan Daddy lagi menurun Bang, jadi harus banyak istirahat, makanya kami tidak mengajak Daddy ikut," jelas Anthony, tidak memperbolehkan Opa William ikut bersama mereka, karena harus banyak istirahat.

Roger pun mengerti, karena William sudah sangat berumur. Jadi kesehatan orang seumuran William memang cepat mengalami penurunan, tidak boleh banyak beraktivitas seperti layaknya masih muda.

"Jeng Kiara, kalau boleh tau di samping nak Damian itu siapa ya? Gadis itu kelihatan menempeli nak Damian sedari tadi saya perhatikan," ujar Fitriana bertanya selaku Mama Carla. Fitriana tampak tidak menyukai Ayesha yang memeluk lengan Damian. Dari awal pertemuan keluarga mereka, Fitriana sedikit mengamati sikap Damian yang dingin dan datar, serta tidak mudah di dekati. Beberapa kali putrinya sering bercerita, jika Damian sulit ditaklukan bahkan saat di dekati putrinya. Damian bahkan tak segan-segan mendorong perempuan yang berani menyentuhnya kulitnya.

"Hampir saya lupa menjelaskan, jeng Fitri pasti sempat salam paham melihat kedekatan putra saya dengan gadis itu," tebak Kiara melihat Fitriana mengangguk.

"Apa dia pacarnya Damian?" Tanya Fitriana yang malah curiga

"Bukan jeng, dia anak dari adik ipar saya. Namanya Ayesha, dia adik sepupu Damian. Putra saya memang sangat menyayangi Ayesha, karena di keluarga Aldrige, Ayesha satu-satunya cucu perempuan. Jadi jeng Fitri tenang saja, mereka tidak ada hubungan apapun, selain adik kakak," jelas Kiara agar tidak terjadi kesalahpahaman.

"Oh begitu ya jeng, saya kira dia pacar nak Damian, soalnya mereka kelihatan cukup dekat sekali," ujar Fitriana memperhatikan keduanya yang terlihat seperti bukan kakak adik pada umumnya.

"Abang berhenti gigit pipi Ayesha," ujar Ayesha menutup mulut Damian agar tidak bisa menjangkau pipinya.

"Makanya kalau punya pipi jangan chubby dek," ucap Damian berhasil melepaskan tangan Ayesha di mulutnya.

"Damian berhenti ganggu adik mu," tegur Kevin saat melihat Ayesha yang tampak ingin menangis akibat ulah putranya.

"Iya Dad," jawab Damian tidak lagi menggoda adik sepupunya itu.

"Ayesha pindah duduk samping, Papi." Perintah Aiden yang langsung di turutin Ayesha berpindah duduk disamping Om'nya. Namun, gadis itu tak sadar jika disampinga adalah Nathan, sahabat Om dan Abi'nya.

Ketika hendak mendudukan diri di samping Aiden, pantat Ayesha tidak sengaja mengenai paha Nathan. Menyebabkan benda di antara kedua paha Nathan bereaksi, tentu saja Nathan merapatkan pahanya, agar semua orang tidak melihat dirinya yang sedikit terangsang, karena putri sahabatnya.

Ayesha yang berada di sebelahnya, tidak menyadari Nathan duduk dengan gelisah. Mata Nathan yang kemana-mana malah tidak sengaja melihat gundukan buah dada Ayesha yang menonjol di balik baju gamis yang dipakainya. Nathan tau baju gamis yang Ayesha pakai cukup ketat, hingga payudara gadis itu menonjol sempurna. Nathan bisa melihatnya dari samping, meskipun jibab yang di pakai Ayesha menutup sampai dada, tetapi dari samping tetap ada celahnya.

"Masih SMA, tapi kenapa tete'nya bisa segede orang yang sudah melahirkan." Batin Nathan hanya bisa berucap dalam hati, ia juga sedikit membayangkan bisa memegang payudara itu. Mesti telapak tangannya akan sangat pas menangkup buah dada Ayesha.

Ditengah khayalan Nathan, pria itu sampai tidak sadar istrinya mengelus kejantanannya, sampai menegang.

"Kamu lagi pengin Yank, kontol kamu tegang banget," bisik Clarinda sensual di telinga Nathan.

"Cukup sayang, kita gak bisa bercinta sekarang, tunggu pulang. Aku akan menggempur kamu habis-habisan," bisik Nathan.

"Sebelum kita mulai acaranya, ada baiknya kita makan malam bersama lebih dulu," ucap Kevin yang mengerti kode dari Papa'nya, supaya tidak membahas pertunangan Damian sekarang. Sebab Ayesha masih belum tau, jika Damian akan segera bertunangan.

Usai makan malam bersama, mereka berkumpul lagi di ruang keluarga untuk melanjutkan pembicaraan mereka. Sebelum itu Oma Rossa menyuruh cucu perempuannya untuk mengambil cemilan di dapur. Padahal di rumah besar mereka ada banyak pelayan yang bisa Oma Rossa suruh, tetapi demi melancarakan acara Damian, Oma Rossa terpaksa harus menjauhkan cucu perempuan terlebih dahulu.

"Ayesha bisa Oma minta tolong, ambilkan cemilan yang ada di lemari dapur, tolong bawa kesini ya princess," ujar Oma Rossa

"Baik Oma." Ayesha bergegas meluncur ke dapur untuk mengambil seperti yang di minta Oma'nya.

Setelah Ayesha ke dapur. Tiba-tiba Nathan ingin buang air kecil, jadi ia izin pergi ke toilet. Selesai kencing, Nathan yang ingin kembali ke ruang keluarga, jadi mengurungkan niatnya. Nathan malah bersandar di kusen pintu dapur, memperhatikan Ayesha yang berjinjit ingin mengambil cemilan di dalam lemari, tetapi tangannya tidak bisa menggapai.

Dari belakang, Nathan bisa melihat jelas pantat bulat Ayesha yang ditutupi gamis. Tampak seksi, membuat Nathan tidak tahan melihat kemolekan tubuh anak temannya. Walaupun Nathan sering bertemu Ayesha, namun baru kali ini Nathan sangat memperhatikan tubuh anak temannya itu. Bahkan bisa di bilang ini pertama kalinya Nathan melihat Ayesha mengenakan gamis ketat.

Perlahan Nathan mendekati Ayesha, ia berdiri di belakang gadis itu. Matanya berkabut penuh nafsu, ingin meremas bokong seksi anak temannya. Dengan nekat ia memberanikan diri memegang bahu gadis itu.

Hingga Ayesha terkejut dan membalikan tubuhnya menghadap Nathan. Buah dada Ayesha yang menonjol menempel di dada bidang Nathan.

"Om Nathan, kagetin tau," ucap Ayesha sedikit menjauhkan dirinya, memberi jarak antara mereka.

"Hmmm, Om lihat kamu sepertinya kesusahan mengambil sesuatu, benar?" Tanya Nathan sambil mata melirik sekilas payudara yang sempat menempel di dada bidangnya, walaupun hanya sebentar tapi rasanya masih membekas.

"Iya Om, aku mau ambil cemilan itu, tapi tangan aku gak nyampe, mau pakai kursi tapi aku takut jatuh," adu Ayesha, ia sudah pernah naik kursi dan jatuh saat mengambil makanan di atas lemari. Jadi Ayesha sedikit trauma jika harus menggunakan kursi. Ingin meminta bantuan pelayan, namun ia tak melihat ada satupun pelayan di dapur, mau tak mau ia harus berusaha sendiri.

Lanjutan di karyakarsa....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AFFAIR WITH UNCLE NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang