Kael, Big Baby (Daddy)

2.3K 328 43
                                    

Happy Reading

"MAX!! MAXIME!! KAU DIMANAA?!! MAX-" teriakan Gerald terpotong saat melihat banyaknya orang berkumpul di ruang keluarga.

Maxime yang melihat tuan nya berteriak memanggilnya segera menghampiri tuannya yang turun lewat tangga, bahkan masih stay di tangga kedua sebelum menginjak ruang keluarga.

"Tuan, maafkan sa-" ucapan Max terpotong saat Gerald menarik lengannya pelan untuk mendekat dan berbisik,

"Max, mereka siapa? Mengapa mereka ada di mansion ku? Terlebih mereka duduk dengan santainya di sofa ruang keluarga mansion ku. Sangat tidak sopan, ya kan Max?" Sindir Gerald berbisik(?)

Sebelum Maxime sempat menjawab, Gerlad sudah lebih dulu berlari kearah mereka, lebih tepatnya berlari kearah seseorang yang sedang menggendong putra bungsunya, Kael.

Sret

"Berani sekali kau menyenyuh putra bungsu ku dengan tangan kotor mu itu, sialan!!" Ucap Gerald marah setelah mengambil Kael dari gendongan remaja yang tidak asing(?) Dan mendekap Kael dengan erat.

"Berkata kasar, berteriak, turun melalui tangga, berlarian di tangga, dan melupakan kami. Bukan kah kau terlalu berani My Little Boy?" Ucap salah satu pria dewasa disana dengan dingin dan tatapan yang tajam mengarah pada Gerald.

"Siapa yang kau sebut My Lit-" ucap Gerald terpotong saat mengenali suara pria itu dan panggilan yang selalu Keluarga Aksaratama sebut saat memanggilnya.

Dan itu terdengar seperti suara daddynya(?) TUNGGU!! DADDY?!!! AKSARATAMA?!! OH TIDAKKKKK.

"Mengapa kau hanya diam saja adik kecil? Katakan sesuatu dan coba bujuk kami untuk tidak menghukum mu." Ucap salah satu pria yang kini mendekati Gerald yang masih diam membisu dengan tubuhnya yang kaku layaknya batu.

"Kau sangat nakal bear, sepertinya kau merindukan hukuman kami, right?" Bisik pemuda itu tepat di samping telinga Gerald

Kael yang melihat daddynya di tuduh(?) Menatap orang orang yang tidak dia kenali dengan mata yang menyipit, berusaha terlihat seram yang mana jatuhnya terkesan menggemaskan.

"Janan dandu ndy, talian jahat!" Ucap Kael dengan tangannya yang melingkar di leher Gerald posesif.

"Oy bayi kecil, tidak ada yang mengganggu daddy mu." Ucap remaja yang seumuran dengan abang nya, Gio.

"Benal deditu ndy?" Tanya Kael menatap Gerald lucu dengan kepalanya yang dimiringkan.

"Y-ya, sepertinya(?)" Jawab Gerald dengan pelan.

Kael yang mendengar jawaban ragu dari Gerald mengerutkan keningnya, lalu melepaskan tangannya yang melingkar di leher Gerald, dan beralih meraih kedua pipi Gerald yang halus, putih tanpa ada pori pori.

"Ndy, janan tatut, ada El." Ucap Kael berusaha menenangkan Gerald yang terlihat gelisah.

"Pfft, bayi menenangkan bayi? Yang benar saja." Ucap remaja yang lain namun masih seumuran Gio.

"Cutt, amu diam caja! Amu nda di jak auu!" Ucap Kael kesal saat menganggu acara 'Menenangkan Daddy Gerald'.

Gerald yang melihat hal itu terkekeh, sedikit rasa gelisah nya menghilang, walau tidak sepenuhnya.

"Daddy baik baik saja, makasih sudah menghibur dan menenang kan daddy." Ucap Gerald sebelum mengecup wajah Kael berkali kali.

"Hihi cudah ndyy, cudahh, hahahahahah" tawa Kael Menggema diseluruh ruang keluarga itu.

"Sudah waktunya makan malam boy, nanti kita lanjutkan kembali pembicaraan ini, juga membicarakan hukuman apa yang cocok untukmu agar kau jera dan tidak mengulanginya lagi."

"Maaf" cicit Gerald.

"Simpan maaf mu itu Little Boy." Ucap pria yang seumuran Gerald, mungkin lebih tua beberapa tahun dari Gerald.

Akhirnya mereka berjalan menuju dining room dengan pria yang lebih tua dari Gerald merangkul pinggang Gerald posesif dan berjalan beriringan dengan Gerald yang masih mendekap Kael.

Sesampainya mereka di dining room, pria yang sudah berkepala 4 duduk ditempat yang biasa Gerald tempati, lalu diikuti pria lainnya di sisi kiri, dan remaja disisi kanan.

Gerald tentu saja disisi kanan dekat dengan pria yang duduk di tempatnya.

Sebenarnya Aksaratama mempunya beberapa peraturan yang tidak tertulis, salah satunya adalah dalam keluarga, pria yang lebih tua wajib menduduki kursi makan di tengah, sebagai pemimpin. Kelima anaknya duduk di sampingnya dan Kael tetap di pangkuannya.

Setelah mereka semua duduk di kursi masing masing, para maid segera menyajikan berbagai makanan di atas meja dengan menu favorit para tuannya.

"Mulai." Titah pria yang berkepala 4 namun terlihat berkepala 2.

Makan malam dimulai dengan hening setelah si pemimpin mengatakan titahnya, namun keheningan di dining room tidak bertahan lama, karena Gerald menanyakan makanan apa yang ingin di makan oleh Kael.

"El ingin mam apa?" Tanya Gerald menatap Kael yang juga di balik tatap oleh si empunya.

"El mau mam... eum... apa yahh..." jawab Kael menggantung, saking banyaknya makanan yang tersaji Kael kesulitan menentukan makanan yang akan ia makan untuk malam ini.

"Bagaimana dengan rendang?" Ucap pria yang duduk disisi kiri ke-3 merekomendasikan.

"Bayi harus makan yang lembut, bagaimana dengan bubur?" Ucap remaja yang duduk di samping Gio.

"El butan bayi!" Sentak Kael menatap remaja itu penih permusuhan.

"Sayur?" Rekomen pria yang duduk disisi kiri bagian ke-2.

"El can cayul, ndy El mau mam elti ndy." Jawab Kael sebelum menatap Gerald dan mengatakan permintaannya.

"Daddy mu bahkan belum mengambil makanan apapun bayi." Ucap pria yang duduk disisi kiri bagian ke-3.

Saat si pria mengatakan hal itu, sontak seluruh atensi yang tadinya mengarah pada Kael kini berpindah mengarah pada piring Gerald. Dan benar saja, Gerald belum mengambil makanan, bahkan nasi pun tidak ada di atas piringnya.

"Gerald." Geram pria yang duduk di kursi tengah.

"Aku akan mengambilnya setelah Kael menentukan makanan nya, daddy tidak perlu khawatir aku tidak akan makan, aku pasti makan kok." Ucap Gerald menjelaskan mengapa tidak ada makanan yang berada di atas piringnya.

"Makan Gerald." Titah pria yang duduk tepat di sebrangnya.

Setelah mendengar titah pria itu, Gerald segera melirik Maxime yang berdiri tidak jauh dari meja makan.

Maxime yang mengerti arti lirikan itu segera berjalan kearah meja makan, tepatnya kearah Gerald.

Sesampai di belakang Gerald, Maxime menbungkuk sekilas lalu mengambilkan nasi dan lauk yang Gerald inginkan.

Akhirnya makan malam berjalan dengan lancar, tidak hening karena Gerald yang menyuapi Kael dengan suara suara yang menggemaskan yang di keluarkan.

♡♥︎♡♥︎♡




Thank you for reading my story.

And thanks for vote my story.

Kasih tau aku kalau ada kata kata yang salah atau kurang nyaman untuk kalian baca.

See u next time reader !!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang